Bisnis Keluarga Perlu Terus Berinovasi dan Berkolaborasi dalam Lakukan Transformasi Digital
AMA Chapter Malang melaksanakan seminar bulanan dengan tema mengenai pentingnya transformasi digital bagi bisnis keluarga.
Transformasi digital menjadi kebutuhan mendesak bagi bisnis keluarga agar tetap relevan dan kompetitif di era digital. Hal ini lah yang diangkat oleh AMA Chapter Malang dalam seminar bertajuk "Memimpin Bisnis Keluarga Menggebrak Era Digital: Empowering The Next Generation: Leading Family Businesses to Disrupt the Digital Age" yang digelar di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang pada Jumat (26/7).
Seminar yang dihadiri oleh sekitar 40 peserta ini berlangsung secara hybrid dan tidak hanya dihadiri anggota AMA Malang serta undangan, namun juga civitas akademia STIE Mulia Singkawang yang bergabung melalui video conference. Pembicara pada seminar ini adalah Dr. Sandy Wahyudi, CEO SLC Marketing Inc. dan Founder Connectpedia, serta Ketua Harian BPP AMA Indonesia, sebagai pembicara. Sandy, yang juga dikenal sebagai penulis buku "Stupid Idea," menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi bagi bisnis keluarga di era digital.
-
Kenapa AMA Malang tekankan pentingnya platform di era digital? 'Pentingnya platform dalam pengembangan bisnis ini sangat vital,' jelasnya.
-
Apa saja yang dibutuhkan untuk transformasi digital di Indonesia? Ada dua hal yang menjadi poin penting. Pertama, talenta dan yang kedua adalah infrastruktur digital.
-
Mengapa Munas APJATEL membahas Transformasi Digital? MUNAS III APJATEL 2024 juga mengangkat Transformasi Digital sebagai salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045. Sesuai arahan pemerintah dalam program Transformasi Digital Nasional, percepatan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan Internet perlu menjadi fokus utama agar koneksi Internet dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas, dan Apjatel berkomitmen untuk terus mendukung pemerintah dalam upaya pencapaian Indonesia Emas 2024.
-
Siapa pembicara seminar AMA Malang? Asosiasi Management Indonesia (AMA) cabang Malang menggelar seminar bertajuk Sales Outlook 2024; 10 Skills to Increase Your Sales in 2024, dengan pembicara Herman Josep Soewono di Keraton Ballroom Hotel Tugu Malang, Jumat (26/01).
-
Bagaimana cara meningkatkan penjualan menurut seminar AMA Malang? Herman memaparkan jika untuk bisa meningkatkan kualitas diri tidak hanya perlu upgrade soft skill dan hard skill, tetapi juga harus bisa mengolah pikiran dan mental. Tak hanya itu, menurut Herman, keterampilan apapun jika tidak ada niat untuk mengerjakan atau mewujudkan, maka tidak akan ada hasilnya.
Usaha keluarga memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Sandy menyebutkan bahwa banyak bisnis keluargayang tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang pesat.
"Banyak bisnis keluarga telah menunjukkan kekuatannya dalam menopang ekonomi, terutama di masa pandemi Covid-19," ujarnya. Ia juga menambahkan, "Bisnis keluarga masih kuat. Bisnis keluarga rata-rata karyawannya sudah ikut puluhan tahun, dan mereka menyelamatkan Indonesia karena foundernya masih ke kantor sehingga pengambilan keputusan cepat."
Data menjadi elemen penting dalam transformasi digital. "Data adalah the new currency. Lebih baik lupa dompet daripada lupa handphone," tegas Sandy. Ia mengingatkan pentingnya menjaga keamanan data dalam bisnis keluarga. "Data sangat penting, oleh karena itu jangan sampai data kita tidak secure."
Transformasi digital dalam bisnis keluarga tidak bisa dilakukan sendirian. Kolaborasi menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan. Sandy menjelaskan, "Pengusaha banyaknya bukan pencipta produk pertama, tetapi dia berhasil berkolaborasi sehingga tidak sendirian." Ia menambahkan, "Bisnis keluarga tidak bisa sendirian, tetapi berkolaborasi untuk bisa maju."
Tantangan utama dalam transformasi digital bisnis keluarga adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan digital, persaingan ketat dari pemain besar dan startup, serta pudarnya nilai-nilai dan tradisi keluarga. Sandy menggarisbawahi bahwa inovasi adalah komponen penting dalam menghadapi tantangan tersebut. "Inovasi tidak langsung. Siapa yang berinovasi dia yang akan memimpin," katanya.
Inovasi dalam bisnis keluarga harus bermakna dan unik. "Inovasi harus meaningfully unique, yaitu memiliki nilai yang jelas bagi pelanggan atau perusahaan dan harus asli," jelas Sandy. Ia juga menekankan pentingnya fokus pada nilai dan kepuasan pelanggan, bukan hanya pada produk. "Jangan sayang sama produk. Yang harus kita puaskan itu adalah value dan customer. Jadi produk itu bukan hasil akhir. Hal ini juga penting diterapkan pada bisnis keluarga," tambahnya.
Generasi muda memiliki peran penting dalam transformasi digital bisnis keluarga. Sandy menyarankan agar tanggung jawab transformasi digital dipercayakan pada generasi gen-Z atau yang berusia 20-30an tahun. "Dalam melakukan transformasi digital ini, jangan dilakukan oleh Anda yang sudah memasuki usia 50-60an tahun. Namun, percayakan pada anak-anak kita yang masih gen-Z atau yang masih di kisaran usia 20-30an tahun," ujarnya.
Selain itu, Sandy juga menyoroti pentingnya kaderisasi sejak dini dalam bisnis keluarga. "Bisnis keluarga bisa sukses kalau kaderisasi dari awal. Kebanyakan yang dari kecil dilibatkan," katanya. Kaderisasi yang baik akan memastikan keberlanjutan bisnis dan kesiapan generasi berikutnya dalam menghadapi tantangan digital.
Sandy Wahyudi menutup pemaparannya dengan menegaskan bahwa transformasi digital dalam bisnis keluarga kuncinya adalah berinovasi dan berkolaborasi. "Pada bisnis keluarga, semua harus ikut agar bisnis ini tetap dimiliki oleh semua," pungkasnya.