Sejarah 15 Juli 1910: Penyakit Alzheimer Dicatat Pertama Kali oleh Emil Kraepelin
Nama Alzheimer diberikan untuk menghormati Alois Alzheimer, yang telah mengidentifikasi salah satu kasus demensia.
Penyakit Alzheimer pertama kali dideskripsikan oleh seorang psikiater dan neuropatologis Jerman bernama Alois Alzheimer pada tahun 1906.
Sejarah 15 Juli 1910: Penyakit Alzheimer Dicatat Pertama Kali oleh Emil Kraepelin
Pada tanggal 3 November 1906, seorang psikiater klinis dan ahli neuroanatomi bernama Alois Alzheimer, melaporkan “Proses penyakit parah yang aneh pada korteks serebral” pada Pertemuan Psikiater Jerman Barat Daya (Meeting of South-West German Psychiatrists) ke-37 di Tubingen.Dia menggambarkan seorang wanita berusia 50 tahun yang mengaku mengalami paranoia, gangguan tidur dan ingatan progresif, agresi, dan kebingungan, hingga kematiannya 5 tahun kemudian. Laporannya mencatat plak yang khas dan kekusutan neurofibrillary dalam histologi otak.
Namun, laporan Alzheimer hanya mendapat sedikit minat, meskipun mendapat tanggapan antusias dari Kraepelin, yang kemudian memasukkan nama “Alzheimer” dalam edisi ke-3 teksnya Psychiatrie pada 15 Juli 1910.
Alzheimer menerbitkan tiga kasus lebih lanjut pada tahun 1909 dan varian “plak saja” pada tahun 1911, yang pemeriksaan ulang spesimen aslinya pada tahun 1993 menunjukkan adanya tahap yang berbeda dari proses yang sama. Alzheimer meninggal pada tahun 1915, di usia 51 tahun, segera setelah mendapatkan jabatan psikiatri di Breslau, dan jauh sebelum namanya menjadi terkenal.
-
Apa sebenarnya Alzheimer? Alzheimer adalah salah satu jenis demensia, yaitu gangguan otak yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif, seperti ingatan dan kemampuan berpikir.
-
Siapa yang menemukan hubungan mengupil dengan Alzheimer? Para peneliti dari Griffith University, Australia, melakukan percobaan dengan bakteri Chlamydia pneumoniae, yang dapat menyebabkan pneumonia pada manusia.
-
Siapa saja yang bisa terkena Alzheimer? Meskipun penyakit ini memang umum terjadi pada individu berusia di atas 65 tahun, terdapat juga kasus Alzheimer dini yang menyerang orang-orang berusia antara 30 hingga 60 tahun.
-
Siapa yang meneliti ngupil dan Alzheimer? Penelitian dari tim di Griffith University, Australia, menarik perhatian publik dengan menyatakan bahwa bakteri Chlamydia pneumoniae yang ditemukan di saluran pernapasan dapat masuk ke otak melalui saraf penciuman di rongga hidung.
-
Siapa yang pertama kali menulis tentang penyakit Parkinson? Dia menamakannya tulip Dr. James Parkinson untuk menghormati Dokter Umum Inggris yang pertama kali menulis tentang kondisi ini dalam publikasinya pada tahun 1817, 'The Essay of The Shaking Palsy'.
-
Kenapa orang sering menganggap Alzheimer sama dengan demensia? Sering kali, Alzheimer dan demensia dianggap sama, namun sebenarnya keduanya memiliki klasifikasi yang berbeda.
Temuan Alzheimer
Pada bulan Juni 1903, seorang peneliti dan ahli patologi bernama Alois Alzheimer (lahir Aloysius Alzheimer pada tahun 1864) diundang untuk membuka klinik psikiatri di Munich, Jerman sebagai asisten peneliti bersama dokter lain bernama Emil Kraepelin. Klinik ini akan fokus pada penelitian otak, yang juga menginspirasi Dr Alzheimer dengan prospek menghubungkan praktik teoritis dan klinis.
Dalam laporannya, Alzheimer menyatakan bahwa ia telah mengidentifikasi 'penyakit luar biasa pada korteks serebral', yang menyerang seorang wanita bernama Auguste D. Penyakit tersebut telah menyebabkan gejala kehilangan ingatan, disorientasi, dan halusinasi hingga kematian Auguste, di usia lima puluh tahun.
