Adakah Manfaat Shisha Rokok Arab? Berikut Penjelasannya
Di balik kesenangan merokok shisha, muncul pertanyaan, apakah shisha memiliki manfaat bagi tubuh?
Shisha atau rokok Arab telah menjadi simbol gaya hidup yang menarik perhatian banyak orang, terutama di kalangan anak muda. Modelnya yang unik, cara menghisap yang berbeda, berbagai rasa yang menggoda dan suasana sosial yang menyertainya, shisha sering dianggap sebagai alternatif yang lebih "ringan" dibandingkan rokok biasa.
Namun, di balik kesenangan merokok shisha, muncul pertanyaan penting: adakah manfaat shisha rokok? Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang shisha, mengeksplorasi potensi manfaatnya, serta memahami risiko kesehatan yang mungkin mengintai.
-
Apa itu shisha? Shisa adalah Metode Merokok dari Timur Tengah, Ketahui Bahaya dan Cara Menghentikan Kebiasaannya Rokok ini terdiri dari campuran tembakau yang telah dicampur dengan buah-buahan, madu, atau sirop untuk memberikan rasa dan aroma yang khas.
-
Kenapa shisha populer? Salah satu alasan mengapa rokok shisha menarik perhatian banyak orang karena cara penggunaannya yang sosial. Biasanya, rokok shisha disajikan dalam kelompok kecil atau dalam acara kumpul-kumpul bersama teman-teman. Setiap orang memegang selang dan bergantian menyedot asap.
-
Dimana shisha populer? Berasal dari Timur Tengah, rokok shisha telah menjadi semakin populer di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara menghisap shisha? Proses penggunaan rokok shisha melibatkan tembakau yang terletak di dalam bowls khusus. Tembakau ini dicampur dengan berbagai rasa, seperti apel, jeruk, mint, atau stroberi, untuk menciptakan aroma yang khas. Tembakau tersebut kemudian dipanaskan menggunakan arang panas. Rokok shisha umumnya dikonsumsi melalui selang atau pipa khusus yang terhubung dengan bowls. Asap yang dihasilkan dari tembakau yang dipanaskan ini disedot melalui pipa dan kemudian dihirup melalui mulut.
-
Apa kegunaan tembakau 1000 tahun lalu? 'Kami tahu bahwa tembakau adalah zat yang sangat penting yang digunakan untuk berbagai tujuan ritual dan terapi di Mesoamerika kuno dan di seluruh Dunia Baru,' kata rekan penulis studi tersebut, Oswaldo Chinchilla Mazariegos, seorang profesor antropologi dan direktur program sarjana arkeologi di Universitas Yale, dalam sebuah pernyataan.'Namun, bukti arkeologis langka karena sisa-sisa tembakau jarang terawetkan dengan baik,' jelasnya, seperti dilansir Live Science, Senin (4/3).
-
Apa saja zat berbahaya dalam rokok? Di dalam setiap batang rokok tersembunyi koktail kimia yang berbahaya, yang beberapa di antaranya memiliki potensi mematikan.
Apa Itu Shisha?
Rokok shisha, juga dikenal sebagai hookah, adalah metode merokok yang berasal dari Timur Tengah. Shisha menggunakan pipa air dengan tabung panjang yang terhubung ke sebuah wadah.
Pipa ini digunakan untuk mengisap campuran tembakau rasa buah yang dibakar di atas wadah menggunakan arang khusus. Hasil pemanasan ini kemudian mendorong asap ke dalam wadah air yang nantinya akan menguap. Uap inilah yang nantinya dihirup melalui selang untuk dinikmati.
Shisha pertama kali ditemukan ratusan tahun yang lalu di Timur Tengah. Namun, saat ini, popularitasnya juga sudah mendunia, mulai dari Asia, Amerika, hingga Eropa. Shisha dikenal karena varian rasa yang cukup beragam, sehingga dinilai lebih ringan dan menarik daripada rokok biasa.
Asal Usul Shisha Rokok Arab
Shisha berasal dari bahasa Persia, shīshe, yang berarti kaca. Hal ini merujuk pada tempat pembakaran tabung kaca yang digunakan dalam alat pengasapan shisha. Ada dua teori utama tentang asal-usul shisha:
1. India
Pertama, shisha dikatakan ditemukan di India pada masa kerajaan Mughal (1526–1857). Seorang misionaris Katolik dari Roma yang baru saja mendarat di India memperkenalkan tembakau kepada masyarakat setempat. Abu’l-Fath Gilani, seorang tabib ternama di kalangan pengadilan, menciptakan cara untuk memurnikan asap dari tembakau tersebut. Ia merekomendasikan cara menikmati tembakau kepada Raja Akbar dengan menggunakan alat yang terdiri dari batok kelapa dan pipa panjang terbuat dari kayu, yang kemudian dinamakan 'Hookah' dalam bahasa Devanagari atau 'huqqa' dalam istilah bahasa Hindustan.
