Temuan e-KTP dari Kamboja bukan buat Pilgub DKI, tapi kejahatan ini
Merdeka.com - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar Agung Widyantoro mengaku mendapatkan informasi dari bea cukai Bandara Soekarno-Hatta bahwa 36 buah e-KTP dari Kamboja tidak digunakan untuk Pilkada serentak 2017. Menurut informasi, 36 KTP itu digunakan untuk kepentingan tindak pidana ekonomi.
Indikasinya, karena dalam paket kiriman itu tidak hanya berisi e-KTP tetapi juga 32 buah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan satu buah tabungan BCA berisi Rp 500.000 dan satu kartu ATM yang berasal dari Kamboja.
"Katanya pak kami bisa mempertanggungjawabkan. Kami belum selesai, dugaan sementara ada motif tindak pidana ekonomi," kata Agung di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (10/2).
-
Bagaimana modus pencurian data KTP? 'Saat ini permintaan data pribadi dapat menggunakan berbagai macam modus,' kata Friderica dalam akun Instagram @ojkindonesia, dikutip Selasa (23/7).
-
Siapa ketua KPU DKI Jakarta? Keputusan itu ditetapkan Ketua KPU DKI Wahyu Dinata pada Sabtu, 9 Maret 2024.
-
Data apa yang bocor dari situs KPU? Situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dibobol hacker dan sekitar 204 juta data DPT bocor dalam kejadian ini.
-
Bagaimana cara Pilkada DKI 2017? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa yang dilakukan KPU? Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional serta penetapan hasil Pemilihan Umum (Pemilu) serentak tahun 2024.
-
Bagaimana PDIP membuktikan kecurangan Pilpres? Dia mengatakan, dalam gugatan ke MK, pihaknya tidak fokus pada selisih perolehan suara paslon nomor 03 Ganjar-Mahfud dengan paslon pemenang yang diumumkan KPU, tetapi akan fokus pada kecurangan yang terstrukur sistematis masif (TSM). Oleh karena itu, tim hukum telah mempersiapkan bukti yang kuat agar hakim MK tidak membuat keputusan yang salah atau tidak tergantung keyakinan yang didukung hanya minimal dua alat bukti. 'Kami memiliki data dan bukti yang kuat sekali. Kami tidak akan larut dengan masalah selisih angka perolehan, tapi kami akan folus pada TSM karena kejahatan ini sudah luar biasa. Kita akan yakinkan hakim dengan bukti yag kita miliki bahwa ini betul-betul kejahatan yang TSM,' kata Henry, dalam keterangan reami, Senin (11/3).
Agung menyebut, pihaknya sempat mendapat penolakan untuk mendapat keterangan soal dugaan impor e-KTP palsu dari Kamboja. Pihak bea cukai bandara mengaku tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan keterangan. Padahal, komisi II telah membawa surat resmi untuk meminta keterangan itu.
"Cukup alot dengan pihak bea cuka bandara saat itu mengatakan tidak mempunyai kewenangan untuk menyampaikan keterangan," terangnya.
Pihak bea cukai bandara meminta komisi II untuk menanyakan keterangan ke kantor bea cukai pusat di Rawamangun, Jakarta Timur. Di kantor bea cukai pusat, Komisi II kembali menerima penolakan oleh Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi.
Pihaknya menegaskan tengah menjalankan tugas pengawasan untuk mengantisipasi penggunaan KTP palsu di Pilkada 15 Februari mendatang. Mendengar alasan para anggota Komisi II, akhirnya pihak bea cukai memberikan keterangan soal dugaan masuknya KTP palsu itu.
"Alhamdulillah sampai di kantor pusat kami diterima dengan baik oleh dirjen bea cukai, Pak Heru. Kami sampaikan maksudnya. Semula Pak Heru keberatan untuk memberikan informasi, keterangan maupun memperlihatkan bukti-bukti," terangnya.
