Profil
Berau Coal Energy
PT Berau Coal Energy merupakan salah satu perusahaan yang menyediakan bahan tambang terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak tahun 2005 dengan nama PT Risco. Pendirian perusahaan ini sesuai dengan Akta Notaris Nomor 2 Rony Saputra S, SH, tanggal 7 September 2005 yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No C-31138.HT.01.01.TH.2005 tanggal 23 Nopember 2005. Perusahaan kemudian dimiliki oleh Recapital Group (Recapital) melalui anak perusahaan yakni PT Bukit Mutiara dan PT Bentara Energi Asia Utama sejak tahun 2009. Setahun kemudian, perusahaan resmi berganti nama menjadi PT Berau Coal Energy Tbk sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham No.207 tanggal 21 April 2010 yang telah dipakai hingga sekarang.
PT Berau Coal Energy merupakan perusahaan induk dari Berau Coal yang merupakan penyedia batu bara terbesar ke-5 di Indonesia bila dilihat dari segi industri pada tahun 2009. Berau Coal sendiri mulai beroperasi sejak tahun 1983 dengan unit bisnis berupa survei, eksplorasi, penambangan batu bara serta melakukan pemindahan, penyimpanan, penjualan dan eksplorasi batu bara dari wilayah konsesi-nya. Berau Coal juga telah menjalin kerjasama dengan perusahaan milik negara yang memberikan kewenangan untuk konsesi batu bara yakni PT. Perusahaan Umum Tambang Batu bara (PUTB). Dalam kerjasama tersebut terjadi penandatanganan PKP2B yang memberikan izin bagi Berau Coal untuk melakukan kegiatan penambangan dalam area 487.217 hektar yang terletak di Kalimantan Timur. Namun wilayah konsesi-nya dilepas setelah diadakan studi tentang kelayakan yang tertuang dalam Keputusan tentang Penciutan dan Perluasan Wilayah Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batu bara sesuai dengan keputusan Direktur Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral pada 7 April 2005. Dengan hal ini total wilayah konsesi Berau Coal menjadi 118.400 hektar.
Hingga saat ini Berau Coal telah berhasil menjalankan bisnis tambang-nya di 3 tempat yang tersebar di daerah Lati, Binungan, dan Sambarata dengan cadangan batu bara mencapai lebih dari 346 juta ton pada Desember 2009 lalu. Batu bara Berau Coal telah mampu tersedia bagi para pelanggan yang datang dari dalam negeri dan luar negeri khususnya kawasan Asia seperti China, Hong Kong, India, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand. Dengan visi "Menunjang perwujudan masa depan cemerlang melalui peran aktif-nya sebagai pengalih ragam energi yang eksponensial", Berau Coal telah memproduksi batu bara yang terbagi dalam 4 label yakni “Mahoni”, “Mahoni B”, “Agathis”, dan “Sungkai”. Dengan komitmen menjaga hubungan baik dan hidup secara berdampingan secara harmonis dengan masyarakat, perusahaan ini semakin mantap untuk melangkah di masa depan demi menjadi perusahaan batu bara yang eksponensial.
Di pengujung tahun 2012, Berau Coal Energy mencari terobosan demi meningkatkan penjualan dan peningkatan produktivitas perusahaan. Perusahaan tersebut akan memasarkan batu bara ke negara yang sebelumnya pernah menjadi target penjualan seperti Thailand dan melakukan diversifikasi pasar ke negara ASEAN. Selain itu ia akan melakukan banyak perbaikan mulai dari perencanaan penambangan serta aplikasi efisiensi produksi.
Pada Maret 2013, perusahaan tersebut mengangkat Eko Santoso Budianto sebagai direktur utama menggantikan Rosan perkasa Roeslani. Sebelumnya Eko adalah direktur operasional PT Berau Coal, anak usaha perusahaan. Di tangannya, PT. Berau Coal berhasil meraih pertumbuhan produksi yang sangat besar, yakni tiga juta ton batu bara per tahun sejak 2010.
Last update 30 Agustus 2013 pukul 16:15
Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.