Nasib Penjaja 'Uang Lebaran' Pinggir Jalan
Nasib Penjaja 'Uang Lebaran' Pinggir Jalan
Head to Head BI Vs Inang-Inang
Nasib Penjaja 'Uang Lebaran' Pinggir Jalan
Jalan Kalimalang sedang terik-teriknya. Mince sesekali menyeka keringat. Menggendong tas besar berisi uang-uang receh untuk dijajakan.
Uang yang dijual beragam. Mulai dari Rp5.000, Rp10.000, Rp20.000 hingga Rp75.000.
-
Siapa yang berjualan di pinggir jalan? “Kalau ngomongin sinetron lebih gede pasti, ftv pun juga saya akui, tapi kalau jualan ini yang saya seneng ini cash tiap hari biar pun pait-paitnya cuma Rp 30-50 ribu untungnya,“ ungkap Sidik Eduard.
-
Dimana pasar yang ramai saat Lebaran? Pasar Tanah Abang selalu ramai dan jadi primadona warga. Suasana pasar terbesar di Asia Tenggara itu tampak penuh sesak oleh pengunjung yang sibuk memburu baju Lebaran.
-
Bagaimana tradisi angpao lebaran di Indonesia? Tradisi Lebaran ini terpengaruh dari budaya Arab dan Tionghoa.
-
Bagaimana pedagang Tanah Abang mendapat penghasilan tambahan menjelang Ramadan? Selain menjual pakaian ke para pembeli yang datang langsung ke tokonya, para pedagang juga mendapat pesanan dari langganan mereka di luar kota.
-
Apa simbol tradisi Lebaran? Baju baru untuk Lebaran memang sudah menjadi tradisi yang sangat populer di Indonesia. Bahkan menjadi simbol kebahagian dan kebersamaan setiap orang.
-
Siapa yang biasanya memberikan angpao lebaran? Biasanya sih 'salam tempel' ini diberikan dari orang yang lebih tua dan punya penghasilan sendiri buat anak-anak saudaranya yang berkumpul saat lebaran.
Mince adalah salah satu dari banyak Inang-Inang yang menjamur jelang Lebaran.
Inang-Inang adalah istilah penyedia jasa penukaran uang pinggir jalan.
Mengapa disebut Inang-Inang? Karena kebanyakan mereka wanita berasal dari Tanah Batak.
Untuk memulai bisnis ini, Mince dan inang-inang harus merogoh modal tidak sedikit. Modal mininumnya rata-rata mencapai Rp20 juta.
"Tukarnya di Kota, nanti ada yang koordinir. Kalau (menukar) di BI saya harus bolak-balik karena ada batas maksimumnya kan? Jadi kita lewat koordinator saja
ujar Mince saat berbincang dengan kami.
Namun, profesi 'musiman' Inang-Inang bukan tanpa risiko
Sederet risiko jasa tukar uang pinggir jalan, antara lain:
1. Risiko uang yang dijajakan palsu 2. Memancing jambret karena transaksi di pinggir jalan 3. Penukaran uang di pinggir jalan dikenakan biaya
BI SIAP HEAD TO HEAD
BI menyiapkan langkah antisipasi untuk mengatasi maraknya jasa tukar uang pinggir jalan. Begini skemanya.
BI akan memperbanyak layanan kas keliling untuk memudahkan masyarakat menukarkan uang ke pecahan kecil.
Jadi, di mana ada jasa tukar uang pinggi jalan, di situ BI membuka Layanan Kas BI.
Penjelasan dari Kepala Departemen Pengelolaan Keuangan BI, Marlison Hakim
Seorang ibu menukarkan uang pecahan kecil di Layanan Kas Penukaran Uang BI GBK, Senayan, Jakarta.
Selain kas keliling, BI menyediakan 5.066 titik penukaran pada bak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Masyarakat yang ingin menukar uang di layanan BI diharuskan mendaftar terlebih dahulu secara online melalui situs Pintar.