Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Wajib Mampir
Keindahan arsitektur peninggalan Belanda dan berbagai benda bersejarah yang tersimpan rapi di museum-museumnya menawarkan pengalaman wisata yang tak telupakan.
Jika Anda berkunjung ke Jakarta, jangan sampai melewatkan wisata Kota Tua yang penuh dengan sejarah.
Wisata Kota Tua yang Menarik dan Penuh Sejarah, Wajib Mampir
Wisata Kota Tua ini bisa jadi destinasi liburan yang menarik.
Di tengah gemerlapnya kota metropolitan Jakarta, berdiri bangunan-bangunan bersejarah yang jadi saksi bisu perjalanan panjang kota ini, dari masa kolonial hingga masa kini.
Dikenal dengan sebutan Kota Tua, tempat wisata ini adalah harta karun yang penuh dengan histori.
-
Apa yang menjadi daya tarik utama wisata Kota Tua? Wisata Kota Tua Jakarta yang paling utama dan terkenal adalah Museum Fatahillah.
-
Kenapa Kota Tua Jakarta memiliki sejarah penting? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
-
Kenapa kota kuno ini penting? Dahulu, Thonis-Heracleion adalah kota yang ramai di muara Sungai Nil, yang fungsi utamanya sebagai pelabuhan utama Mesir untuk perdagangan internasional sebelum munculnya Alexandria pada 331 SM. Bisa dibilang, kota ini adalah perpaduan antara mitos dan kenyataan. Ia memainkan peran penting dalam peradaban Mesir kuno, dengan kuil besar yang didedikasikan untuk Amun, yang memiliki arti penting dalam ritual dinasti Mesir.
-
Mengapa kota kuno itu penting? 'Kami berharap dengan adanya penelitian baru, akan ada temuan (prasasti, koin) yang akan memungkinkan identifikasi nama kota dengan aman,' kata Malamidou.
-
Kenapa Kota Lama Semarang menarik untuk dikunjungi? Kota Lama menjadi sebuah jendela waktu yang membawa pengunjung kembali ke era kolonial Belanda di Semarang.
-
Dimana letak Kota Tua Jakarta? Di jantung ibu kota Indonesia, tersembunyi sebuah permata sejarah yang tak ternilai—Kota Tua Jakarta.
Berikut merdeka.com rangkum wisata kota tua selengkpanya. Kami akan mengajak Anda untuk berpetualang menggali kekayaan sejarah dan budaya yang bersemayam di dalam Kota Tua Jakarta.
Sejarah Singkat Kota Tua
Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
Setelah berhasil direbut oleh Demak, pelabuhan ini diganti namanya menjadi Jayakarta. Kota ini hanya seluas 15 hektare dan memiliki tata kota pelabuhan tradisional Jawa.
Kota ini terpusat di sekitar tepi timur Sungai Ciliwung yang saat ini dapat kita temui sebagai Lapangan Fatahillah.
Penduduk Batavia disebut Batavianen, kemudian dikenal sebagai suku Betawi yang merupakan keturunan dari berbagai etnis yang menghuni Batavia.
Kota Batavia selesai dibangun tahun 1650. Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah. Kanal-kanal diisi karena munculnya wabah tropis di dalam dinding kota akibat sanitasi buruk.
Kota ini mulai meluas ke selatan setelah epidemi tahun 1835 dan 1870 mendorong banyak orang keluar dari kota sempit itu menuju wilayah Weltevreden (sekarang daerah di sekitar Lapangan Merdeka). Batavia kemudian menjadi pusat administratif Hindia Timur Belanda.
Lalu pada 1942, tepatnya selama pendudukan Jepang, Batavia berganti nama menjadi Jakarta dan masih berperan sebagai ibu kota Indonesia sampai sekarang.
Tempat Wisata Kota Tua
Museum Fatahillah
Museum tersebut merupakan ikon utama dari wisata Kota Tua Jakarta, ini menjadikan museum tersebut digandrungi sebagai spot foto di halamannya. Fakta menariknya, museum ini merupakan saksi bisu perjuangan masyarakat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
Museum Fatahillah dulunya merupakan gedung balai kota yang juga sekaligus sebagai ruang pengadilan. Bahkan ada juga penjara bawah tanah.Hal ini menyebabkan masih banyak barang-barang peninggalan dari zaman Belanda yang terdapat di dalam Museum Fatahillah.
