7 Dampak Sering Makan Es Batu, Pengaruhi Kesehatan Gigi
Makan es batu mungkin jadi kebiasaan beberapa orang saat menghadapi suhu yang panas. Namun, sebaiknya segera hindari karena dampaknya yang buruk.
Makan es batu merupakan kebiasaan yang umum di kalangan banyak orang, terutama pada musim panas atau saat cuaca sedang panas. Namun, kebiasaan ini tidak sepenuhnya tanpa risiko. Sering makan es batu dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan, terutama kesehatan gigi.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang apa saja dampak sering makan es batu yang perlu Anda ketahui.
-
Kenapa makanan asam merusak gigi? Asam dari makanan atau minuman yang dikonsumsi mengikis lapisan mineral di gigi, membuatnya rentan terhadap keropos.
-
Apa penyebab kerusakan gigi? Terlalu banyak gula adalah penyebab kerusakan gigi.
-
Apa saja dampak es teh manis bagi tubuh? Tidak hanya merugikan bagi kesehatan lambung, minum teh saat perut kosong ketika berbuka berpotensi menimbulkan dehidrasi. Hal ini disebabkan oleh kafein yang terdapat dalam teh memiliki sifat diuretik, yang membuat tubuh menghasilkan urin lebih cepat dan mengakibatkan seringnya buang air kecil. Tingkat kegiatan buang air kecil yang berlebihan ini berpotensi menjadi pemicu dehidrasi.
-
Makanan apa yang bisa buat gigi rusak? Konsumsi kue-kue manis lebaran dapat menyebabkan kerusakan gigi dan masalah kesehatan gigi lainnya.
-
Apa sebenarnya penyebab kerusakan gigi? Zat makanan, bakteri, dan air liur bergabung membentuk plak yang menempel di gigi Anda. Kerusakan gigi dimulai saat gula dan pati tertinggal di gigi untuk waktu yang lama. Bakteri dalam plak memakan makanan bergula dan bertepung, yang membentuk asam. Asam dalam plak ini mengikis email atau lapisan luar gigi yang keras.
-
Kenapa makanan manis berbahaya untuk gigi? Gula dapat mempercepat metabolisme bakteri menghasilkan asam yang dapat merusak mineral gigi sehingga menjadi berlubang.
Pengikisan Email Gigi
1. Pengikisan Lapisan Email Gigi
Makan es batu secara berlebihan dapat menyebabkan pengikisan lapisan email gigi. Lapisan email gigi adalah lapisan terluar yang melindungi dentin, bagian yang lebih sensitif di bawahnya.
Ketika Anda mengunyah es batu, lapisan email gigi dapat terkikis sedikit demi sedikit. Proses ini disebabkan oleh tekanan dan gesekan yang diberikan pada gigi saat mengunyah es batu. Lapisan email gigi yang terkikis tidak hanya mengurangi perlindungan gigi, tetapi juga membuat gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan lainnya.
Pengikisan lapisan email gigi bukan hanya terjadi karena gesekan fisik, tetapi juga karena perubahan suhu yang drastis. Es batu yang dingin dapat menyebabkan kontraksi pada jaringan gigi, sehingga lapisan email gigi menjadi lebih rapuh dan mudah terkikis. Selain itu, kebiasaan mengunyah es batu juga dapat menyebabkan Anda mengunyah dengan lebih keras, yang juga dapat memperburuk kondisi lapisan email gigi.
2. Gigi Sensitif
Gigi yang sensitif adalah salah satu dampak utama dari sering makan es batu. Ketika lapisan email gigi terkikis, gigi menjadi lebih rentan terhadap perubahan suhu dan tekstur makanan. Hal ini dapat menyebabkan rasa ngilu atau nyeri pada gigi, terutama ketika Anda mengonsumsi makanan atau minuman yang dingin. Gigi sensitif juga dapat menyebabkan Anda menjadi lebih sulit untuk menikmati makanan atau minuman favorit karena rasa sakit yang dialami.
