Profil
Budi Hamidjaja
Banyak yang mengira produk makanan cepat saji yang satu ini sebagai produk dari luar negeri. Dari namanya yang terdengar sangat Amerika, tidak salah jika hanya sedikit orang yang tahu bahwa California Fried Chicken (CFC) adalah produk asli milik orang Indonesia. Sang kreator dan pemilih nama produk tersebut adalah Budi Hamidjaja, seorang pengusaha lulusan Randwick North High School, salah satu sekolah menengah yang terdapat di Australia. Setelah lulus dari Randwick pada 1982, Budi melanjutkan pendidikannya di University of New South Wales untuk belajar teknik, terutama teknik elektro dan ia berhasil lulus dengan baik. Namun, selama 7 tahun tinggal di Sydney, tak hanya ilmu akademik dan gelar saja yang ia dapatkan, ia juga mencoba beberapa pekerjaan sebagai pengalaman dan berusaha mencari celah untuk berbisnis. Budi sempat bekerja pada Rothmans of Pall Mall Australia PTY LTD yang berkutat dalam bisnis produksi rokok. Ia bekerja di sana selama kurang lebih setahun, sebelum akhirnya oleh perusahaan tersebut ia dikirim ke tanah kelahirannya di Indonesia sebagai National Sales Training Manager, lalu sebagai Sales Operation Manager, dan yang terakhir sebagai Field Operation Manager di perusahaan Philip Morris Asia Inc.
Setelah cukup berpengalaman dalam dunia industry, ia mencoba peruntungannya dalam bisnis property, yakni pada PT Lippoland Development. Di perusahaan tersebut terakhir ia berposisi sebagai Senior Marketing Manager Resort-Residential.
Selepas dari Lippo, ia kemudian pindah ke PT Putra Surya Perkasa sebagai General Manager Marketing. Di sinilah ia mulai menapaki jalur kesuksesan dengan keberhasilannya menjual ribuan unit rumah, mulai ndari yang sederhana, kelas menengah, hingga apartemen.
Budi Hamidjaja selain dikenal sebagai pengusaha dan pebisnis yang sukses, ia juga memiliki kepribadian yang santun, baik, dan relijius. Bagi rekan-rekan dan koleganya, Budi merupakan sosok yang cerdas, namun senantiasa bersahaja. Keberhasilannya dalam membangun CFC dibawah naungan PT Pioneerindo Gourmet Tbk. menjadi salah satu hasil kerja keras usaha dan doanya selama ini. Bayangkan saja, pada 2001, CFC berhasil meraih pendapatan sekitar 154 miliar rupiah, mengalami peningkatan 12% dari tahun sebelumnya, dan rata-rata perharinya menghabiskan kurang lebih 30-40 ton ayam. Menurutnya, pemilihan nama memang merupakan salah satu faktor terpenting untuk mengikuti selera pasar. Nama yang akrab di telinga masyarakat akan sangat membantu dan mendongkrak tingkat penjualan produk yang dijual. Selanjutnya, menurut pria yang lahir pada 1961 ini hidup adalah proses belajar, di mana tidak ada kata berhenti untuk mengalami proses perbaikan.
Riset dan analisis: Muhammad Nizar Zulmi