Kaisar Romawi Diduga Mematahkan Hidung Aleksander Agung, Begini Cerita yang Sebenarnya
Kaisar Romawi Diduga Mematahkan Hidung Aleksander Agung, Begini Cerita yang Sebenarnya

Makam Aleksander Agung, pada awalnya, diceritakan sebagai suatu tempat yang megah.

Kaisar Romawi Diduga Mematahkan Hidung Aleksander Agung, Begini Cerita yang Sebenarnya
Makam tokoh sejarah terkenal sering kali menjadi tempat kunjungan yang menarik, bahkan bagi para pemimpin pada zaman kuno sekalipun.
Salah satu contohnya adalah makam Aleksander Agung, yang merupakan salah satu figur paling ikonik dalam sejarah Yunani-Romawi.
Namun, sebuah cerita menarik muncul mengenai salah satu kaisar Romawi yang diduga mematahkan hidung Aleksander Agung di dalam makamnya. Seberapa valid klaim ini?
Makam Aleksander Agung, pada awalnya, diceritakan sebagai suatu tempat yang megah, dengan sarkofagus yang terbuat dari emas murni dan jubah ungu yang mewah. Namun, seiring waktu, makam ini mengalami perubahan signifikan.

Menurut catatan Strabo, seorang penulis Yunani pada abad pertama Masehi, Ptolemeus X mengambil emas dari makam Aleksander untuk kepentingannya sendiri.
Makam emas kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari pualam, atau "kaca" seperti yang diinterpretasikan oleh beberapa ahli.
Salah satu kaisar Romawi yang dikabarkan mengunjungi makam Aleksander adalah Augustus Caesar, yang pada saat itu masih dikenal sebagai Oktavianus.
Menurut catatan Suetonius, Oktavianus meletakkan mahkota emas dan bunga di makam tersebut, tetapi cerita yang lebih menarik datang dari Cassius Dio, seorang sejarawan dari abad kedua hingga ketiga Masehi.
Dalam catatannya, Cassius Dio menyebutkan “Oktavianus menyentuh tubuh Aleksander Agung dan konon ada bagian hidungnya yang patah.” Namun, Cassius tidak memberikan rincian tambahan tentang bagaimana hal itu terjadi.
Beberapa spekulasi modern menyebutkan hidung Oktavianus patah ketika ia membungkuk untuk mencium Aleksander, atau mungkin ketika ia memasangkan mahkota di kepala tersebut.
Namun, perlu dicatat bahwa Suetonius tidak mencatat kejadian ini dalam catatannya, dan Cassius sendiri menggunakan frasa "konon" ketika menceritakan kisah tersebut, menunjukkan keraguan atas kejadian tersebut.

Sebagian besar ahli cenderung memandang kisah ini sebagai fiksi belaka, mengingat ketidakpastian dan ketidakjelasan dalam catatan sejarah.
Meskipun cerita tentang kaisar Romawi yang mematahkan hidung Aleksander Agung mungkin menarik, bukti yang ada tidak cukup kuat untuk memastikan kebenarannya.
Kita dapat melihat bahwa sementara klaim tersebut menambahkan nuansa misteri pada sejarah, kebenarannya masih menjadi tanda tanya besar bagi para sejarawan.