Profil
Budi Acid Jaya
PT Budi Acid Jaya Tbk merupakan salah satu kelompok bisnis yang bergerak dalam bidang agribisnis terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini berada di bawah naungan Sungai Budi Group ( SBG ) yang telah berdiri beberapa tahun setelah Kemerdekaan Republik Indonesia yakni tahun 1949 di Lampung. Unit usaha yang diperdagangkan antara lain kopi, lada hitam, keripik singkong dan komoditas pertanian lainnya. Melalui kepemimpinan dari Mr. Widarto dan Mr. Santoso Winata sebagai Ketua dan Wakil, kelompok bisnis ini berkembang semakin pesat dengan mulai menghasilkan varian produk yang nantinya akan didistribusikan hingga ke luar Lampung, khususnya di Pulau Jawa maupun kota-kota besar lainnya di Indonesia. Saat ini, kelompok bisnis ini merupakan produsen utama tepung tapioka serta tepung beras, dan salah satu pemain utama dalam industri kelapa sawit dan produk turunannya serta serangkaian produk yang digunakan sebagai bahan baku untuk makanan, kertas, permen, bahan kimia dan industri lainnya.
Pada awal-nya perusahaan ini didirikan untuk pertama kali pada tahun 1979. Perusahaan hanya dibantu oleh fasilitas 1 pabrik asam sitrat saja saat tahun-tahun awal berdiri. Namun sejalan dengan perkembangan usaha yang semakin tumbuh dengan pesat, perusahaan mulai memfokuskan diri dalam pengembangan produk berbasis singkong dengan produk utamanya berupa tepung tapioka dan asam sitrat. Usaha ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana dan mulai menjadi perusahaan terbuka. Rencana tersebut akhirnya dapat terealisasikan pada tahun 1995 saat perusahaan berhasil mencatatkan saham-nya untuk pertama kali di Bursa Efek. Hingga saat ini perusahaan yang dibantu oleh beberapa anak perusahaan dalam naungan SBG ini telah memiliki fasilitas produksi antara lain 13 pabrik tepung tapioka, 3 pabrik asam sitrat, 1 pabrik asam sulfat, 3 pabrik kantong plastik, 1 pabrik Glukosa, 1 pabrik Glukosa, Fruktosa dan Malthodextrine, 1 pabrik Glukosa dan Sorbitol, 2 pabrik olahan Tapioka serta 1 pabrik MSG (monosodium glutamat).
Perusahaan terus berupaya untuk mengembangkan berbagai inovasi dalam menjaga lingkungan. Salah satu-nya dengan melakukan kegiatan Green Transformasi yang sekarang masih dalam tahap pengembangan. Dalam kegiatan ini perusahaan sedang membangun pembangkit listrik tenaga bio gas yang diperoleh dari konversi limbah cair pabrik tapioka. Pembangkit listrik yang dibangun di 8 pabrik tapioka di Lampung tersebut nantinya dapat memenuhi kebutuhan energi perusahaan. Selain itu dengan proyek-proyek anaerobik yang dapat mengubah limbah singkong menjadi gas metana yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga gas. Pembangkit listrik ini dapat menghasilkan listrik yang dapat digunakan untuk kebutuhan pabrik sendiri. Proyek ini juga dapat mengurangi efek rumah kaca. Rencana-nya proyek-proyek ramah lingkungan ini akan didaftarkan ke UNFCCC (United Nations Framework Convention in Climate Change) atau salah satu badan PBB yang menangani tentang perubahan iklim, sebagai bagian dari Clean Development Mechanism (CDM) sebagai upaya penyelamatan lingkungan.
Pada dasarnya pembangkit listrik tenaga bio gas ini sangat memberikan manfaat bagi perusahaan, di antaranya memberikan pasokan listrik yang stabil, biaya yang lebih murah dibandingkan dengan menggunakan generator listrik, pemanfaatan limbah merupakan salah satu upaya untuk ikut serta dalam penyelamatan lingkungan, dan beberapa manfaat lainnya. Namun salah satu hal penting dengan pengembangan ini adalah perusahaan akan menerima sertifikat Certified Emission Reduction (CER) yang dibutuhkan oleh negara-negara maju untuk mengurangi efek rumah kaca yang nanti-nya dapat membantu kemajuan perusahaan. Saat ini setidaknya perusahaan telah berhasil membangun pembangkit listrik bio gas di 8 tempat yakni Way Abung, Tulang Bawang, Gunung Agung, Pakuan Agung, Ketapang, Terbanggi, Way Jepara dan Unit 6 yang semuanya berada di Lampung.
Riset dan analisa oleh Tryning Rahayu Setya W.