Makna Riasan Pengantin Jawa, Setiap Detail Mengandung Filosofi
Merdeka.com - Pernikahan merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu setiap pasangan. Penyatuan dua insan menjadi pasangan yang bakal menghabiskan waktu hingga maut memisahkan ini dianggap sebagai momen sakral bagi sebagian besar manusia. Tentu saja ada banyak yang harus dipersiapkan untuk melangsungkan sebuah pernikahan. Mulai dari mempersiap gedung, pakaian, tata acara, hingga riasan.
Sering kali pernikahan mengangkat tema atau konsep sesuai dengan adat pengantin, seperti adat dari Jawa. Dalam pernikahan adat Jawa, sangat terkenal dengan gaya makeup pengantin yang disebut dengan paes ageng. Riasan pengantin yang menggunakan paes ageng memiliki makna yang sakral, karena paes ageng mengandung filosofi dan doa-doa bagi mempelai yang memakainya.
Sebenarnya ada dua jenis paes, yaitu paes ageng dari daerah Solo dan Yogyakarta. Keduanya memiliki makna yang berbeda. Berikut makna makeup di dandanan pengantin adat Jawa yang berasal dari daerah Yogyakarta, dilansir dari berbagai sumber.
-
Kenapa sanggul dipakai di acara pernikahan? Sanggul ini sering digunakan oleh orang-orang Batak daerah Sumatera Utara di acara-acara besar, seperti pernikahan dan acara adat lainnya.
-
Bagaimana dekorasi pernikahan? Keluarga Ambani memesan dekorasi yang tidak main-main untuk acara pernikahan ini, termasuk dekorasi dengan bunga asli dan pembuatan patung kuda ini.
-
Apa aksesoris kepala pengantin perempuan Malang Keprabon? Pada busana Malang Keprabon, mempelai perempuan mengenakan sanggul berbentuk Ukel Keprabon dan menggunakan perhiasan kepala Jamang yang menyerupai mahkota.
Cunduk Mentul
Ilustrasi pengantin Jawa. ©Shutterstock/Julian SomadewaMakeup pengantin adat Jawa menggunakan hiasan kepala berupa cunduk mentul. Cunduk mentul ini dipasang menghadap belakang. Artinya pengantin perempuan memiliki paras yang cantik baik dilihat dari depan maupun belakang.
Cunduk mentul selalu memiliki jumlah ganjil, biasanya tiga, lima, tujuh, sampai sembilan. Jika menggunakan cunduk mentul berjumlah tiga, ini melambangkan trimurti. Cunduk mentul berjumlah lima merupakan simbol rukun Islam. Cunduk mentul yang berjumlah tujuh memiliki makna pertolongan. Sementara cunduk mentul berjumlah sembilan merupakan simbol walisongo.
Alis Menjangan
Ilustrasi pengantin Jawa. ©Pixabay/EndhoLengkung alis yang sempurna merupakan poin penting dalam rias pengantin Jawa. Alis di dalam makeup adat Jawa ini, memiliki bentuk yang unik, seperti tanduk menjangan atau rusa.
Tentu saja alis berbentuk tanduk rusa atau menjangan ini memiliki makna tersendiri, yaitu seorang perempuan harus memiliki sifat yang cerdas, cerdik dan anggun seperti rusa.
Gunungan
Selain cunduk mentul, kepala pengantin wanita juga dihiasi gunungan. Hiasan berbentuk menyerupai bukit ini memiliki makna yang juga sakral. Gunung dianggap sebagai tempat yang sakral di adat Jawa. Gunung diyakini sebagai tempat tinggal para dewa, sehingga sering dijadikan tempat menjalankan ritual penting. Gunungan yang digunakan pengantin memiliki makna bahwa seorang perempuan adalah makhluk terhormat, sehingga harus dihormati juga oleh suaminya.
