Dijuluki 'Naga Putih', Kuda Heroik yang Selamatkan Pria Tenggelam di Sungai Akhirnya Mati karena Sakit
Cerita kepahlawanan kuda itu mendapatkan banyak perhatian dan dukungan di platform media sosial.

Seekor kuda di China berusia tujuh tahun yang dikenal sebagai Bailong atau "Naga Putih" meninggal dunia setelah berjuang melawan penyakit beberapa hari setelah melakukan aksi penyelamatan seorang pria yang tenggelam. Kematian Bailong telah mengundang simpati banyak orang di media sosial, menyentuh hati banyak pengguna dengan kisah keberaniannya.
Menurut laporan dari Jimu News, insiden penyelamatan tersebut terjadi pada 4 Februari 2025 di sebuah sungai yang terletak di Xiantao, Provinsi Hubei. Pada saat kejadian, Bailong sedang berlatih bersama pemiliknya, Yilibai, ketika tiba-tiba seorang pria terjatuh ke dalam air. Yilibai yang melihat situasi darurat tersebut segera mengambil tindakan cepat dengan menunggangi Bailong dan memberikan perintah untuk masuk ke dalam sungai.
Walaupun Bailong belum pernah berendam di air sebelumnya, kuda tersebut tidak menunjukkan rasa ragu dan segera melompat untuk membantu menyelamatkan pria yang tenggelam. "Saat menerima perintah saya, Bailong langsung bertindak tanpa ragu dan bekerja sama dengan sangat baik," ungkap Yilibai kepada media, seperti yang dilansir oleh SCMP pada Sabtu, 15 Februari 2025. "Bailong memiliki peran utama dalam penyelamatan ini," tambahnya.

Namun, setelah aksi heroik tersebut, kondisi kesehatan Bailong mulai menurun. Ia mengalami demam dan tampak lemas selama beberapa hari. Pada malam 10 Februari, kesehatannya semakin memburuk; ia kehilangan nafsu makan dan tidak dapat buang air besar. Keesokan harinya, demamnya kembali tinggi dan berlangsung selama beberapa jam. Tim dokter hewan yang ditugaskan oleh otoritas setempat mendiagnosis Bailong dengan obstruksi usus, sebuah kondisi yang umum terjadi pada kuda dan memiliki tingkat kematian yang cukup tinggi.
Bailong kemudian diberikan obat untuk mengurangi peradangan dan memperkuat tubuhnya, tetapi sayangnya, pada malam 11 Februari, Bailong menghembuskan napas terakhirnya. Kepergiannya membawa duka mendalam bagi pemilik dan banyak orang yang terinspirasi oleh keberaniannya.
Rasa duka yang mendalam
Kematian Bailong memberikan dampak yang sangat mendalam bagi Yilibai, yang telah merawat kuda tersebut selama lebih dari satu tahun. "Bailong dan saya telah melalui banyak hal bersama. Tolong jangan bicarakan ini di depan saya, karena setiap kali disebutkan, saya akan menangis," ungkapnya dengan penuh emosi. Seorang sahabat Yilibai menyatakan bahwa pemiliknya memperlakukan Bailong layaknya anak sendiri dan masih sulit untuk menerima kenyataan kepergiannya. Selain itu, pria yang pernah diselamatkan oleh Bailong juga merasakan penyesalan atas kejadian tersebut. Meskipun demikian, teman Yilibai menegaskan bahwa kematian Bailong tidak ada hubungannya dengan insiden penyelamatan, melainkan disebabkan oleh penyakit yang dideritanya.

Mendapatkan perhatian di media sosial
Dalam bentuk penghormatan, pemerintah setempat telah memberikan perlakuan yang layak terhadap jasad Bailong setelah memperoleh izin dari pemiliknya. Selain itu, akan dibangun sebuah patung Bailong di dekat sungai tempat ia menunjukkan keberaniannya. Komunitas pebisnis asal Xinjiang yang tinggal di Xiantao juga berencana memberikan seekor kuda putih lain kepada Yilibai sebagai ungkapan terima kasih. Tidak hanya itu, pemerintah juga mengajukan penghargaan "Good Samaritan" untuk Yilibai dan dua pria lainnya yang turut serta dalam penyelamatan tersebut.
Kisah Bailong telah menggugah emosi masyarakat China. Banyak yang mengagumi keberanian dan pengorbanannya. "Bailong sangat berani! Semangatnya akan terus menginspirasi kita," tulis seorang pengguna media sosial. Sementara itu, pengguna lainnya menambahkan, "Saya menangis membaca kisah ini. Bailong akan selalu dikenang." Respon ini menunjukkan betapa mendalamnya dampak cerita Bailong terhadap masyarakat, serta bagaimana keberanian individu dapat meninggalkan jejak yang abadi dalam ingatan kolektif.