Deretan Dampak Buruk dari Kebiasaan Sikat Gigi Sehari Sekali
Menyikat gigi hanya sekali sehari bisa menyebabkan plak menumpuk dan menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi, bahkan risiko kehilangan gigi.
Punya kebiasaan hanya menyikat gigi sekali dalam sehari bisa menimbulkan berbagai dampak buruk berikut.
Deretan Dampak Buruk dari Kebiasaan Sikat Gigi Sehari Sekali
Salah satu hal yang harus dilakukan pada pagi hari setelah bangun dan malam hari sebelum tidur adalah menyikat gigi. Hal ini bisa sangat membantu menjaga kebersihan maupun kesehatan area mulut.
Kondisi menyikat gigi di pagi dan malam hari ini kadang tanpa sengaja bisa terlewat terutama di malam hari.
-
Apa yang terjadi jika sikat gigi jarang diganti? Sikat gigi yang sudah digunakan terlalu lama akan menjadi lebih tidak efektif dalam membersihkan gigi dan gusi. Bulu sikat gigi yang sudah aus tidak akan mampu membersihkan sisa makanan dan plak dengan baik, sehingga meningkatkan risiko terjadinya masalah kesehatan mulut seperti karies dan penyakit gusi.
-
Siapa yang berisiko terkena bahaya jarang sikat gigi? Sayangnya, masih banyak orang yang terbawa rasa malas, sehingga kegiatan ini jarang dilakukan dengan baik.
-
Apa manfaat sikat gigi rutin? Kebiasaan menyikat gigi secara rutin memiliki banyak manfaat, termasuk mencegah penumpukan plak dan bakteri yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.
-
Kenapa jarang sikat gigi bikin gigi berlubang? Jika kamu jarang menyikat gigi, bakteri di dalam mulut pun akan menumpuk dan membentuk plak yang kemudian dapat menghasilkan asam. Asam inilah yang nantinya dapat merusak enamel gigi dan menyebabkan terjadinya lubang atau kerusakan pada gigi, yang dikenal sebagai karies gigi.
-
Bagaimana merawat sikat gigi? Pertama, pastikan sikat gigi selalu kering setelah digunakan. Setelah menyikat gigi, pastikan untuk menyeka sikat gigi dengan handuk atau tisu kering untuk menghilangkan sisa air di sikat gigi. Hal ini akan mencegah pertumbuhan bakteri yang berkembang dalam kelembapan.
-
Apa penyebab kerusakan gigi? Terlalu banyak gula adalah penyebab kerusakan gigi.
Menyikat gigi hanya sekali sehari bisa menyebabkan plak menumpuk dan menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi, bahkan risiko kehilangan gigi saat bakteri menyerang gigi dan gusi.
Pada pagi hari, kerap mulut terasa asam sehingga seseorang kerap tidak lupa menyikat gigi karena mulut yang terasa tak sedap. Namun di malam hari bisa terlewat karena rasa lelah dan mengantuk yang muncul.
"Air liur membantu mencegah bakteri menyerang email gigi. Namun, produksi air liur secara signifikan menurun di malam hari, sehingga menggosok gigi sebelum tidur menjadi kritis dalam rutinitas kebersihan mulut Anda. Seiring berjalannya waktu, melewatkan menggosok gigi di malam hari dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan,"
drg. Osei-Fosu dilansir dari Livestrong.
Hanya menggosok gigi sekali sehari dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan gigi dan mulut berupa:
Penumpukan plak
Jika plak tidak dihilangkan secara teratur maka dapat mengeras menjadi karang gigi. Penumpukan plak meningkatkan risiko gigi berlubang, penyakit gusi, dan infeksi mulut lainnya.
"Menggosok gigi dua kali sehari tak hanya bermanfaat untuk menjaga kesegaran napas saja. Ketika Anda tidak menggosok gigi dua kali sehari, Anda berisiko tinggi mengalami penumpukan plak pada gigi Anda,"
drg. Osei-Fosu, dilansir dari Livestrong.
Risiko Karies
Karang gigi yang terbentuk akibat penumpukan plak dapat merusak lapisan pelindung gigi (email). Hal ini dapat menyebabkan gigi berlubang atau karies.
Penyakit Gusi
Penumpukan plak yang tidak dihilangkan dengan baik dapat menyebabkan peradangan pada gusi, yang dikenal sebagai gingivitis. Gingivitis dapat menyebabkan gusi merah, bengkak, dan berdarah.
Bau Mulut
Penumpukan plak dan bakteri di mulut dapat menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Hanya menggosok gigi sekali sehari tidak cukup untuk menghilangkan bakteri yang menyebabkan bau mulut.
Risiko Kesehatan Lain
Penelitian telah menunjukkan adanya hubungan antara kesehatan mulut yang buruk dengan kondisi kesehatan umum seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit ginjal.