Awalnya untuk Usir Roh Jahat, Kembang Api untuk Perayaan Tahun Baru Sudah Ada Sejak Ribuan Tahun Lalu, Begini Sejarahnya
Pertunjukan kembang api selalu menghiasi perayaan malam pergantian tahun di berbagai belahan dunia.
Setiap tahunnya hampir seluruh warga di dunia merayakan tahun baru dengan pertunjukan kembang api.
Tepat pada tengah malam sebelum pergantian tahun, kembang api diledakan seraya menghitung mundur hingga pukul 00.00 yang menandai pergantian tahun baru. Namun dari manakah tradisi kembang api ini berasal?
-
Mengapa kembang api dibuat pertama kali? Mereka sebenarnya mencari resep untuk hidup kekal, tapi apa yang mereka ciptakan tetap mengubah dunia.
-
Kapan kembang api pertama kali dibuat? Menurut American Pyrotechnics Safety and Education Foundation, pada sekitar tahun 800 M, para alkemis Tiongkok mencampurkan senyawa, belerang, dan arang untuk menghasilkan bubuk mesiu mentah.
-
Bagaimana kembang api pertama dibuat? Untuk membuat kembang api pertama, mereka mengemas bubuk mesiu baru ke dalam rebung dan melemparkannya ke dalam api, sehingga menimbulkan ledakan keras.
-
Kapan tradisi melompati api dilakukan? Melompati api merupakan tradisi yang dilakukan pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
-
Kapan tradisi bakar gunung api dilakukan? Pelaksanaan tradisi bakar gunung api ini berlangsung pada malam takbiran.
-
Kapan tradisi ini dimulai? Tradisi undangan berhadiah kopi saset hingga bumbu masak telah lama digunakan masyarakat Majalengka sebelum melangsungkan hajatan.
Menurut beberapa sejarawan, kembang api pertama kali muncul di China pada periode Dinasti Han tahun 202 SM - 220 SM, saat itu orang-orang melemparkan batang bambu ke dalam api untuk menghasilkan ledakan.
Namun, sejarawan lain mengungkapkan kembang api berasal dari periode Dinasti Song di China pada 960 hingga 1279 M. Saat itu orang-orang membuat petasan menggunakan tabung yang dibuat dari gulungan lembaran kertas berisi bubuk mesiu dan sumbu.
Menyebar ke Eropa sampai dibuat sekolah khusus
Mereka juga merangkai petasan-petasan itu menjadi tandan-tandan besar dan meledakkannya.
Dilansir laman ABC News, Selasa (31/12), masa ini, kembang api mengiringi banyak perayaan, termasuk pernikahan, kelahiran, dan perayaan lainnya untuk mengusir hantu-hantu atau roh jahat.
Kembang api kemudian menyebar ke Eropa pada abad ke-14 M dan mulai popular di wilayah itu pada abad ke-17 M. Selama Renaissance Italia (1340-1550) kembang api dipopulerkan oleh ahli api, orang-orang yang bertanggung jawab atas eksperimen dan pertunjukan kembang api.
Ini adalah periode perkembangan kembang api dengan warna berbeda dikembangkan. Sekolah kembang api juga dibuka untuk mengajarkan generasi muda cara menguasai kerajinan baru yang menarik ini.
Di Amerika Serikat, para pemukim awal membawa kecintaan mereka terhadap kembang api ke Dunia Baru dan kembang api menjadi bagian dari Hari Kemerdekaan pertama, dan menjadi tradisi yang berlanjut.
Mengapa dirayakan menggunakan kembang api
Meskipun tidak ada jawaban langsung, beberapa sejarawan meyakini kembang api mengalami perkembangan dari yang digunakan untuk perayaan menjadi hal pokok selama perayaan Malam Tahun Baru.
Hal ini mungkin disebabkan oleh keinginan manusia untuk menandai momen penting dengan kemegahan. Kembang api yang megah, menarik dan bersifat sensori menandai akhir tahun dengan rasa kagum dan takjub, mengawali tahun baru dengan kegembiraan dan hiburan, menjadikan kembang api pilihan populer untuk menandai acara tersebut.
Para ahli meyakini sejak saat itu, banyak tradisi yang muncul untuk merayakan tahun baru dari sampanye dan makanan, meledakan kembang api hingga menerima ciuman Tahun Baru.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti