Mengenal Paguyuban Asep Dunia, Komunitas Unik yang Sunda Banget
Sesuai namanya, seluruh anggota komunitas ini memiliki nama Asep.
Sesuai namanya, seluruh anggota komunitas ini memiliki nama Asep.
Mengenal Paguyuban Asep Dunia, Komunitas Unik yang Sunda Banget
Asep menjadi nama Sunda yang paling umum digunakan. Bahkan pemilik nama Asep sudah melanglang buana hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Untuk menjalin silaturahmi terdapat sebuah perkumpulan unik bernama Asep Dunia.
-
Apa yang unik dari Kampung Seuseupan? Sejumlah rumah warga di sana dihiasi oleh galon-galon bekas air mineral sehingga menciptakan tampilan yang indah.
-
Gimana Asep kumpulin uangnya? Di video singkat berdurasi kurang lebih satu menit ini Asep menunjukkan bagaimana dirinya sungguh-sungguh menabung dari hasil kerjanya sebagai pengendara ojek online. Di awal video Asep menjelaskan tekadnya ingin mengunjungi makan ayahnya sambil mengajak ibu dan keluarga. Setiap hari ia menyisihkan sedikit pendapatan untuk tabungan pergi ke Ciamis.
-
Kenapa Apang Bugis populer? Jajanan yang satu ini sangat terkenal tak hanya di daratan Sulawesi, tetapi juga telah menyebar ke berbagai penjuru wilayah Indonesia.
-
Apa itu Kasepuhan Cisungsang? Kasepuhan Cisungsang diketahui berada di Desa Cisungsang, Kecamatan Cibeber, dengan topografi khas pegunungan dan dataran tinggi. Ini menjadikan warga di sana bermata pencaharian sebagai petani dan juga berternak. Di kalangan masyarakat Sunda kuno, kegiatan bertani identik dengan berbagai acara kebudayaan seperti Angklung Buhun dan Dog-dog jor yang biasa dipentaskan saat memasuki masa panen.
-
Apa itu Apang Bugis? Apang bugis adalah kue kukus tradisonal khas suku Bugis, Sulawesi Selatan.
-
Kata-kata lucu bahasa Sunda apa yang viral di media sosial? “Hese mah tong kabawa hees.“ Artinya: Susah itu jangan dibawa tidur.
Sesuai namanya, seluruh anggota organisasi tersebut memiliki nama Asep. Mereka tercatat berjumlah ribuan orang yang saling terhubung melalui platform media sosial. Baru-baru ini, organisasi Asep Dunia baru saja menggelar pertemuannya pada Sabtu-Minggu 15-16 Juli lalu di Lapangan RAA Adiwijaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Seperti apa keunikan dari organisasi tersebut? berikut informasi selengkapnya.
Memiliki anggota dari berbagai latar belakang
Dikutip dari ANTARA, Asep Dunia memiliki anggota yang majemuk, artinya para pemilik nama Asep di sana datang dari berbagai latar belakang gelar dan pendidikan. Mereka duduk bersama saat berada di forum, tidak membeda-bedakan satu sama lain, dan menjunjung persaudaraan di bawah nama besar Asep. Haji Asep, Profesor Asep, Doktor Asep sampai Brigjen Asep saling bertukar cerita, dan saling menjaga tali persaudaraan di organisasi tersebut.
Anggotanya sampai pulau Kalimantan
Menariknya, nama Asep tidak hanya dimiliki oleh orang Sunda, maupun warga Jawa semata. Di sana juga terdapat anggota yang merupakan kelahiran asli Kalimatan.
Sosok bernama lengkap Asep Sutrisna ini merupakan pria kelahiran Kalimantan, 4 September 1953, dengan kedua orang tuanya yang tidak memiliki darah Sunda sama sekali. Dulunya dia diberi nama Asep secara spontan oleh orang tuanya, karena terlahir laki-laki. Jika yang lahir perempuan, maka akan diberi nama asli Kalimantan. "Yang lahir ternyata laki-laki, dan itu saya, maka namanya Asep," katanya.
Nama belakang anggota unik-unik
Selain berlatar belakang ragam gelar, Asep yang hadir di sana juga memiliki nama belakang yang unik. Beberapa di antaranya ada Asep Stroberi, Asep Setres dan Asep-Asep unik lainnya. Nama tersebut merupakan panggilan sehari-hari karena identik dengan sosok Asep tersebut. "Asep Sedunia ini ada untuk bersatu, kita jaga dan kita pelihara," kata Penasihat Dewan Pakar Paguyuban Asep Sedunia Asep Sutisna
Berawal dari Facebook
Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
Didirikan untuk merawat nama Asep
Pendirian organisasi Asep Dunia juga berangkat dari keresahan penggagas dan anggotanya karena nama tersebut sudah mulai jarang.
Saat itu, mereka menyadari jika nama Asep sudah jarang diberikan oleh para orang tua dan nama anak-anak mulai tergantikan dengan unsur yang lebih modern. Ini membuat nama Asep perlu dilestarikan sebagai bagian dari tradisi budaya khas masyarakat Jawa Barat. Paguyuban Asep Dunia juga punya semboyan "ti Asep, ku Asep, keur Indonesia" (dari Asep, oleh Asep, untuk Indonesia).
Adakan pertemuan rutin
Organisasi Asep juga selalu mengadakan pertemuan rutin setiap periodenya. Biasanya dalam kegiatan itu terdapat sejumlah kegiatan seperti penghargaan, saling mendukung dan mendorong agar sama-sama sukses bahkan sampai memberikan beasiswa. Terakhir, pertemuan yang berlangsung di Garut berhasil menyedot perhatian hingga 1.700an Asep. Mereka datang dari berbagai daerah dan berniat meramaikan acara tersebut. Dalam bahasa Sunda, Asep memiliki arti kasep atau tampan. Namun pagyuban tersebut memiliki definisi sendiri yakni agama, sosial budaya, ekonomi, dan pendidikan.