Tradisi Cium Tangan di Indonesia, Asalnya dari Mana Sih?
Jadi kebiasaan sehari-hari, sejak kapan orang Indonesia mulai sering cium tangan?
Sebagai masyarakat Indonesia, dari kecil mungkin sudah terbiasa dengan mencium tangan kepada orang yang lebih tua. Saat pamit mau berangkat ke sekolah, ketika bertemu dengan guru di sekolah, atau bertemu dengan orang yang lebih tua, cium tangan jadi budaya yang nggak pernah dilewatkan. Tapi, dari mana sih munculnya tradisi yang satu ini?
Simbol Sopan Santun
Di Indonesia, tradisi cium tangan ini dianggap sebagai bagian dari sopan santun dan penghormatan dalam hubungan antar manusia. Seringnya dilakukan untuk menghargai orang yang dianggap lebih tua. Nggak hanya dalam konteks formal, cium tangan atau yang sering disebut salim ini juga dilakukan saat suasana santai. Misalnya saat berkumpul dengan keluarga besar di rumah, salim juga sering dilakukan.
-
Kenapa cium tangan dilakukan? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa makna dari cium tangan? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Dimana ciuman pertama kali ditemukan? 'Di Mesopotamia kuno, yang merupakan nama untuk budaya manusia purba yang ada di antara sungai Eufrat dan Tigris di wilayah Irak dan Suriah saat ini, orang-orang menulis dengan aksara paku di atas lempengan tanah liat,' papar salah seorang penulis, Dr Troels Pank Arbøll, seorang peneliti di bidang pengobatan Mesopotamia kuno di Universitas Copenhagen, Denmark.
-
Dimana tradisi jabat tangan ditemukan? Arkeolog telah menemukan teks-teks kuno, reruntuhan pusaka kuno, serta artefak yang mengungkapkan bahwa berjabatan tangan juga telah dilakukan nenek moyang kita ribuan tahun lalu.
-
Siapa yang biasanya mencium tangan? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Apa itu ciuman? Sebuah penelitian mencoba mengupas secara tuntas bagaimana awal mula orang-orang melakukan ciuman. Mengutip IFLScience, Kamis (31/10), sebagaimana diketahui, ciuman menjadi cara yang serbaguna untuk menunjukkan kasih sayang, keintiman, dan barangkali bagi sebagian negara mencerminkan rasa hormat.
Jadi Tradisi di Negara Asia Tenggara Lain
Tahukah kamu kalau ternyata budaya salim atau cium tangan nggak hanya ditemukan di Indonesia saja? Negara Asia Tenggara lainnya seperti di Malaysia, Filipina, dan Brunei juga memiliki tradisi serupa, bahkan jadi kebiasaan umum yang dilakukan saat bertemu dengan orang yang lebih tua.
Akulturasi dengan Agama
Menurut sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Samuel Charlies Mowoka, disebutkan bahwa tradisi cium tangan berasal dari proses akulturasi budaya lokal dengan agama. Di Indonesia sendiri, Islam menjadi agama yang banyak memberikan pengaruh terhadap tradisi tersebut, terlebih dalam konteks cium tangan terhadap guru atau orang yang disegani.
Sementara itu, Kristen juga mengenal budaya mencium tangan untuk pemuka agama atau orang yang disegani.
Namun, kebiasaan ini sendiri sudah mulai banyak ditinggalkan oleh masyarakat Eropa.
Berkembang Menjadi Sungkeman
Dari kebiasaan mencium tangan, kemudian berkembang menjadi sungkeman yang banyak dilakukan saat Lebaran. Tradisi ini dilakukan dengan cara bersimpuh di hadapan orang yang lebih tua sambil mencium tangannya. Biasanya hal ini dilakukan oleh anak kepada orang tuanya sendiri saat Lebaran tiba.
Diperkirakan Berasal dari Solo
Bagi masyarakat Jawa, tradisi sungkeman sudah berlangsung secara turun-temurun. Jika dirunut sejarahnya, ternyata tradisi tersebut berasal dari kota Solo.
Menurut cerita, halal bihalal yang berkembang menjadi budaya di Indonesia awalnya berasal dari tradisi Sungkeman di Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Pura Mangkunegaran. Diperkirakan sungkeman massal terjadi pertama kali di era Kanjeng Gusti Pangeran Agung (KGPA) Sri Mangkunegara I yang dilakukan setelah menggelar salat Ied.
Praktik tradisi sungkeman di Solo
Dianggap Sebagai Praktik Terselubung Melawan Penjajah
Seiring dengan kolonialisme yang terjadi di tanah air, tradisi sungkeman tak bisa leluasa digelar. Hal ini karena adanya kecurigaan bahwa kegiatan tersebut dianggap sebagai pertemuan terselubung dalam melawan penjajah Belanda. Gara-gara hal tersebut, pihak keraton akhirnya membuat prosesi halal bihalal saat Lebaran menjadi open house yang tradisinya bertahan hingga saat ini.
Bentuk Penghormatan kepada yang Lebih Tua
Sungkeman nggak hanya menjadi tradisi yang dilakukan saat Lebaran saja. Banyak momen lain yang juga sering diisi dengan budaya yang satu ini. Misalnya sungkeman anak meminta doa restu orang tua sebelum menikah. Biasanya sosok yang disungkemi adalah orang tua dan mereka memberikan berbagai nasihat baik dan doa untuk sang anak yang menjalani ritual sungkeman.