Profil
Ida Ria S.
Ida Ria Simamora memulai karirnya di bidang politik pada 2004 silam dengan bernaung di bawah bendera Partai Demokrat. Saat itu, wanita kelahiran kota Jakarta ini mencoba peruntungannya dalam Pemilu Legislatif sebagai wakil dari daerah pemilihan II Jawa Barat. Sayangnya, Simamora belum terlalu beruntung. Namun, gagal dalam meraih kursi Senayan tidak lantas membuat alumni Universitas Pelita Harapan ini putus asa.
Pada Pemilu 9 April 2009 lalu, Simamora kembali bergelut dengan calon legislatif lain, kali ini untuk wakil dari daerah pemilihan Jawa Timur IX yang meliputi Kabupaten Tuban dan Bojonegoro. Tetap setia bernaung di bawah kebesaran panji Partai Demokrat, ibu dua anak ini akhirnya berhasil meraup 29.250 suara yang sekaligus mengamankan jatah tiket untuk melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat dari Fraksi Demokrat periode 2009 - 2014.
Dengan nomor anggota A-524, Simamora duduk di bangku Komisi VI DPR Republik Indonesia yang membidangi urusan Perdagangan, Perindustrian, Investasi, Koperasi, UKM, BUMN, dan Standarisasi Nasional. Selain berbagai rapat maupun pertemuan rutin lainnya, wanita berdarah Batak ini juga kerap terlihat dalam berbagai kegiatan sosial yang berlangsung di daerah Bojonegoro dan Tuban seperti aksi bakti sosial, pengobatan gratis, dan bantuan sejumlah benih jagung unggulan.
Di samping itu, Simamora juga sangat getol menyuarakan persamaan gender antara pria dan wanita termasuk dalam hal meraih peluang bisnis. Seruan ini disampaikan politisi kelahiran 1959 ini mengingat potensi para perempuan yang sangat bisa dan sangat mungkin jauh lebih kreatif dalam berwirausaha, utamanya dalam berkoperasi yang legalitasnya diakui bahkan dilindungi oleh negara.
Lebih jauh, anggota DPR yang juga gemar menyanyi ini juga aktif memperjuangkan harga pupuk yang rendah bagi para petani. Mengaku sering terinspirasi oleh sang suami, Drs. Sondang Gultom MSc, yang bekerja di sektor perhutanan, Ida Simamora sering menegaskan bahwa pemerintah di daerah pemilihannya harus lebih terbuka dan cerdas memanfaatkan peluang, khususnya yng membisakan masuknya para investor untuk menanamkan modal di daerah tersebut.
Riset dan Analisis: Laili Dian R.W.N - Mochamad Nasrul Chotib