Dulunya museum Fatahillah lebih terkenal disebut dengan Museum Batavia pada zaman penjajahan VOC.
Untuk tiket masuk orang dewasa perlu merogoh kocek sejumlah Rp5 ribu sedangkan anak-anak sebesar Rp2 ribu. Tak ketinggalan, jika seorang mahasiswa, maka bisa menunjukkan kartu mahasiswa dan hanya membayar Rp3 ribu saja.
Taman Fatahillah
Taman Fatahillah tentu tidak akan lepas dari wisata Kota Tua Jakarta yang wajib didatangi. Tepat berada di depan Museum Fatahillah, kamu bisa melakukan berbagai aktivitas di taman ini, salah satunya bersepeda ontel.
Harga sewa sepedanya kurang lebih jika belum berubah, yaitu dibanderol Rp20 ribu per 30 menitnya. Kamu bisa pinjam mulai pukul 08.00-18.00 WIB.
Museum Bahari Jakarta
Kamu juga bisa singgah di Museum Bahari sebagai salah satu destinasi wisata Kota Tua Jakarta. Memang kebanyakan wisata kota tua Jakarta ini adalah wisata museum. Museum bahari ini terletak di sebarang Pelabuhan Sunda Kelapa.
Jika kamu pecinta hal-hal yang berkaitan dengan laut, maka tempat ini akan sangat bagus untuk dikunjungi.
Tiket masuknya pun sangat terjangkau, yaitu dewasa sebesar Rp2 ribu, dan jika bisa menunjukkan kartu mahasiswa atau siswa hanya membayar Rp1.000. Museum Bahari bisa dikunjungi mulai pukul 09.00 WIB sampai 15.00 WIB.
Pelabuhan Sunda Kelapa
Wisata kota tua Jakarta selanjutnya yang tak kalah menarik, yaitu Pelabuhan Sunda Kelapa. Pada zaman dahulu, Pelabuhan Sunda Kelapa digunakan sebagai tempat persinggahan kapal asing, namun beralih fungsi menjadi pelabuhan untuk kegiatan berdagang.
Pelabuhan ini memiliki peran sangat penting dalam menghubungkan Indonesia dengan negara-negara lain.
Di sini, kamu bisa melihat kegiatan dari kapal pinisi yang merupakan kapal angkutan perdagangan di Indonesia. Walaupun kegiatan di pelabuhan ini mungkin tidak seramai pada zaman dahulu, namun berkunjung ke wisata Kota Tua Jakarta akan terasa kurang bila belum ke Pelabuhan Sunda Kelapa.
Jembatan Kota Intan
Wisata Kota Tua Jakarta selanjutnya adalah Jembatan Kota Intan. Jembatan yang dibangun pada 1628 ini merupakan jembatan tertua di Indonesia dan merupakan bangunan yang didirikan pada masa pemerintahan VOC.
Jembatan Kota Intan merupakan jembatan gantung yang berganti nama sesuai dengan lokasi jembatan itu berada pada masa setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di sini kamu bisa berfoto dengan latar belakang jembatan yang bernuansa zaman dulu.
Kawasan Kali Besar
Kawasan Kali Besar merupakan saksi bisu berbagai peristiwa bersejarah yang terjadi di Indonesia.
Di tempat ini, kali yang mengalir di tengah-tengah kawasan Kota Tua dihiasi dengan taman yang luas dan indah serta area pejalan kaki yang menyenangkan untuk dinikmati. Kawasan Kali Besar cocok buat kamu yang sedang mencari spot menarik dan instagramable.
Museum Wayang
Museum wayang tidak hanya menyediakan wayang dari Indonesia saja, tetapi juga wayang-wayang dari negara lain seperti Thailand, Tiongkok, Kamboja, serta Suriname.
Kamu juga bisa menyaksikan gelaran wayang tiap bulannya di sini. Tiket masuknya sangat murah yaitu cukup merogoh kocek Rp5 ribu saja.
