Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hendak Bertemu Putin di Moskow, Erdogan Dibuat Menunggu Berdiri Hampir 2 Menit

Hendak Bertemu Putin di Moskow, Erdogan Dibuat Menunggu Berdiri Hampir 2 Menit erdogan putin. ©Pavel Golovkin/Pool via REUTERS

Merdeka.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menunggu Presiden Rusia, Vladimir Putin cukup lama, hampir dua menit sebelum menggelar pertemuan di Moskow belum lama ini membahas konflik di Idlib, Suriah. Dalam video yang disebarkan media Rusia menunjukkan Erdogan dan delegasinya berdiri cukup lama sebelum akhirnya Putin keluar menemui Erdogan.

Sejumlah anggota delegasi Erdogan nampak gelisah karena Putin tak kunjung keluar. Sementara Erdogan tetap berdiri menunggu. Setelah sekitar satu menit lebih berdiri, Erdogan duduk di sebuah kursi. Tak lama, dia kemudian berdiri karena Putin akan segera keluar.

Di Moskow, kedua pemimpin ini menggelar pertemuan akhir pekan kemarin untuk menurunkan ketegangan dalam keterlibatan dua negara di konflik Suriah. Rusia mendukung pasukan pemerintah Suriah. Dalam pertemuan itu kedua pemimpin sepakat melakukan gencatan senjata di Idlib, markas terakhir pasukan oposisi Suriah yang didukung Turki.

Dikutip dari Alarabiya, Senin (9/3), perjanjian itu juga mencakup koridor selebar tujuh mil di sepanjang jalan raya M4 yang membentang melalui provinsi Idlib ke arah timur menuju perbatasan Irak yang akan dipatroli bersama oleh pasukan Rusia dan Turki, mulai 15 Maret.

Menyusul tewasnya 33 tentara Turki, yang mendukung oposisi Suriah dalam serangan udara pasukan pemerintah Suriah yang didukung kekuatan udara Rusia, kedua belah pihak memutuskan bertemu. Pada 1 Maret, pasukan Turki menembak dua pesawat tempur Suriah di wilayah udara barat laut Suriah.

Rusia dan Turki telah berselisih dalam perang Suriah sejak Putin mendukung pasukan pemerintah Basyar Al-Assad lima tahun lalu.

Kendati demikian, Rusia dan Turki masih membangun hubungan dekat saat Turki membeli sistem pertahanan rudal Rusia S-400 pada Juli 2019. Kesepakatan itu memicu pertanyaan terkait hubungan Turki dengan AS dan Turki sebagai anggota NATO.

Pertempuran di Idlib adalah halangan terbesar hubungan Turki-Rusia sejak Turki menembak pesawat tempur Rusia pada November 2015. Akibatnya, Rusia memberlakukan sanksi ekonomi dengan memutus pergerakan wisatawan ke Turki dan melarang ekspor Turki. Akhirnya Turki terpaksa mundur dan minta maaf.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP