Profil
Cri Puspa Dewi Motik Pramono
Wanita yang terlahir dengan nama Cri Puspa Dewi Motik telah banyak mewarnai dunia perempuan di Indonesia. Anak ke-4 dari 9 bersaudara itu telah menunjukkan banyak keahlian sejak masih muda, dan hal tersebut mendapat dukungan penuh dari sang ayah yang merupakan seorang pengusaha. Dewi Motik pernah belajar Bahasa Inggris di Kedutaan Perancis, dan selama menjalani kuliah baik di dalam maupun luar negeri ia selalu berusaha mencari uang sendiri dengan berbagai cara. Ia pernah berjualan benda-benda kerajinan khas Indonesia, berjualan kue dan makanan, dan masih banyak jenis usaha lain pernah ia jajal.
Maka dari itu, tak mengherankan jika ia akhirnya terpilih sebagai Ketua Sub Konsorsium Usaha Jasa Boga dan Memasak Depdikbud pada tahun 1984-1990. Selanjutnya, pada tahun yang hampir bersamaan Dewi Motik terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Boga Indonesia Pusat 1987-1999.
Selain bergiat di bidang usaha, terutama boga, Dewi Motik memiliki misi kuat untuk membina dan memberdayakan para perempuan Indonesia, apalagi setelah ia didapuk menjadi Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) . Contoh langkah nyatanya adalah pada tahun 2010, ketika ia menjalin kerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam menyosialisasikan program internet sehat. Ia juga mempelopori terselenggaranya Kowani Fair sebagai ajang menumbuhkan semangat kewirausahaan di kalangan perempuan Indonesia.
Selain perempuan, masalah usaha kecil juga mendapat perhatian khusus dari Anggota dari World Assembly of Small & Medium Enterprises (WASME) ini. Peran serta dan aktivitas ibu 3 orang anak ini tidak terbatas di dalam negeri, tetapi sudah mendunia. Ia banyak mendapat undangan dari luar negeri, baik pemerintahan, lembaga asing, maupun PBB, untuk menyampaikan pandangannya di bidang lingkungan hidup dan pembangunan hidup berkelanjutan atau di bidang ekonomi dan kewanitaan. Peranan internasionalnya antara lain pada tahun 1996 saja ia menjadi pembicara pada seminar "On Improving Trade & Investment antara Indonesia dan Yunani di Yunani, pembicara sekaligus terpilih menjadi wakil presiden pada "International Congress of World Association of Small and Medium Enterprises" (WASME) di India, pembicara dalam "World Convention The Federation of Island Nation for World Peace" di Jepang, pembicara dalam 5th International Federation of women Entrepreneur di Australia, dan pembicara dalam "Australian Council of Business Women LTd.-Business Forum" di Australia.
Selama tahun-tahun berikutnya, wanita yang jika ditanya profesi selalu menjawab bahwa dirinya adalah ibu rumah tangga ini masih aktif di bidangnya. Tahun 1997 beliau menjadi pembicara dalam "The 10th World Association of Small & Medium Enterprises Congress" di Amerika Serikat, memimpin sidang "The 6th International Federation of Women Entrepreneurs Conference (IFWE) sebagai Presiden IFWE di Ghana, pembicara dalam "An International Forum of Strengthening Women's Business Organization" di Amerika Serikat, dan menjadi pembicara dalam "FCEM 45th International Congress of Women Business Owners: oleh The National Association of women Business Owners" di Afrika Selatan.
Beliau juga sering membawa nama Indonesia ke kancah internasional, seperti saat menjadi delegasi Indonesia mewakili Dunia usaha pada "Asia Pacific Forum for Environment and Development (APFED) di Jakarta tahun 2002, dan anggota delegasi Indonesia mewakili Business Forum dalam Preparqtory Committee IV Ministerial Meeting Wold Summit and Suistainable Development di Bali pada tahun yang sama.
Oleh: Swasti