Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Djoko Susilo

Profil Djoko Susilo | Merdeka.com

Djoko merupakan lulusan Akpol angkatan 1984 yang pertama mendapat bintang satu. Bintang itu diperolehnya saat dia menjadi Dirlantas. Sedangkan bintang dua didapat Djoko saat menduduki posisi Kakorlantas. Prestasi ini didapat Djoko lebih dulu ketimbang teman satu angkatannya, Putut Bayu Seno, yang pernah menjadi ajudan Presiden SBY dan kini menjabat Kapolda Jabar. Ketika menjadi orang nomor satu di Polres Jakarta Utara, nama Djoko bersinar lantaran bisa membangun mapolres pimpinannya tanpa melibatkan APBN dan Mabes Polri. Pembangunan itu sepenuhnya merupakan bantuan pengusaha.

Namanya semakin terangkat saat menduduki kursi Dirlantas Polda Metro Jaya. Saat itu dia merintis Traffic Management Center (TMC) yang dilengkapi CCTV dan layanan SMS. Bahkan dia meremajakan armada patroli dengan mendatangkan puluhan sepeda motor merek Yamaha dan Harley Davidson bagi Subdit Patwal dan Brigade Motor.

Kemudian pada 2008, keluarlah telegram rahasia (TR) di mana Djoko ditunjuk sebagai Dirlantas Polri menggantikan Brigjen Yudi Susharianto. Promosi menjadi pati bintang satu pun didapatnya. Di Ditlantas Polri, Djoko merintis National Traffic Management Center (NTMC) yang berembrio dari TMC.

Pada 2009-2012 terjadi reorganisasi Polri yang menjadikan institusi Ditlantas ditingkatkan ke Korps Lantas dengan pati bintang dua sebagai Kepala Korps. Nah, waktu itu Kapolri yang dijabat Bambang Hendarso Danuri mempromosikan Djoko sebagai Kakorlantas yang baru. Otomatis Djoko mendapat promosi bintang dua (irjen).

Dalam peringatan Hari Konsumen di TMII, Djoko dengan bangga mempresentasikan kendaraan simulator ujian SIM di depan Presiden SBY dan Ibu Ani Yudhoyono. Di akhir tahun 2011 Djoko bersama Korlantas menambah armada patwal dan Brigade Motor dengan Honda Goldwing.

Pada 2012  Djoko dipromosikan menjadi Gubernur Akpol yang berkedudukan di Semarang. Baru beberapa bulan menjabat, Djoko sudah mengganti beberapa armada mobil dan sepeda motor para pendidik dan operasional dengan menggandeng pabrikan besar.

Namun karir Djoko mulai menemui batu sandungan setelah KPK menerima pengaduan masyarakat terkait pengadaan kendaraan roda dua dan roda empat simulator ujian SIM tahun anggaran 2011 yang beraroma suap. KPK menjadikan Djoko sebagai tersangka. Kantor yang dulu dipimpinnya, gedung Korlantas di Jl MT Haryono, Jaksel, digeledah. Penggeledahan tidak berlangsung mulus karena ada tarik ulur antara penyidik KPK dan petugas Korlantas.

Dia ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi pengadaan kendaraan simulator ujian SIM tahun anggaran 2011. Irjen Djoko Susilo sendiri dimutasikan dari Perwira Tinggi Kepolisian. Sebagai Kepala Korlantas, Djoko diduga berperan dalam kasus dugaan korupsi simulator ujian SIM yang merugikan negara hingga Rp 100 miliar ini. Dia
diduga menerima suap dari pemenang tender sebesar Rp 2 miliar yang diserahkan melalui sebuah paket ke kantor Korlantas oleh Direktur Utama PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo Bambang.

Riset dan analisis oleh Vizcardine Audinovic