Penghargaan Kemenkes untuk Bidan Tessa yang Selamatkan Ibu Hamil dalam Penerbangan
Bidan Tessa Siswina menerima penghargaan dari Kemenkes karena telah membantu persalinan seorang penumpang di pesawat Citilink rute Pontianak-Surabaya.

Pada Selasa (11/3) lalu, terjadi sebuah kejadian luar biasa di ketinggian 35.000 kaki ketika seorang penumpang pesawat Citilink yang terbang dari Pontianak menuju Surabaya melahirkan di dalam pesawat.
Kejadian yang mendebarkan ini ditangani dengan cekatan oleh Dr. Tessa Siswina, S.Si.T, M.Keb, seorang bidan yang kebetulan berada di dalam pesawat tersebut. Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasinya, Kementerian Kesehatan memberikan sebuah penghargaan kepada Tessa, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber pada, Kamis(20/3/2025).
Dari Kebingungan hingga Tindakan Cepat
Awalnya, Tessa tidak menyadari bahwa ada keadaan darurat. Ia duduk di kursi 15F ketika pengumuman dari kokpit meminta bantuan tenaga medis. Rasa ingin tahunya muncul saat melihat keramaian di bagian belakang pesawat.
"Saya tanya dengan ibu di sebelah saya, kenapa heboh di belakang? Apa ada yang mabuk di belakang? Si ibu menjawab ada yang mau melahirkan," ungkap Tessa. Tanpa ragu, ia berdiri dan bersiap untuk membantu. Setelah meletakkan tas dan jam tangannya, Tessa menghampiri pramugari dan mengangkat tangan, menunjukkan bahwa ia adalah seorang bidan."Kondisinya bagaimana?" tanyanya setelah melihat penumpang yang berinisial RS (18) dalam posisi berbaring di kursi 18.
"Sudah pecah ketuban," jawab pramugari. Setelah mengetahui bahwa usia kehamilan penumpang tersebut adalah 33 minggu, Tessa segera mengambil alih situasi dan meminta agar penumpang dibawa ke bagian belakang pesawat. Dalam kondisi yang penuh tantangan, ia berhasil membantu proses kelahiran bayi laki-laki dengan selamat.
Bantu proses persalinan di udara
Di tengah situasi tegang saat proses persalinan, pilot mengumumkan kepada seluruh penumpang bahwa telah lahir seorang bayi laki-laki. Pengumuman dari kokpit tersebut membuat Tessa merinding, meskipun ia masih harus berusaha untuk mengeluarkan plasenta. Ia terus bertanya kepada pramugari mengenai perkiraan waktu pendaratan, agar dapat mengatur proses persalinan dengan lebih baik. Pada saat itu, Tessa hanya didampingi oleh anaknya yang masih berusia tiga tahun, sementara suaminya sedang bekerja di Malaysia.
Setelah proses kelahiran selesai, bayi yang baru lahir langsung digendong oleh penumpang lainnya karena sang ibu masih dalam tahap pemulihan. Setelah situasi terkendali, Tessa menunjukkan kartu anggota Ikatan Bidan Indonesia sebagai bukti identitas profesinya. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap peralatan medis yang tersedia di pesawat, yang sangat membantunya dalam menangani keadaan darurat ini. Dalam kondisi yang tidak biasa, Tessa berhasil menjalankan tugasnya dengan baik dan menunjukkan profesionalisme yang tinggi.
Penghargaan untuk Dedikasi Bidan oleh Kemenkes

Di luar kejadian luar biasa tersebut, Tessa berprofesi sebagai dosen di Poltekkes Kemenkes Pontianak. Ia baru saja menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Padjadjaran (UNPAD) dengan bantuan beasiswa tugas belajar (Tubel) dari Kementerian Kesehatan. "Alhamdulillah saya sangat berterima kasih atas beasiswa yang saya dapatkan dari Tubel Kemenkes yang sangat membantu saya dalam menyelesaikan pendidikan saya.
Saya merasa beruntung menjadi salah satu penerima Tubel sehingga dapat melanjutkan studi hingga jenjang doktoral," ungkapnya. Saat ini, Tessa kembali aktif dalam kegiatan mengajar dan menjabat sebagai Ketua Bidang 5 di Kolegium Kebidanan, assessor LAMPTKes, serta Pengurus Daerah IBI Provinsi Kalimantan Barat. Ia memiliki harapan untuk terus memberikan kontribusi dalam bidang kebidanan dan membina generasi muda agar menjadi tenaga medis yang profesional dan berkualitas.
Direktur Jenderal Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan, Yuli Farianti, mengungkapkan bahwa penghargaan yang diberikan oleh Menteri Kesehatan kepada Tessa merupakan bentuk penghormatan terhadap dedikasinya. "Kejadian ini juga menjadi bukti bahwa di tengah situasi darurat, ketenangan dan keterampilan seorang tenaga kesehatan seperti Tessa sangat dibutuhkan.
Semoga peristiwa ini dapat menjadi inspirasi bagi para profesional tenaga kesehatan lainnya dalam menghadapi tantangan yang tidak terduga di lapangan," ujar Dirjen Yuli. Kisah heroik ini mengingatkan kita bahwa di mana pun dan kapan pun, tenaga kesehatan memiliki peran yang krusial dalam menyelamatkan nyawa, bahkan di lokasi yang tidak biasa seperti kabin pesawat yang terbang di ketinggian ribuan meter di atas permukaan laut.