2. Persia
Kedua, beberapa sejarawan beranggapan bahwa shisha berasal dari Dinasti Safavid (1501–1736) di Persia (sekarang Iran). Di masa pemerintahan Shah Abbas, ada larangan untuk mengonsumsi tembakau, tetapi masyarakat melanggar larangan dan tetap merokok ḡalyān, yang berarti gelas piala. Abu’l-Fath Gilani juga dikaitkan dengan penyebaran budaya ḡalyān di India, meskipun beberapa sejarawan berpendapat bahwa Gilani bukanlah orang yang menciptakan Hookah melainkan hanya memperkenalkan budaya tersebut.
Perkembangan Rokok Shisha
Shisha awalnya sederhana dan primitif, terbuat dari batok kelapa dan tabung dengan kepala yang terpasang. Alat ini dirancang untuk merokok opium dan ganja, dan kemudian membuka jalannya melalui Kerajaan Persia, Pakistan, Afganistan, Asia Tengah, dan Arab bagian utara, Afrika. Di perjalanan melalui Persia, shisha menggunakan tombeik, tembakau hitam yang tumbuh di Iran, yang dibilas dan ditaruh dalam tungku di mana batu bara ditempatkan secara langsung ke tombeik basah, memberikan rasa yang kuat.
Shisha membuat jalannya ke Turki sekitar 500 tahun yang lalu dan mengalami lonjakan popularitas di kalangan kelas atas dan intelektual. Desain shisha berkembang dalam ukuran dan kompleksitas, ditambahkan kuningan dan kaca, serta sedikit kayu. Popularitas tumbuh ke dalam kedai kopi hookah di Turki dua sampai tiga abad yang lalu. Pelayan bar hookah diperlakukan mirip dengan koki karena persiapan untuk merokok hookah rumit.
Shisha kemudian menyebar ke Mesir dan Maroko, di mana ia dikenal sebagai shisha. Di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, shisha disebut hubble bubbly. Sekarang, shisha bar adalah tempat sosial di mana banyak orang bersama-sama membahas politik dan berbagai peristiwa. Di Kuwait dan Arab Saudi, shisha bar hanya untuk laki-laki, dan di beberapa negara Muslim, shisha dianggap haram atau dilarang.
Shisha telah menjadi bagian dari gaya hidup di seluruh dunia. Di Cina, Turki, Pakistan, Bangladesh, India, dan beberapa negara bagian di Cina, sekitar 100 juta orang merokok shisha. Shisha menggunakan tabung atau pipa yang diisi air dengan wadah sebagai tempat asap, mangkuk, selang, dan pipa. Di dalam tabung, ada tembakau yang khusus dibuat, dipanaskan, dan ditambahkan dengan rasa buah.
Adakah Manfaat Rokok Shisha?
Rokok shisha, meskipun sering dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan rokok biasa, sebenarnya tidak menawarkan manfaat kesehatan yang signifikan. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan pandangan tentang manfaat dan risiko shisha:
Persepsi Manfaat Shisha
- Variasi Rasa dan Sensasi:
Salah satu daya tarik utama shisha adalah variasi rasa yang ditawarkan, seperti rasa buah-buahan, mint, dan berbagai campuran lainnya. Hal ini membuat pengalaman merokok shisha terasa lebih menarik bagi banyak orang dibandingkan dengan rokok biasa.
- Sosialisasi:
Shisha sering digunakan dalam konteks sosial, di mana orang berkumpul untuk merokok bersama. Ini menciptakan suasana interaksi sosial yang dapat dianggap sebagai keuntungan psikologis bagi sebagian orang.
- Persepsi Keamanan:
Beberapa pengguna percaya bahwa shisha lebih aman karena asapnya melewati air, yang dianggap dapat menyaring beberapa zat berbahaya. Namun, penelitian menunjukkan bahwa meskipun air dapat menyerap sebagian nikotin, banyak zat beracun tetap terhirup ke dalam tubuh.
Risiko Kesehatan
Meskipun ada persepsi manfaat, penting untuk dicatat bahwa shisha memiliki banyak risiko kesehatan yang serius:
- Kandungan Beracun:
Shisha mengandung tar, karbon monoksida, nikotin, dan lebih dari 4.800 zat kimia berbahaya lainnya. Asap shisha diketahui lebih beracun daripada asap rokok biasa, dengan satu sesi merokok shisha setara dengan menghisap antara 40 hingga 400 batang rokok tergantung pada durasi dan kedalaman isapan.
- Meningkatkan Risiko Kanker:
Penggunaan shisha telah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kandung kemih. Hal ini disebabkan oleh paparan terhadap zat karsinogenik dalam asap shisha.
- Masalah Kardiovaskular:
Asap shisha dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena kandungan karbon monoksida yang tinggi, yang mengurangi kemampuan darah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.
- Gangguan Pernapasan:
Penelitian menunjukkan bahwa perokok shisha cenderung mengalami masalah pernapasan seperti batuk kronis dan penumpukan cairan di paru-paru akibat paparan asap berbahaya.
Meskipun ada beberapa persepsi positif terkait pengalaman sosial dan variasi rasa dalam merokok shisha, tidak ada manfaat kesehatan yang substansial dari penggunaannya. Sebaliknya, risiko kesehatan yang terkait dengan shisha sangat serius dan mirip dengan atau bahkan lebih buruk daripada merokok tembakau biasa. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebiasaan ini terhadap kesehatan sebelum memutuskan untuk mengonsumsinya.