Gigi sensitif bukan hanya disebabkan oleh pengikisan lapisan email gigi, tetapi juga oleh beberapa faktor lain seperti penggunaan pasta gigi yang terlalu keras, penggunaan bahan kimia dalam produk perawatan gigi, atau bahkan karena kondisi medis tertentu seperti karies atau abses gigi. Namun, kebiasaan mengunyah es batu secara berlebihan adalah salah satu penyebab utama gigi sensitif.
Gigi Patah
3. Gigi Retak dan Patah
Mengunyah es batu secara berlebihan juga dapat menyebabkan gigi retak atau patah. Tekanan yang diberikan pada gigi saat mengunyah es batu dapat membuat struktur gigi menjadi lemah dan rentan terhadap kerusakan. Gigi yang retak atau patah tidak hanya menyakitkan, tetapi juga membutuhkan perawatan medis untuk memperbaikinya.
Gigi retak atau patah dapat terjadi karena beberapa alasan, termasuk kekuatan tekanan yang melebihi batas toleransi gigi, kekurangan kalsium atau vitamin D yang menyebabkan kerusakan tulang, atau bahkan karena kebiasaan mengunyah es batu yang berulang-ulang. Kondisi ini memerlukan perawatan dari dokter gigi, yang mungkin melibatkan penggunaan bahan pengisi, penutup gigi, atau bahkan pembedahan.
4. Karies Gigi
Karies gigi adalah kondisi lain yang dapat timbul dari sering makan es batu. Ketika lapisan email gigi terkikis, gigi menjadi lebih rentan terhadap bakteri yang menyebabkan karies. Bakteri ini dapat menyerang dentin dan menyebabkan kerusakan yang lebih dalam pada gigi.
Karies gigi adalah proses yang kompleks yang melibatkan interaksi antara bakteri, makanan, dan lingkungan oral. Bakteri seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus dapat menghasilkan asam dari gula yang tidak tercerna, sehingga mengurangi pH oral dan menyebabkan kerusakan pada enamel dan dentin. Karies gigi dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan bentuk gigi, dan bahkan kehilangan gigi jika tidak diobati.
Tanda Kondisi Psikologis
5. Masalah Gusi
Selain kerusakan pada gigi, makan es batu juga dapat menyebabkan masalah pada gusi. Mengunyah es batu secara berlebihan dapat menyebabkan gusi menjadi iritasi atau bahkan terinfeksi. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan peradangan pada gusi.
Gusi yang iritasi atau terinfeksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kebiasaan mengunyah es batu yang berulang-ulang. Tekanan dan gesekan yang diberikan pada gusi saat mengunyah es batu dapat menyebabkan peradangan dan iritasi. Selain itu, bakteri yang ada di es batu juga dapat menyebabkan infeksi pada gusi.
6. Penularan Kuman
Jika es batu yang dimakan tidak bersih, maka dapat terjadi penularan berbagai kuman, virus, dan parasit pembawa penyakit. Hal ini dapat menyebabkan kondisi seperti gastroenteritis, diare, demam tifoid, shigellosis, hepatitis A, dan kolera.
Penularan kuman melalui es batu dapat terjadi karena kontaminasi dari sumber air atau peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan es batu. Jika es batu tidak dibuat dengan cara yang higienis, maka dapat mengandung bakteri dan virus yang berbahaya. Konsumsi es batu yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi gastrointestinal yang berat dan memerlukan perawatan medis.
7. Kondisi Psikologis
Sering makan es batu juga dapat terkait dengan kondisi psikologis seperti pica. Pica adalah gangguan makan yang ditandai dengan kebiasaan kompulsif mengonsumsi benda-benda yang tidak lazim, seperti es batu. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya substansi mineral, faktor genetik, atau faktor kultural.
Pica dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk kerusakan gigi, masalah gastrointestinal, dan bahkan penularan kuman. Kondisi ini memerlukan perawatan dari ahli kesehatan mental yang dapat melibatkan psikoterapi dan pemberian obat-obatan antipsikotik jika gejalanya berkaitan dengan gangguan psikotik.