Sumping
Sama halnya dengan anting, sumping merupakan perhiasan yang digunakan oleh pengantin perempuan dalam adat Jawa. Sumping biasanya digunakan oleh keluarga kerajaan dan biasanya berbentuk daun pepaya. Seperti yang kita tahu, daun pepaya memiliki rasa yang pahit jika dimakan. Maka makna perhiasan sumping ini adalah seorang perempuan harus siap merasakan kehidupan yang pahit, karena kehidupan pernikahan tidak selamanya berbahagia.
Centhung
Ilustrasi pengantin Jawa. ©Pixabay/EndhoPengantin yang melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa juga menggunakan perhiasan yang dinamakan centhung. Centung yang ditaruh di kedua sisi kepala memiliki bentuk seperti gerbang terbuka. Karena bentuknya seperti gerbang, maka makna dari perhiasan ini adalah seorang perempuan harus siap untuk memasuki gerbang kehidupan yang baru bersama pasangannya.
Kalung Sungsun
Kalung sungsun yang bersusun tiga mengingatkan bahwa kehidupan terdiri dari tiga fase yang harus dilalui perempuan, yaitu kelahiran, pernikahan, dan kematian.
Paes Prada
Tasya Farasya. ©Instagram.com/tasyafarasyaPaes prada merupakan riasan melengkung yang berada di kening perempuan. Riasan ini diberi warna hitam dan emas. Bentuk paes prada yang besar melambangkan arti kebesaran Tuhan dan yang berbentuk kecil merupakan pengapit. Pengapit ini maksudnya seorang perempuan harus siap menjadi penyimbang di dalam keluarga.
Kelat Bahu
Hiasan yang digunakan oleh pengantin perempuan di kedua lengan adalah kelat bahu. Kelat ini memiliki bentuk seperti naga, melambangkan keharusan bagi seorang perempuan untuk bersikap tegar dan kuat menghadapi lika liku dalam rumah tangga, sekuat naga yang diyakini sebagai makhluk berkekuatan terbesar.
Demikian berbagai makna di balik riasan pengantin Jawa. Ternyata artinya sangat dalam, ya?
Reporter: Kezia Prasetya ChristvidyaSumber: Fimela.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengantin yang mengenakan pakaian ini disimbolkan sebagai raja dan ratu sehari.
Baca SelengkapnyaKembar mayang adalah sepasang hiasan berupa anyaman daun kelapa yang memiliki makna dan mitos dalam pernikahan tradisional Jawa.
Baca SelengkapnyaTak sekedar dipakai di kepala, siger sebagai hiasan pengantin perempuan punya banyak makna.
Baca SelengkapnyaModel kebaya dapat variasi dari satu daerah ke daerah lainnya di Indonesia, dan setiap daerah memiliki kebaya khasnya sendiri.
Baca SelengkapnyaTopeng Jawa memiliki berbagai makna dan fungsi tergantung pada jenisnya.
Baca SelengkapnyaBaju kurung tanggung ini masih kental dengan nuansa Melayu. Pasalnya populasi masyarakat Melayu di Jambi memang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaHasil kerajinan tangan masyarakat Minang ini umumnya dikenakan pada upacara adat yang cukup sakral serta sudah populer hingga ke mancanegara.
Baca SelengkapnyaMalam Tari Inai ini dilaksanakan oleh kedua pihak keluarga beserta undangan lainnya sekaligus menjadi media untuk menyatukan kekerabatan.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri asal Banyuwangi, Kohar dan Pipit hadir dalam upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka mengenakan busana pengantin Mupus Braen Blambangan.
Baca SelengkapnyaTradisi paculan lazim dilaksanakan untuk memeriahkan resepsi di dalam sebuah pernikahan.
Baca SelengkapnyaPernikahan di kawasan Candi Prambanan ini viral, jadi wedding dream warganet.
Baca SelengkapnyaBaju Pesa’an ini merupakan pakaian adat Madura untuk laki-laki.
Baca Selengkapnya