Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Duterte ancam bunuh polisi korup dan terlibat bisnis narkoba

Duterte ancam bunuh polisi korup dan terlibat bisnis narkoba duterte. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan membunuh para perwira polisi yang terlibat korupsi, termasuk mereka yang terjerumus dalam bisnis obat-obatan terlarang dan kejahatan lainnya.

Para pejabat di kepolisian Filipina mengatakan, lebih dari 100 polisi digiring ke Istana Kepresidenan untuk bertemu langsung dengan Duterte. Banyak dari mereka yang menghadapi tuntutan administratif dan pidana, termasuk kasus perkosaan, penculikan dan perampokan.

Polisi nasional, yang pernah disebut oleh Duterte "korupsi hingga akar", tahun lalu telah menjalani pembersihan internal sejak Duterte gencar memberantas peredaran obat-obat terlarang di seantero Filipina.

Duterte kemudian mengizinkan mereka untuk bergabung kembali dengan pasukan pemberantas narkoba, karena badan anti-narkotika kekurangan personel dan senjata untuk menumpas ancaman narkoba.

"Jika kalian tetap seperti ini, si kurang ajar, saya sungguh-sungguh akan membunuh Anda," ucap Rodrigo Duterte kepada polisi dalam siaran langsung jaringan TV lokal, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Rabu (8/8/2018).

Sejumlah kasus dari lembaga kepolisian akan ditinjau, tetapi Duterte memperingatkan, "Saya memiliki unit khusus yang akan mengawasi Anda seumur hidup dan jika Anda melakukan kesalahan kecil, saya akan meminta mereka untuk membunuh Anda."

Terkait dengan nasib keluarga polisi, Duterte menyampaikan, "Jika polisi-polisi kurang ajar ini mati, jangan protes kepada kami dan meneriakkan soal 'hak asasi manusia, proses hukum', karena saya sudah memperingatkan Anda."

Ancaman publik seperti itu, bersama dengan lebih dari 4.500 tersangka narkoba yang tewas dalam 'perang' melawan narkoba, telah memicu kekhawatiran di pemerintah barat dan pengawas hak asasi manusia sejak Rodrigo Duterte terpilih sebagai Orang Nomor Satu di Filipina pada pertengahan 2016.

Duterte berjanji untuk terus melanjutkan kampanyenya tersebut hingga hari terakhir masa jabatan enam tahunnya. Ia kerap menyatakan bahwa ia siap dipenjara, meski menyangkal telah memberikan sanksi pembunuhan di luar proses hukum.

Polisi mengatakan, hampir 150.000 tersangka terkait kasus narkoba telah ditangkap dan puluhan penegak hukum telah tewas dalam aksi pemberantasan narkoba Duterte.

Reporter: Afra Augesti

Sumber: Liputan6.com

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP