Tradisi Mudik Ekstrem di Bangladesh
Tradisi mudik Lebaran ternyata tak cuma ada di Indonesia, tetapi juga ada di negara lainnya. Salah satunya Bangladesh. Bahkan, mudik di Bangladesh tak kalah ekstrem. Begini potretnya!
Tradisi mudik Lebaran ternyata tak cuma ada di Indonesia, tetapi juga ada di negara lainnya. Salah satunya Bangladesh. Bahkan, mudik di Bangladesh tak kalah ekstrem. Begini potretnya!
'Kegilaan' mudik di Bangladesh tidak kalah dengan Indonesia. Bagaimana tidak, warga Bangladesh yang melakukan mudik seperti 'air bah'. Mereka tumpah ruah memadati berbagai transportasi massal.
Pada 2019 lalu, BBC melaporkan bahwa sekitar 20 juta orang yang tinggal di Ibu Kota Dhaka karena bekerja melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Lebaran.
Tak mudah bagi warga Bangladesh untuk bisa mudik.
Mereka harus mengantre berjam-jam demi mendapatkan tiket angkutan Lebaran.
Bahkan, tak sedikit pemudik yang rela menginap di depan loket penjualan tiket.
Ketika puncak arus mudik tiba, berbagai moda transportasi massal penuh sesak. Baik bus, kapal, maupun kereta dipenuhi pemudik.
Demi bisa merayakan Lebaran di kampung halaman, para pemudik di Bangladesh rela mempertaruhkan nyawa mereka. Banyak pemudik yang nekat memaksa menaiki kereta meski sudah penuh. Bahkan, laki-laki atau perempuan berusaha memanjat untuk naik ke atap.
Tak sampai di situ, ada pula pemudik yang nekat duduk di sambungan kereta.
Bangladesh merupakan salah satu negara Islam terbesar di dunia. Berdasarkan sensus pada 2022, negara ini memiliki populasi sekitar 150 juta muslim, atau 91,04 persen dari total populasi 165 juta jiwa.
Dengan demikian, maka tak heran apabila Lebaran di Banglades disambut mudik 'gede-gedean'.
Tradisi mudik tak bisa dipisahkan dari momen Lebaran di Indonesia. Cerita perjalanan ke kampung halaman ini ternyata sudah terjadi sejak Kerajaan Majapahit.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang tersebar di banyak daerah. Suku Pakpak di Sumatra Utara punya tradisi unik bernama mbengket bages.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setahun sekali, tepatnya pada hari Rabu terakhir di Bulan Safar.
Baca SelengkapnyaBali menjadi satu-satunya provinsi di Indonesia yang membatasi pembangunan gedung tinggi. Apa alasannya?
Baca SelengkapnyaUniknya, tradisi ini hanya satu-satunya di Indonesia. Bahkan etnis Tionghoa di daerah lain tidak ada pelaksanaan tradisi yang serupa.
Baca SelengkapnyaKata 'mudik' berasal dari naskah kuno berbahasa Melayu yang berarti 'Pergi ke Hulu Sungai'.
Baca SelengkapnyaTiba di lokasi, sosoknya pun begitu takjub dengan keindahan salah satu desa tradisional di Belanda.
Baca SelengkapnyaCacing yang digunakan tidak boleh sembarangan. Begini cara merebusnya.
Baca SelengkapnyaTradisi masyarakat Suku Osing yang unik di Desa Kemiran, Glagah, Banyuwangi
Baca Selengkapnya