Museum Seni Rupa dan Keramik
Sama dengan museum wayang, di museum seni rupa dan keramik ini pengunjung tidak hanya menemukan karya-karya dari Indonesia saja, tetapi juga bisa menemukan berbagai karya dari luar negeri seperti dari Asia serta Eropa.
Terhitung ada sekitar 350 lukisan dan 1.350 jenis keramik yang bisa kamu nikmati di museum ini. Bahkan, kamu bisa menemukan jenis keramik yang berumur sangat tua, berasal dari zaman kerajaan Majapahit pada abad ke-14.
Selain itu, kamu juga bisa berkunjung ke toko suvenir untuk membeli berbagai macam cendera mata yang menarik. Tiket masuknya cukup terjangkau yaitu Rp5 ribu untuk dewasa, Rp3 ribu untuk mahasiswa, serta Rp2000 untuk pelajar dan anak-anak.
Toko Merah
Toko Merah merupakan wisata Kota Tua yang tak boleh ketinggalan untuk dikunjungi. Hal ini disebabkan karena lokasinya yang sangat estetik. Banyak spot-spot menarik bagi kamu untuk mengambil foto yang keren.
Toko Merah diklaim sebagai bangunan tertua di Kota Tua Jakarta dan terkenal akan warnanya yang merah mencolok, sehingga mencuri perhatian bagi wisatawan.
Arsitektur zaman kolonial terlihat jelas di bangunan ini karena memiliki jendela-jendela tinggi. Toko Merah biasa dijadikan sebagai tempat pameran seni, konferensi, dan juga pertunjukan pada waktu-waktu tertentu. Meskipun tak dibuka untuk umum, kamu masih bisa menikmati kemegahan dari objek wisata Kota Tua Jakarta satu ini dari luar.
Untuk bisa masuk, kamu perlu membayar tiket sebesar Rp10 ribu per orangnya. Obyek wisata tersebut bisa dikunjungi mulai pukul 09.00 WIB sampai 16.30 WIB setiap harinya.
Magic Art 3D Museum Kota Tua
Magic Art 3D Museum Kota Tua adalah wisata Kota Tua Jakarta malam hari yang menarik dikunjungi. Museum itu buka pukul 10 pagi sampai 10 malam.
Di wisata Kota Tua Jakarta ini pengunjung bisa menyaksikan lukisan mural yang dapat menyita perhatian mata.
Di tempat wisata Kota Tua Jakarta malam hari, ada Mirror Maze dan museum ini terbagi dari beberapa zona. Zona lukisan, zona satwa, zona laut, zona rutinitas, zona dinosaurus, zona petualangan dan zona horror. Lukisan dan mural dilukis seniman dari Korea dan Indonesia.
Harga tiket masuk mulai dari Rp40 ribu hingga Rp80 ribu. Lokasi tempat wisata Kota Tua Jakarta ini berada di Gedung Kerta Niaga 1, Kota Tua, Jakarta Barat.
Museum Bank Indonesia
Museum Bank Indonesia adalah gedung yang memiliki gaya khas kolonial Belanda yang akan sangat sayang untuk dilewatkan bila berkunjung ke wisata Kota Tua Jakarta. Museum yang sudah berdiri sejak 1828 ini, merupakan peninggalan dari De Javasche Bank.
Museum Bank Indonesia menjadi tempat di mana kamu bisa melihat berbagai informasi tentang perkembangan dunia perbankan Indonesia bahkan sebelum Belanda dan Jepang datang.
Kamu bisa berkeliling melihat hal-hal bersejarah dan berfoto di Museum Bank Indonesia ini.
Tiket masuknya sebesar Rp5 ribu dan bisa dinikmati mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.30 WIB.
Cafe Batavia
Cafe Batavia adalah salah satu restoran bersejarah yang terletak di jantung Kota Tua Jakarta. Café ini berada di dalam bangunan kolonial Belanda yang telah berdiri sejak tahun 1830-an. Bangunan ini adalah yang kedua tertua di alun-alun Taman Fatahillah, hanya kalah tua dari gedung bekas Balai Kota.
Menu yang ditawarkan pun beragam, mulai dari masakan Indonesia, Tiongkok, hingga Barat. Pengunjung dapat menikmati hidangan lezat sambil diiringi musik tempo dulu yang klasik.