Profil
Bentoel Group
PT Bentoel Internasional Tbk. merupakan perusahaan tembakau terbesar kedua (setelah Sampoerna) di Indonesia. Awal mulai berdirinya Bentoel tentu tidak dapat lepas dari sang pendirinya Ong Hok Liong yang kala itu masih menjadi industri rumahan bernama Strootjes Fabriek Ong Hok Liong pada tahun 1930. Beberapa waktu kemudian, industri tersebut berganti nama menjadi N.V Pertjetakan Hien An pada tahun 1951 yang kemudian kembali berganti menjadi PT Perusahaan Rokok Tjap Bentoel empat tahun berselang. Perkembangan industri yang dicapai Bentoel membuatnya semakin melebarkan bisnis yang dijalaninya. Hal ini diperkuat dengan memberi inovasi baru dalam produk rokok buatannya yakni dengan memproduksi sigaret kretek mesin (SKM) ber-filter yang pertama muncul di Indonesia pada tahun 1960-an. Dampaknya posisi Bentoel semakin kokoh di puncak sebagai produsen rokok dalam negeri di era tahun 70-80an. Pada tahun 1990 Bentoel berhasil mencatatkan sahamnya untuk pertama di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Beberapa pencapaiannya membuat Philip Morris Internasional (PMI) mulai melirik dan menawarkan berbagai bentuk kerjasama yang dimulai pada tahun 1984 hingga terjalin hubungan yang terjaga hingga lebih dari 20 tahun yang pada akhirnya berhenti. Pada tahun 1991, Rajawali Group berinisiatif untuk mengambil alih saham Bentoel yang pada saat itu mengalami berbagai masalah keuangan. Dengan manajemen baru-nya, Bentoel berhasil menyelesaikan masalah hutang perusahaan dengan beralih ke PT Bentoel Prima yang dikelola perseroan. Pada tanggal 17 Juni 2009 British American Tobacco (BAT) melakukan akuisisi terhadap Bentoel. Hingga pada akhirnya pada tanggal 1 Januari 2010 PT Bentoel Internasional Investama Tbk bergabung dengan BAT yang merupakan kelompok perusahaan tembakau terbesar kedua di dunia. Dengan ini menempatkan Bentoel dalam jajaran empat besar produsen rokok di Indonesia. Beberapa produk Bentoel antara lain Sejati, Tali Jagat, Bentoel Biru, Dunhill Mild, Club Mild, Country, Pall Mall, Star Mild dan beberapa varian lainnya.
Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.