Catatan Penting Lima Tahun Kinerja Kepemimpinan Anies Baswedan di Jakarta

Merdeka.com - Ini menjadi hari terakhir untuk Anies Baswedan. Memimpin sebagai Gubernur Jakarta. Tidak terasa. Sejak tanggal 16 Oktober 2017 lalu, sudah lima tahun dia menjabat.
Anies sempat mengalami pergantian pendamping. Wakil sebelumnya, Sandiaga Uno, memilih lebih cepat melepas jabatan sebagai orang nomor dua di Jakarta. Sandi bertaruh keberuntungan sebagai wakil presiden bersama Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Selanjutnya, posisi Sandiaga digantikan Ahmad Riza Patria. Riza dilantik pada April 2020. Dia menemani Anies sampai masa purna tugasnya tiba hari ini. 16 Oktober 2022.
Sejumlah pekerjaan rumah atau program dikerjakan Anies saat menjabat gubernur. Namun demikian, belum semuanya sempurna. Kritik atas kepemimpinan dan kinerja tetap banyak ditujukan pada Anies.
Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Arman Suparman, mengungkapkan beberapa catatan penting atas kinerja Gubernur DKI Jakarta sepanjang lima tahun terakhir.
Pertama, terkait masalah lingkungan. Menurut Arman, kualitas udara tidak sehat di Jakarta belum mampu tertanggulangi oleh Anies.
"Kita bisa melihat kualitas udara di DKI Jakarta yang selalu menjadi sorotan dalam lima tahun atau dua tahun belakangan ini," ujar Arman saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (14/9).
Untuk diketahui, Jakarta menjadi langganan posisi atas sebagai kota dengan kualitas udara terburuk berdasarkan pengukuran IQAIR. Misalnya pada Rabu (15/6), IQAIR menempatkan Jakarta di posisi pertama kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.
Arman juga menilai janji Anies menyediakan hunian layak bagi warga Jakarta belum dipenuhi. Tingkat hunian layak di DKI Jakarta, kata Arman, menjadi pekerjaan rumah bagi Penjabat (Pj) Gubernur nantinya. Adapun setelah Anies lengser, DKI akan dipimpin Pj Gubernur sampai Pilkada 2024.
Selain itu, persoalan lapangan kerja di masa kepemimpinan Anies menghadirkan polemik baru. Hal ini terkait kebijakan menaikkan upah minimum provinsi (UMP) ditetapkan Anies.
"Kalau kita lihat di komponen atau sektor pengubahan memang ada perbaikan yang cukup baik. Tetapi implikasi negatifnya dengan kenaikan upah itu di sisi lain dapat mempersempit lapangan kerja," ucapnya.
Catatan kinerja Anies disoroti Arman yang terakhir, ialah mengenai pembangunan dan pencapaian DKI Jakarta dalam lima tahun terakhir. Selama Anies menjabat gubernur sejak 2017, DKI Jakarta tidak pernah menerima penghargaan pembangunan daerah (PPD) oleh Kementerian PPN/Bappenas.
"Selama periode Pak Anies Baswedan, penghargaan pembangunan daerah yang dibuat Bappenas itu DKI Jakarta tidak pernah masuk klasemen atas. Yang mana kalau kita lihat periode sebelumnya, DKI Jakarta jadi langganan dalam penghargaan pembangunan daerah," kata Arman.
Dari beberapa catatan tersebut, KPPOD menyimpulkan lima tahun kepemimpinan Anies di DKI Jakarta belum menunjukkan kinerja yang optimal.
Meskipun, dalam survei dilakukan Lembaga Ide Cipta Research and Consulting (ICRC) Agustus lalu. Menyatakan tingkat kepuasan masyarakat DKI Jakarta terhadap kinerja Anies sebesar 76,9 persen.
"Tetapi kalau dari kaca mata kami, melihat indikator penilaian kinerja pembangunan terutama di sisi perencanaan, menurut kami belum memuaskan," jelas dia.
Arman juga menyinggung pengelolaan anggaran program di bawah pemerintahan Anies. Beberapa kali publik menyoroti besaran rencana anggaran belanja DKI Jakarta.
Misalnya, usulan anggaran pembelian Lem Aibon mencapai Rp82 miliar heboh tahun 2019 lalu. Terbaru, biaya gelaran event internasional, Formula E.
"Menurut kami ini menjadi catatan serius, terutama untuk penjabat kepala daerah DKI Jakarta selama dua tahun ke depan. Memperhatikan aspek perencanaan anggaran ini agar hal-hal yang disorot publik bisa diminimalisir," katanya.
Kendati memberikan rapor merah bagi kinerja orang nomor satu DKI Jakarta tersebut, KPPOD mengakui ada pula hasil kerja nyata dibuktikan Anies. Antara lain perbaikan infrastruktur jalan dan penyesuaian harga kebutuhan pokok.
Dari perspektif lain, pengamat tata kota Nirwono Yoga mengukur program pembangunan Anies selama lima tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta.
"Secara umum program pembangunan di Jakarta dalam lima tahun ini 2017-2022 ada yang cukup bagus. Meskipun banyak PR besar yang tidak dilakukan (Anies)," kata Nirwono saat dihubungi merdeka.com, Rabu (14/9).
Dia menyebutkan terobosan Anies memiliki dampak signifikan bagi warga Jakarta. Misalnya penataan trotoar yang dinilai Nirwono paling berhasil.
"Penataan atau revitalisasi trotoar yang nyaman dan lebar mendorong orang mau berjalan kaki dan beralih menggunakan transportasi publik,"
Nirwono menambahkan bahwa pembangunan jalur sepeda, pemindahan utilitas kabel ke bawah tanah, dan pelayanan transportasi publik termasuk program bagus Anies lainnya.
Bahkan, Jakarta meraih penghargaan berkat integrasi transportasi publik dilakukan Anies. Yakni dengan peningkatan sistem ticketing dan pembuatan infrastruktur jembatan penghubung halte dengan stasiun ataupun terminal.
Sayangnya, menurut Nirwono, jelang berakhirnya masa jabatan justru beberapa 'pekerjaan rumah' Anies masih belum tuntas.
"Namun, PR penanganan banjir seperti pembenahan sungai berhenti, revitalisasi situ/danau/bung/waduk tidak berjalan. Rehabilitasi saluran air tidak dilakukan. Penambahan ruang terbuka hijau (RTH) sangat lambat," tuturnya.
Sorotan Nirwono selanjutnya, terkait penyediaan rumah melalui program down payment (DP) Rp0 yang tidak tepat sasaran.
"Tidak sesuai janji awal untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), sementara program rusunawa yang di awal ditolak keras Anies belakangan malah dijadikan program unggulan," ucap dia.
"Selain itu, pembenahan kampung padat langganan banjir atau kebakaran tidak tersentuh. Tetapi lebih perbaikan kampung susun di wilayah kampanyenya (Anies). Meskipun itu melanggar aturan seperti kampung akuarium," lanjutnya.
Dia pun berpesan kepada Pj Gubernur DKI yang akan mengisi jabatan pemimpin sampai 2024. Untuk fokus pada hal-hal yang belum dituntaskan Anies.
Reporter Magang: Michelle
"PR ke depan bagi Pj Gubernur DKI 2022-2024, fokus saja pada penguraian kemacetan lalu lintas. Sekaligus memperbaiki kualitas udara dan penanganan banjir secara komprehensif," pesan Nirwono. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya