Putin Ancam Akan Bangun Senjata Misil Jika AS Keluar dari Perjanjian Damai

Merdeka.com - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan mengembangkan senjata nuklir meskipun dilarang apabila Amerika Serikat keluar dari Perjanjian Damai. Ancaman tersebut dibuat setelah NATO menuding Rusia telah melanggar Perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF).
Ditandatangani pada 1987 oleh AS dan Uni Soviet, perjanjian itu melarang kedua negara menggunakan semua rudal jarak pendek dan menengah.
Dikutip dari BBC pada Kamis (6/12), Putin mengatakan bahwa tuduhan kepada Rusia itu merupakan dalih bagi AS untuk meninggalkan pakta tersebut.
Dalam komentar di televisi Rusia, Putin mengatakan banyak negara lain telah mengembangkan senjata yang dilarang di bawah perjanjian INF.
"Sekarang tampaknya mitra Amerika kami percaya bahwa situasinya telah berubah begitu banyak, sehingga (mereka) juga harus memiliki senjata semacam itu," katanya.
"Apa tanggapan kami? Ini sederhana, jika begitu adanya, kami juga akan melakukan hal serupa," tegas Putin.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengancam bahwa pihaknya akan meninggalkan perjanjian itu karena tindakan Rusia.
Analis pemerintahan Trump mengatakan Rusia melihat senjata sebagai alternatif yang lebih murah dari pasukan konvensional.
Di lain pihak, selama pertemuan para menteri luar negeri NATO, kepala urusan luar negeri Uni Eropa, Federica Mogherini mendesak kedua negara untuk menyelamatkan perjanjian terkait.
Mogherini pun menambahkan bahwa sebenarnya NATO telah menjamin perdamaian dan keamanan di wilayah Eropa selama 30 tahun terakhir karena didukung oleh komitmen damai AS dan Rusia.
Sumber: Liputan6 (mdk/ias)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya