Negara-negara yang Rela "Bagi-bagi" Uang agar Penduduknya Punya Anak
Sembilan negara ini rela "bagi-bagi" uang supaya warganya punya anak dan bisa menambah serta menjaga perekonomian suatu negara.

Penduduk yang terus menua dan angka kelahiran yang rendah dapat menjadi ancaman serius bagi perekonomian suatu negara.

Negara-negara yang Rela "Bagi-bagi" Uang agar Penduduknya Punya Anak

Beberapa negara telah mengambil langkah drastis dengan memberikan insentif berupa uang tunai kepada warganya yang bersedia memiliki anak.

Meskipun beragam faktor menyebabkan penurunan angka kelahiran, insentif keuangan ternyata menjadi salah satu solusi yang cukup efektif. Mari kita lihat sembilan negara yang rela "bagi-bagi" uang supaya warganya punya anak.

1. Jepang: Mengatasi Penurunan Populasi di Ama
Jepang, yang mengalami penurunan populasi signifikan setiap tahunnya, menemukan solusi dengan memberikan insentif uang tunai di beberapa daerah.
Contohnya, di kota Ama di pulau Nakanoshima, orang tua diberi imbalan hingga US$9.600 atau sekitar Rp145,6 juta saat melahirkan anak keempat. Sebuah langkah signifikan untuk merangsang kelahiran.


2. Korea Selatan: Tunjangan Bulanan untuk Meningkatkan Kelahiran
Korea Selatan, dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, memberikan tunjangan bulanan sebesar 1 juta won atau US$740 kepada setiap keluarga dengan anak yang baru lahir. Skema voucher tunai juga diterapkan untuk mensubsidi biaya memiliki anak.


3. Hong Kong: Subsidi Tinggi untuk Meningkatkan Angka Kelahiran
Hong Kong menghadapi rekor terendah tingkat kelahiran, yaitu 0,9 kelahiran per perempuan.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Hong Kong memberikan subsidi sebesar 20.000 dolar Hong Kong kepada orangtua dari setiap bayi yang lahir hingga 2026. Meskipun bantuan ini diumumkan, beberapa warga merasa bahwa jumlahnya masih belum mencukupi untuk mengatasi biaya hidup yang tinggi di kota tersebut.


4. Singapura: Insentif di Tengah Pandemi
Singapura, dengan tingkat kelahiran yang rendah, memberikan dorongan finansial kepada warganya.
Selama pandemi Covid-19, pemerintah membayar sekitar 8.000 dolar Singapura atau sekitar Rp90,7 juta untuk bayi pertama dan 10.000 dolar Singapura atau sekitar Rp113,4 juta untuk bayi ketiga. Bonus tumbuh kembang anak juga menjadi bagian dari insentif ini.


5. Finlandia: Bonus Bayi di Lestijarvi

Finlandia menghadapi tantangan kelahiran di kota kecil Lestijarvi, di mana hanya satu anak yang lahir per tahun. Pemerintah setempat memberikan bonus bayi sebesar 10.000 euro atau sekitar Rp181,6 juta untuk setiap bayi yang lahir. Kebijakan ini berhasil meningkatkan jumlah kelahiran di kota tersebut.

6. Luksemburg: Tunjangan Persalinan Bertahap
Tunjangan ini dibayarkan dalam tiga tahap: sebelum kelahiran, saat lahir, dan terus jika anak dibesarkan di Luksemburg atau salah satu orang tua bekerja di negara tersebut.

Luksemburg, yang menghadapi tingkat kelahiran tahunan yang rendah, memberikan tunjangan persalinan sebesar 1.800 euro atau sekitar Rp29,1 juta.

7. Estonia: Cuti Hamil dan Tunjangan Persalinan

Estonia tidak hanya memberikan cuti hamil berbayar selama setahun kepada warganya tetapi juga memberikan tunjangan persalinan sebesar 320 euro atau sekitar Rp5,1 juta yang dapat dicairkan sebelum anak berusia enam bulan. Langkah ini diambil untuk mengatasi rendahnya populasi penduduk.

8. Italia: Intensif untuk Keluarga dengan Dua Anak atau Lebih
Italia memberikan intensif kepada keluarga yang memiliki dua anak atau lebih. Di provinsi Trento, program insentif sebesar 5.000 euro atau sekitar Rp80,9 juta diberikan kepada keluarga yang ingin mendorong kelahiran anak dan menciptakan keluarga besar.


9. Prancis: Investasi Publik untuk Keluarga
Selain tunjangan anak bulanan, Prancis memberikan hibah kelahiran sebesar US$1.000 atau sekitar Rp15,1 juta untuk mendukung keluarga baru.

Prancis menjadi negara yang mengalokasikan lebih banyak uang publik untuk keluarga daripada negara OECD lainnya.

Dalam menghadapi tantangan demografi dan penurunan angka kelahiran, negara-negara tersebut berinovasi dengan memberikan insentif keuangan kepada warganya.
Sebagian besar negara tampaknya bersedia "membagi-bagi" uang untuk memastikan kelangsungan hidup generasi mendatang.