"Saya jelaskan kehadiran kami dalam konteks pengawasan jadi tidak ada alasan untuk menolak memberikan keterangan. Apalagi publik perlu tahu kejelasan informasi ini," sambung Agung.
Pihak bea cukai membenarkan jika ada kiriman e-KTP palsu. Akan tetapi, Dirjen bea cukai membantah apabila e-KTP palsu itu jumlahnya ratusan ribu seperti informasi yang beredar di media sosial.
"Dijawab benar tapi oleh Dirjen terkait dengan jumlah, kan kami sudah sampaikan beredar di kalangan masyarakat lebih dari ratusan ribu bahkan sampai 3 kontainer. Itu sudah dibantah oleh dirjen bahwa temuan yang ada adalah E-KTP sejumlah 36 lembar," tandasnya.
Ditambahkannya, laporan ini akan disampaikan kepada pimpinan DPR agar diatur jadwal rapat dengan pihak-pihak terkait, seperti Kementerian Dalam Negeri, KPU hingga Bawaslu.
"Akan kami laporkan kepada pimpinan lalu pimpinan akan merapatkan kapan akan rapat, apakah RDP akan mengundang pihak-pihak terkait," pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Bea dan Cukai Heru Pambudi menduga kiriman paket 36 lembar KTP, 32 lembar kartu NPWP, satu buku tabungan, dan satu buah kartu ATM dari Kamboja untuk kejahatan siber. Tak menutup kemungkinan juga bakal dipakai untuk kejahatan perbankan atau pencucian uang.
"Untuk memastikannya perlu waktu untuk dilakukan pendalaman lebih lanjut," kata Heru dalam keterangannya, Kamis (9/2).
Saat ini, lanjut Heru, Bea Cukai sedang melakukan pendalaman bersama-sama dengan Direktorat Jenderal Pajak, Kepolisian, dan Kementerian Dalam Negeri/Dukcapil. "Kami tengah berkoordinasi intensif untuk mengetahui motif dari pengiriman barang-barang tersebut," ucapnya.
Sementara itu, olda Metro Jaya hingga kini belum menerima limpahan kasus tersebut. "Kita belum ada limpahan dari Bea Cukai, saya masih belum tahu berapa banyak (KTP yang disita)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya.
"Nanti kita akan koordinasi dulu dengan pihak Bea Cukai Bandara," sambungnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP akan membuat kanal pengaduan untuk temuan pencatutan KTP warga Jakarta.
Baca SelengkapnyaKang Emil membeberkan alasan tak ingin melawan kotak kosong di Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaHasto meminta penyelenggara Pemilu untuk mencermati dan mengkroscek dengan baik sehingga jangan sampai ada sekenario pengaturan kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKPU DKI Jakarta bisa mengurangi dukungan yang diduga mencatut KTP warga Jakarta tersebut.
Baca SelengkapnyaPDIP menentang cara-cara curang untuk menciptakan calon-calon boneka di dalam Pilgub Jakarta.
Baca SelengkapnyaHal ini diputuskan usai Sentra Gakkumdu DKI Jakarta melakukan analisis atas laporan dugaan tindak pidana yang dilaporkan ke Bawaslu DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk fair dan mengkontrol proses pencalonan.
Baca SelengkapnyaNIK dua putra Anies Baswedan sebelumnya diduga dicatut seolah-olah mendukung calon independen gubernur Jakarta, Dharma Pongrekun di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Puan, temuan tersebut harus diusut demi memastikan Pilkada 2024 berjalan jujur dan adil.
Baca SelengkapnyaBudi menilai, selama pencatutan KTP itu sesuai dengan undang-undang yang berlaku pada Pemilu, maka dipersilahkan saja.
Baca SelengkapnyaHeru mengklaim sudah menghubungi Kadis Dukcapil DKI Jakarta Budi Awaluddin tiga hari lalu dan menyimpulkan tidak terjadi kebocoran data KTP warga.
Baca SelengkapnyaKPU DKI Jakarta menerima surat dari Bawaslu DKI Jakarta perihal saran dan perbaikan.
Baca Selengkapnya