Dalam autopsi visum, otak Auguste menunjukkan berbagai kelainan. Korteks serebral lebih tipis dari biasanya dan plak pikun, yang sebelumnya hanya ditemukan pada orang lanjut usia, ditemukan di otak bersama dengan kekusutan neurofibrillary. Dengan akses terhadap noda baru, Alzheimer mampu mengidentifikasi kekusutan saraf yang belum pernah dijelaskan sebelumnya.
Meskipun penemuan ini signifikan, atrofi korteks serebral yang diidentifikasi oleh Alzheimer tidak menjadi perhatian saat itu. Baru pada tahun 1910 Kraepelin menyebut penyakit ini sebagai 'penyakit Alzheimer' dalam ‘Handbook of Psychiatry’ edisi ke-8.
Tentang Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah kondisi otak degeneratif yang menyebabkan penurunan progresif dalam sejumlah aspek, seperti ingatan, kemampuan berpikir, kemampuan berbicara, dan perilaku. Penyakit ini dapat menyerang orang dewasa yang masih muda, tetapi sebagian besar kasusnya terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 60 tahun.
Penyakit ini dapat memburuk seiring waktu, sehingga membuat pengidapnya tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Bahkan, pada kasus yang sudah parah, penyakit Alzheimer dapat membuat pengidapnya linglung.
Apa Penyebabnya?
Penyakit Alzheimer terjadi ketika protein otak gagal berfungsi secara normal, sehingga mengganggu kinerja sel otak (neuron). Ketika neuron rusak, sel otak kehilangan koneksi satu sama lain hingga akhirnya mati. Ada dua protein otak yang menjadi penyebab utama Alzheimer, yaitu beta-amyloid dan tau.
Protein beta-amiloid mengumpulkan di otak dan membentuk plak, sementara protein tau mengalami perubahan yang menyebabkan sel otak mati. Penyakit ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia, genetik, pola hidup, dan lingkungan.
Sejarah Penamaan
Nama Alzheimer diberikan untuk menghormati Alois Alzheimer, yang telah mengidentifikasi salah satu kasus demensia. Pasangan Alzheimer-Kraepelin ini cukup akrab dengan pekerjaan masing-masing.
Seperti yang diceritakan dalam Alzheimer: The Life of a Physician and the Career of a Disease karya Konrad dan Ulrike Maurer, Kreapelin bekerja sama dengan Alzheimer, yang bahkan menggantikan Alzheimer di tempat kerja ketika dia sibuk menulis General Psychiatry.
Alzheimer awalnya adalah asisten peneliti Kraepelin di sekolah kedokteran di Munich, dan di sanalah ia mampu membuat laboratorium yang didedikasikan untuk penelitian ilmu otak.
Poin Penting dalam Sejarah Penyakit Alzheimer
- 1906: Alois Alzheimer mempresentasikan temuan tentang Auguste Deter di sebuah konferensi medis di Tübingen, Jerman. Penemuannya mendokumentasikan perubahan patologis di otak yang kemudian dikenal sebagai penyakit Alzheimer.
- 1910: Emil Kraepelin, seorang psikiater terkemuka, memasukkan "penyakit Alzheimer" ke dalam buku teks psikiatri edisi kedelapan sebagai bentuk spesifik dari demensia pra-senilis.
- 1960-an: Para peneliti mulai mengenali dan menyelidiki plak amiloid dan neurofibrillary tangles sebagai ciri utama penyakit ini.
- 1980-an: Advokasi meningkat untuk penelitian dan kesadaran tentang Alzheimer, yang dipicu oleh organisasi seperti Alzheimer's Association yang didirikan pada tahun 1980. Ini juga adalah dekade di mana obat pertama yang disetujui untuk mengobati gejala Alzheimer, tacrine, dikembangkan.
- 1990-an: Penemuan gen yang terkait dengan Alzheimer familial, seperti gen amyloid precursor protein (APP), presenilin 1 (PSEN1), dan presenilin 2 (PSEN2), meningkatkan pemahaman tentang dasar genetik penyakit ini.
- 2000-an: Penelitian berlanjut dengan fokus pada pencegahan, pengobatan, dan pengelolaan Alzheimer. Obat-obatan baru dikembangkan, dan pemahaman tentang mekanisme penyakit terus berkembang.
- 2020-an: Pendekatan baru dalam pengobatan, termasuk terapi berbasis antibodi yang menargetkan plak amiloid, diuji coba dan menunjukkan hasil yang menjanjikan. Selain itu, teknologi pencitraan otak dan biomarker semakin berkembang, memungkinkan diagnosis yang lebih dini dan akurat.