Profil
Berlian Laju Tanker
PT. Berlian Laju Tanker Tbk (BLTA) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia jasa transportasi laut terpadu yang berkantor pusat di Jakarta. Perusahaan ini mengkhususkan diri dalam kargo curah cair seperti minyak mentah, minyak pelumas, bahan kimia cair, gas cair, minyak nabati dan minyak hewani, molase dan aspal serta produk-produk minyak bumi lain. Perusahaan ini pertama kali didirikan sejak tahun 1981 dengan nama PT. Bhaita Laju Tanker yang memulai usahanya dengan mengoperasikan dua tanker minyak tonnage 12,050 DWT. Kemudian pada tahun 1988, perusahaan ini merubah nama-nya menjadi PT. Berlian Laju Tanker. Seiring dengan pergantian nama tersebut, perusahaan telah berhasil mengoperasikan lebih dari 51 kapal dengan total tonnage 1,223,636 DWT. Perusahaan ini terbukti tidak hanya mampu melayani pelayaran domestik saja, namun telah berlayar hingga ke negara-negara internasional yang meliputi kawasan Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan and Timur Tengah.
Dengan komitmen "Mengantarkan ke tujuan dengan selamat, berdaya saing, dan ketepatan waktu", BLTA telah memberikan layanan yang bisnis transportasi gas cair dan kargo berkualitas hingga menjadikan BLTA sebagai perusahaan pelayaran terbesar di Asia yang dilengkapi dengan armada canggih yang dibantu dengan kru yang terlatih, berpengalaman dan bersertifikat internasional. Sejak tahun 1986, BLTA terus berupaya untuk mengembangkan bisnis pelayarannya dengan melayani transportasi luar kargo seperti bahan kimia, liquefied petroleum gas (LPG), palm oil, dan molase. Selain itu sejak tahun 1990 BLTA menjadi perusahaan perkapalan pertama yang berhasil mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dengan kepemilikan 1005 oleh Indigo Pacific Corporation, Diamond Pacific Corporation dan Asean Maritime Corporation. Seiring dengan terjalinnya kerjasama dengan beberapa perusahaan besar lainnya semakin memperkokoh pemasaran dan jaringan global. Dengan kerjasama ini juga diharapkan dapat mengurangi resiko pemasaran yang terjadi akibat imbas dari ketidakstabilan ekonomi domestik. Dengan motto "Delivers with Safety", perusahaan memberikan pelayanan terbaik guna meningkatkan pelayanan pada konsumen dengan menerapkan teknologi dan sumber daya manusia yang terbaik serta mengelola kapal sesuai dengan International Safety Management Code (ISM Code) membuat BLTA mampu bertahan di tengah-tengah persaingan dalam perdagangan bebas.
Pada tahun 2012 BLTA sempat terjerat kasus penghentian pembayaran kupon dan pokok utang obligasi perusahaan. Untung-nya pada tahun 2013 rencana perdamaian antara BLTA berhasil disepakati. Dalam keputusan tersebut, persetujuan dari seluruh kreditur separatis (dengan jaminan) dengan nilai tagihan Rp903 miliar dengan 151 kreditur konkuren yang diwakili tagihan Rp6,99 triliun (82%) serta yang menolak 65 kreditur mewakili piutang Rp1,51 miliar (18%). Dengan ini BLTA mampu membayar tagihan untuk BCA dengan tagihan Rp44,4 miliar dari 4 tahun menjadi 10 tahun, Bank Mandiri dalam tempo 10 tahun dengan jaminan 6 kapal, Bank Mizuho yang juga akan dibayar dalam tempo 10 tahun.
Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.