Apakah Bekas Darah Haid yang Sulit Dibersihkan Termasuk Najis? Ini Penjelasan Dalam Islam
Hukum mengenai bekas darah haid yang menempel pada pakaian atau tempat tertentu.

Menstruasi atau haid adalah suatu kondisi fisiologis yang dialami oleh setiap wanita dari masa pubertas hingga menjelang menopause. Bagi seorang Muslimah, memiliki pemahaman yang mendalam tentang hal ini sangatlah penting, karena berkaitan erat dengan pelaksanaan ibadah sehari-hari.
Darah haid termasuk ke dalam kategori najis, dan tidak jarang pada waktu-waktu tertentu darah ini dapat menempel pada pakaian atau tempat lainnya. Meskipun sudah berusaha untuk membersihkannya, seringkali bekas tersebut sulit untuk dihilangkan.
Masalah ini sering dialami oleh wanita saat menstruasi. Pertanyaannya, apakah bekas darah tersebut termasuk dalam jenis najis? Berikut ini adalah penjelasannya yang dikutip Merdeka.com dari bincangmuslimah.com.
Hukum Mengenai Bekas Darah Haid yang Sulit Dihilangkan

Pengalaman yang dialami oleh Khaulah binti Yasar, sahabat perempuan Nabi, sangat berkesan. Ia datang kepada Rasulullah untuk menceritakan permasalahan yang dihadapinya, yaitu saat pakaian yang dikenakannya terkena darah haid dan tidak memiliki pakaian lain untuk digunakan.
Rasulullah kemudian memberikan saran untuk mencuci pakaian yang terkena darah tersebut, dan setelah itu, ia bisa menggunakannya untuk melaksanakan shalat. Khaulah pun melanjutkan pertanyaannya, "Bagaimana jika bekasnya tidak hilang?" Mendengar pertanyaan itu, Rasulullah menjawab dengan tegas:
"Cukup kamu cuci dengan air, dan tidak usah pedulikan bekasnya."
Dengan penjelasan tersebut, dapat dipahami bahwa bekas darah haid yang menempel pada pakaian tetap dianggap suci, sama seperti keadaan pakaian sebelum terkena darah haid, asalkan Khaulah telah berusaha mencucinya dengan baik.
Apabila pakaian telah dicuci dengan sungguh-sungguh namun bekas noda darahnya masih terlihat, maka pakaian tersebut tetap suci dan diperbolehkan untuk digunakan saat shalat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya usaha dalam menjaga kesucian dan kebersihan, serta kemudahan dalam menjalankan ibadah meskipun menghadapi kendala.
Najis Ma'fu

Pemaparan mengenai hal ini juga telah ditulis oleh Syekh Hasan Sulaiman An Nuri dan Syekh Alawi Abbas Al Maliki dalam kitab Ibanatul Ahkam. Dalam kitab tersebut, terdapat penjelasan yang berbunyi:
"Bekas warna (najis) yang tersisa pada pakaian dimaafkan setelah pakaian dicuci secara serius." Penjelasan ini menunjukkan betapa kasih sayang Allah kepada umat-Nya. Ketika kaum perempuan menghadapi kesulitan, Allah selalu memberikan kemudahan.
Dengan demikian, jika pakaian masih terdapat noda darah haid yang sulit dihilangkan, pakaian tersebut tetap diperbolehkan untuk digunakan dalam sholat. Ini berarti bahwa najis tersebut dapat dimaafkan (ma'fu) dan tidak akan membatalkan sholat yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa Allah memahami kondisi hamba-Nya dan memberikan kelonggaran dalam menjalankan ibadah.