Uniknya Tradisi Wakare di Majalengka, Warga Satu Kampung Gotong Royong Angkat Rumah
Warga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Warga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Uniknya Tradisi Wakare di Majalengka, Warga Satu Kampung Gotong Royong Angkat Rumah
Masa penjajahan Jepang di masa silam melahirkan tradisi unik di Majalengka bernama Wakare. Warga bergotong royong untuk memindahkan rumahnya ke kampung tetangga agar lebih aman. Sampai sekarang, wakare masih dipertahankan sebagai pengingat anak-cucu kelak.
-
Apa tradisi unik di Majalengka? Tradisi unik ini hanya bisa ditemui di Majalengka. Undangan menjadi unsur terpenting dalam prosesi hajatan. Biasanya si empunya hajat akan membuat desain yang menarik, agar tamu undangan terkesan.
-
Bagaimana masyarakat Batak Angkola saling membantu dalam tradisi Marpege-pege? Dalam upacara perkawinan Batak Angkola, setiap mempelai laki-laki wajib memberikan mahar yang menjadi alat yang dibayarkan kepada pihak keluarga perempuan yang akan dinikahi.
-
Apa tradisi unik di Wotawati? Warga Padukuhan Wotawati punya tradisi unik. Salah satunya adalah tradisi Rasulan yang diadakan setelah masa panen.
-
Apa makna tradisi Marpege-pege bagi masyarakat Batak Angkola? Marpege-pege merupakan salah satu bentuk dari rasa solidaritas, saling membantu dan toleransi antar anggota keluarga dan masyarakat khususnya dalam upacara perkawinan.
-
Apa tradisi unik di Desa Linggawangi? Desa Linggawangi di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, memiliki tradisi unik. Pria dan wanita (jejaka dan gadis) saling menggoda di area sawah agar tertarik satu sama lain.
-
Apa tradisi di Kampung Jawa Malaysia? Selain itu, bila ada warga kampung itu yang menikah, mereka juga melaksanakan tradisi rewang.
Kegiatan menggotong rumah bersama
Seperti disinggung sebelumnya, wakare adalah kegiatan menggotong rumah milik warga oleh para tetangga di Kampung Wates, Desa Jatisura, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka.
Di era sekarang, tradisi ini hanya sebatas simbolisasi melalui replika rumah yang berukuran lebih kecil dan ringan dari aslinya.
Secara kompak, warga memindahkan rumah dari Kampung Wates ke kampung lain dan akan berkumpul untuk memakan makanan tradisional secara bersama-sama di lokasi pemindahan.
Warga mengenakan pakaian tradisional
Pada tahun ini, tradisi wakare telah diadakan warga Kampung Wates, Jatiwangi pada Senin 14 Agustus 2023 lalu.
Di hari itu, warga serempak mengenakan pakaian tradisional seperti kebaya untuk perempuan, camping dan pakaian hitam dengan caping untuk kaum laki-laki.
Mereka juga sesekali menyanyikan lagu tradisional dan meneriakkan kata wakare yang dalam bahasa Jepang artinya, pindah atau pergi segera. Saat pelaksanaannya, tradisi ini dimaknai sebagai simbol perjuangan warga melawan perampasan tanah sewenang-wenang oleh penjajah.
Melintasi perkampungan di Majalengka
Dalam sekali pelaksanaan wakare terdiri dari beberapa kelompok warga yang menggotong replika rumah berbahan bambu dan beratap daun. Ini menggambarkan bentuk rumah yang lazim dimiliki warga di paruh tahun 1940 an.
Mereka berjalan sekitar 3 kilometer, melintasi area sawah, permukiman dan perkampungan warga di Majalengka menuju tanah lapang di Kampung Pilang.
Kalangan perempuan juga terlihat menggendong dan membawa serta anak-anaknya sampai acara wakare selesai.
Wakare bermula dari pengusiran warga satu kampung oleh Jepang
Adapun sejarah wakare bermula di tahun 1942-1943 ketika pasukan kolonial Jepang pertama kali berlabuh di Majalengka.
Dahulu mereka kebingungan mencari lahan kosong untuk dijadikan sebagai pangkalan militer karena masih didominasi hutan belantara. Kemudian dengan unsur paksaan, pasukan Jepang memilih Kampung Wates untuk dijadikan markas dan mengusir warga.
Dengan bernada tinggi, pasukan Jepang mengusir warga dengan berkata “wakare, wakare, wakare!” yang artinya pergi sekarang, pergi sekarang.
Warga pun memilih meninggalkan tanah mereka dan membawa serta rumah, perabotan serta alat pertanian agar aman.
Sumber: Instagram Pepepsae, Antara, Jabar Explore