Kadishub DKI: Sopir Jaklingko yang Cibir Lansia Disanksi dan Dibina

Merdeka.com - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, akan membina sopir Jaklingko yang mencibir lansia di rute JAK43 jurusan PGC Dalam-Tongtek pada Senin (3/4) kemarin.
"Nanti akan kita lakukan pembinaan. Kami akan lakukan koordinasi ke Transjakarta untuk diberikan pembinaan ke sopir Mikrotrans JakLingko tadi," kata Syafrin saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (10/4).
Syafrin mengatakan, sopir yang berlaku tak senonoh biasanya tidak langsung diberhentikan. Namun, akan diberikan sanksi dan juga pembinaan.
"Biasanya disanksi sambil diberikan pembinaan," ujar Syafrin.
Diberitakan sebelumnya, terdapat pengalaman tak mengenakkan yang dialami oleh salah satu penumpang Mikrotrans JAK43 jurusan PGC Dalam-Tongtek pada Senin (3/4) kemarin. Penumpang tersebut melihat langsung perlakuan tak mengenakan dari sopir pada penumpang lansia.
Sopir tersebut mencibir karena kartu milik penumpang lansia tidak bisa terbaca oleh mesin. "Kalau kartu sudah mati dikubur saja, jangan dibawa-bawa. Kalau kartu sudah mati dikubur saja, sama kayak orangnya juga sebentar lagi," kata sopir tersebut.
Terkait hal itu, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta M. Taufik Zoelkifli (MTZ) akan mendorong komisinya untuk memanggil PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) dan PT JakLingko Indonesia guna meminta klarifikasi terkait sopir MikroTrans yang ugal-ugalan dan mencibir lansia karena Kartu Uang Elektronik (KUE) tak bisa di-tap.
Selain itu, MTZ akan meminta Dinas Perhubungan (Dishub) untuk turut memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Saya butuh penjelasan dari pihak PT JakLingko dan juga PT TransJakarta saat ini bagaimana pembinaan untuk sopir mikrotrans JakLingko dan juga sekalian untuk semua armada JakLingko dan TransJakarta lainnya," kata MTZ kepada merdeka.com, Jumat (7/4).
Menurut MTZ, armada transportasi di Jakarta merupakan fasilitas pelayanan dari pemerintah daerah. Maka dari itu, pelayanan yang diberikan harus maksimal.
"Enggak bisa didiamkan nih. Sudah kelewat batas. Untuk mengatasi kemacetan di Jakarta, strategi terbaik adalah dengan menarik sebanyak-banyajnya warga untuk naik transportasi umum. Kalau pelayanannya tidak manusiawi kayak gitu, walaupun gratis atau murah, siapa yang mau naik mikro atau mini trans lagi?" ujar MTZ.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya