Sulap Gulma Jadi Produk Handmade Estetik, Intip Cerita Inspiratif Win’s Rajut
Win's Rajut berhasil membuktikan kreativitasnya dengan mengolah gulma menjadi produk estetik.
Sulap Gulma Jadi Produk Handmade Estetik, Intip Cerita Inspiratif Win’s Rajut
Ada banyak bahan alam di Indonesia yang bisa dimanfaatkan menjadi berbagai barang kebutuhan sehari-hari. Bahkan, tanaman gulma yang dianggap merugikan seperti mendong dan enceng gondok juga bisa disulap jadi produk estetik dan khas.Hal ini dapat terwujud berkat tangan-tangan terampil dari sosok penuh kreativitas. Memadukan kedua bahan tersebut dengan teknik sulam dan rajut, hasilnya adalah berbagai produk handmade berkualitas tinggi.
Contohnya adalah produk home décor seperti karpet, lemari, kursi, sarung bantal, aneka hiasan ruangan, hingga tempat tisu yang jadi terlihat begitu indah. Nggak terkecuali produk fashion seperti tas, dompet, topi yang bisa melengkapi penampilan sang pengguna.
Keajaiban penuh kreativitas inilah yang dibawa oleh Winarsih (58), pemilik Win’s Rajut. Berawal dari sebuah hobi untuk kebutuhan pribadi, ternyata produk buatannya malah semakin banyak disukai. Seperti apa ceritanya?
Mengawali Usaha di Tahun 2015
Seiring dengan meningkatnya peminat produk yang ia hasilkan, Winarsih akhirnya membuka usaha UMKM miliknya yang diberi nama Win’s Rajut. Ia juga sengaja memilih bahan alami dan ramah lingkungan untuk semua produknya.
-
Bagaimana Bank BRI membantu UMKM jambu kristal? Dengan adanya bantuan dari Bank BRI tersebut, perekonomian warga desa juga semakin meningkat. 'Penerima manfaat dari BRI untuk desa ini sangat banyak. Mulai pemberian modal untuk petani jambu, pemasaran secara digital, BRI Menanam, CSR mesin keripik, pameran dan beasiswa anak prestasi,'
-
Apa yang dilakukan BRI untuk UMKM binaannya? Dukungan inilah yang berusaha diberikan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Sebagai bank yang fokus di segmen UMKM, BRI menorehkan prestasi membanggakan. 2 UMKM binaannya berhasil unjuk gigi di Pameran Dagang Internasional bergengsi, New York (NY) Now Summer Market 2023 yang diselenggarakan pada 13 – 16 Agustus 2023 lalu di Jacob K. Javits Convention Center, New York, Amerika Serikat.
-
BRI bantu Rumah Kerajinan Yu Payem gimana? Selain membantu melakukan promosi digital, BRI juga memberikan kesempatan pada wanita asli Sentolo, Kulon Progo ini mengikuti pameran UMKM yang diadakan di Inggris.
-
Mengapa Bank BRI membantu UMKM jambu kristal? Dengan adanya bantuan dari Bank BRI, masyarakat Desa Munggangsari bisa terus mengembangkan usahanya.'Mulai bertani jambu kristal sejak tahun 2017. Hingga saat ini ada sekitar puluhan petani jambu kristal dan setiap harinya ada sekitar 800 kilogram jambu kristal yang dihasilkan,'
-
Apa saja bantuan dari Bank BRI untuk UMKM jambu kristal? Bank BRI dikenal kerap memberikan bantuan permodalan untuk para pelaku UMKM. Namun tidak hanya permodalan, Bank BRI juga memberikan bantuan lain ke Desa Munggangsari. Bank BRI membantu petani jambu kristal di sini dengan menghadirkan layanan digital dan pelatihan pengolahan jambu kristal.
-
BRI membantu UMKM bagaimana? BRI ingin memberdayakan dan menaikkelaskan UMKM melalui berbagai inovasi, di antaranya melalui UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR sebagai program yang sudah dihadirkan BRI sejak 2019.
"Saya mengambil bahan-bahan alami, tidak menggunakan bahan yang mengandung plastik. Semua produk menggunakan bahan seperti enceng gondok, mendong, goni, benang katun,"
ungkap Winarsih di Pesta Rakyat Simpedes (PRS) Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Taman Chandra Wilwatikta Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Minggu (27/8).
Jenis produknya pun terus berkembang dan bertambah, bahkan hingga mencapai ratusan macam. Tetapi keseluruhan dari bahan alami dan sebagian produk memadukan dengan teknik sulam dan rajut benang.
"Cuma bahan mendong, kami mendatangkan dari kabupaten lain," akunya.
Aneka produk Win's Rajut disajikan dari ukuran kecil dengan harga Rp30 ribu hingga jutaan rupiah. Ia juga melayani produk custom sesuai dengan selera dan keinginan pembelinya.
Membedayakan Masyarakat Sekitar
Selama ini, Winarsih menggunakan tenaga kerja di lingkungan rumahnya di Pasuruan. Sehingga secara tidak langsung memang menyerap tenaga kerja masyarakat sekitarnya.
Namun di sisi lain, ia juga merasa kesulitan untuk regenerasi tenaga profesional, dengan alasan bayaran yang dinilai kurang menjanjikan. Gaji dari UMKM dinilai kecil dibandingkan upah pekerja pabrik yang banyak berdiri di Pasuruan.
"Untuk mendidik tenaga terampil itu agak kesulitan. Mereka merasa penghasilannya tidak sebanding dengan kerja di pabrik. Kalau masih muda pasti lebih memilih kerja di pabrik," katanya.
Berhasil Menembus Pasar Eropa
Produk Win's Rajut awalnya juga hanya dipasarkan di kawasan wilayah Kabupaten Pasuruan dan sekitarnya. Namun lewat berbagai pameran dan promosi, semakin dikenal hingga pasar internasional. Beberapa item tertentu memikat pembeli hingga pasar Eropa.
"Produk enceng gondok sudah ekspor ke Eropa, namun masih lewat distributor. Bentuk produknya berupa karpet, ukurannya cukup besar. Karpetnya dipadukan dengan rajut, kita rangkai dengan rajut," jelasnya.Winarsih mengaku telah memanfaatkan pemasaran di media sosial dan e-commerse termasuk lewat instagram, tiktok, shoopie dan lainnya. Namun karakter pembelinya yang belum sepenuhnya berubah yang tetap ingin mengetahui produknya secara fisik.
"Produk saya ini kan produk handy craft ya, orang kalau melihat hanya lewat gambar itu tidak lega. Orang -orang kalau mau beli barang handmade rata-rata ingin pegang langsung, beda dengan produk plastik yang langsung dibeli. Kalau handmade halus ndak, inginnya dipegang-pegang, tidak semudah orang jualan online yang jualan plastik itu,"
ungkap Winarsih.
Namun demikian lewat media sosial dan e-commerse, produknya dapat terjual, bahkan hampir pernah terkirim ke seluruh kota di Indonesia.
UMKM Binaan BRI
UMKM Win's Rajut sendiri merupakan dampingan BRI yang sebelumnya telah mendapat pembinaan dan permodalan. Lewat berbagai even yang digelar BRI, produknya semakin dikenal oleh masyarakat luas. Selain itu juga mendapatkan bantuan permodalan lewat KUR (Kredit Usaha Rakyat).
"Saya sudah ikut beberapa kali pameran. Ini bukan kali pertama, ke Malang dan lain-lain, ikut even BRIlian di Jakarta dua periode. Saya juga pernah membuat produk yang dilelang BRI waktu Gernas Bangga Buatan Indonesia. Saya terpilih satu kursi sama home dekor," kisahnya.
Bahkan produk karpetnya hingga saat ini terpajang di galeri art Indonesia di Jakarta. Produk itu dipajang dan dibeli pada saat Pameran 2021.Lewat pendampingan BRI, Winarsih berharap usahanya secara kapasitas semakin kuat dan berkembang terus. Peran BRI masih terus dibutuhkan dalam persoalan pemasaran, permodalan dan berbagai problem UMKM lainnya.
"Harapannya ada lagi pameran dengan even lebih besar, nasional atau internasional. Ada promosi lebih besar dengan jangkauan yang lebih luas. Bisa menjangkau pembeli lebih luas lagi," jelasnya.
Winarsih mengatakan, dampak Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya mengembalikan daya beli masyarakat. Bahkan usahanya sempat banting setir memproduksi masker agar tetap bisa menyambung hidup.
"Kita belum banyak bikin produk karena modalnya belum kembali. Kita masih butuh pendanaan dan promo untuk kepentingan kenaikan omzet," ungkapnya.
Selain itu, Winarsih mengajak perkantoran dan masyarakat luas menggunakan produk UMKM. Karena akan menggerakkan roda usaha dan menghidupkan UMKM. Ajakan itu terutama ditujukan kepada para pejabat, agar meninggalkan penggunaan produk pabrikan, apalagi import dari luar negeri.
"Pakai produknya UKM dong. Tidak menggunakan barang pabrikan, pilih produk UMKM. Semuanya kantor pasti butuh, " ungkapnya.