Mengenal Yahya Kurniawan, Pembuat Kendang Sunda asal Bogor yang Masih Bertahan
Merdeka.com - Yahya Kurniawan (52) saat ini dikenal sebagai maestro kendang Sunda yang masih bertahan. Ia mampu menciptakan alat musik pukul itu dengan suara yang nendang. Dalam pembuatan kendang, Yahya hanya memakai kayu pohon nangka dan jengkol dengan karakter yang khas.
Yahya sehari-harinya mampu membuat satu set kendang yang biasa digunakan untuk pertunjukan musik Sunda maupun jaipongan. Beberapa kendang itu adalah indung (kendang besar), kendang kulanter (berukuran sedang), dan ketipung (kendang berukuran paling kecil).
Masing-masing kendang yang ia buat memiliki fungsi dalam komposisi lagu, seperti bass, melodi hingga pengiring. Berikut kisah Yahya selengkapnya.
-
Mengapa Didi Sahruwijaya membuat kendang? Ia sendiri berubah haluan menjadi perajin dan reparasi kendang setelah mengalami rasa kecewa. Pasalnya ia kerap kurang merasa puas dengan hasil kendang yang diservis di tempat lain.
-
Joko Kendang buat apa? Joko rela meneruskan usaha keluarga demi melestarikan alat musik kendang agar tidak punah.
-
Bagaimana Joko Kendang belajar buat kendang? 'Belajarnya otodidak. Kan tiap kali saya lihat, terus membantu, terus karena bapak saya sudah sepuh, akhirnya saya pegang sendiri,' kata Joko.
-
Bagaimana Didi Sahruwijaya belajar membuat kendang? Jadi membuat ini kalau kebetulan ada yang memperbaiki gitu, lalu mempelajari begini-begini-begini, belajar saja,' katanya
-
Siapa yang mengajarkan Didi Sahruwijaya seni kendang? Kalau mulai di seni itu dari bapak yang jadi dalang, bapak Sahruwijaya. Tapi sekarang sedang mengulik pembuatan kendang,' kata dia
-
Dimana Joko Kendang jual kendang? Penjualan kendang itu tak hanya berada di pulau Jawa, namun sudah dipasarkan hingga Kalimantan dan Sumatra.
Dimulai Sejak Tahun 1994
©2022 Wikipedia/ Merdeka.com
Dikutip dari Instagram Napak Jagat Pasundan, Yahya memulai pekerjaannya sebagai pembuat kendang sejak tahun 1994 silam. Ketika itu dirinya meneruskan usaha keluarganya yang berkecimpung di kesenian Sunda.
Di kediamannya di Kampung Cikarawang RT 02/ RW 04, Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ia memproduksi berbagai jenis kendang Sunda bersama sejumlah karyawannya.
Kendang buatannya sudah banyak terjual ke berbagai daerah, termasuk dipasarkan kepada seniman dan musisi Sunda di Bogor, Sukabumi, hingga Lebak, Banten.
Tulus Melestarikan Seni Sunda
Saat ini, Yahya Kurniawan bisa dibilang merupakan maestro pembuat kendang Sunda nomor satu yang masih ada. Menurutnya, orang tua dan kakeknya lah yang mewanti-wantinya agar terus membuat kendang Sunda, di samping sebagai usahanya.
Awal ketertarikannya sendiri dimulai ketika usianya menginjak 25 tahun. Saat itu ia melihat keluarganya terampil di alat musik pukul itu, dan mulai keranjingan untuk berlatih siang hingga malam.
Karya-karya kendangnya banyak diminati oleh kalangan musisi gamelan Sunda, rombongan pemusik wayang Goleg, dan para pelestari tradisi di Jawa Barat lainnya.
Proses Pembuatannya Ia Lakukan Sendiri
Pada awal usahanya membuat kendang, Yahya melakukan semuanya seorang diri. Ia mulanya mencari kayu, memotong bentuk, membuat pola hingga menentukan jenis kendang apa yang akan dibuat. Semuanya ia rakit dengan penuh ketelitian dan kesabaran.
Untuk kulitnya, Yahya biasa menggunakan kulit lembu lalu terdapat proses pengeringan kayu yang cukup lama. Menurutnya, tantangannya di sana, agar hasil suara dari kendangnya terdengar merdu dan berkualitas.
Seiring berjalannya waktu, usaha kendangnya kian maju dan dirinya mulai merekrut banyak karyawan. Untuk harganya, Yahya mematok dengan bervariasi, tergantung jenis dan ukurannya.
Mengutip YouTube Dedjoem, harga kendang buatan Yahya sendiri berkisar di angka Rp3 juta untuk kendang biasa, kemudian kualitas di atasnya Rp4 juta, hingga kualitas tiga Rp7,5 juta. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Didi Sahruwijaya jadi maestro kendang asal Kabupaten Kuningan yang kesohor.
Baca SelengkapnyaJoko rela meneruskan usaha keluarga demi melestarikan alat musik kendang agar tidak punah.
Baca SelengkapnyaDi sini, pengunjung bisa mengetahui seluk beluk angklung.
Baca SelengkapnyaDari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Baca SelengkapnyaSebuah gamelan peninggalan Sunan Kalijaga tersimpan di museum dengan bentuk yang unik dan terbuat dari kayu jati.
Baca SelengkapnyaPada 2016, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah menetapkan canang kayu sebagai Warisan Budaya Takbenda dari Aceh,
Baca SelengkapnyaWalau terbuat dari kayu, ulekan tradisional khas Cikanyere ini kuat.
Baca SelengkapnyaGamelan yang diproduksi oleh Purbalaras telah lama diakui kualitasnya.
Baca SelengkapnyaSeni rampak kendang tak hanya menampilkan kepiawaian memainkan alat musik, tetapi lebih dari itu.
Baca SelengkapnyaKeunikannya terletak dari bentuknya yang dibuat menyerupai kalajengking dan cara memainkannya yang penuh dengan atraksi.
Baca SelengkapnyaPerkembangan musik gejog lesung telah mengalami modifikasi dan sentuhan-sentuhan kreatif dari para musisi perdesaan agar tetap punya daya tarik.
Baca SelengkapnyaVirage Awi, nama usaha kerajinan bambu milik Adang, diketahui menjadi salah satu klaster usaha binaan BRI.
Baca Selengkapnya