Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ulah Sopir Jaklingko Cibir Lansia hingga jadi PR Besar Pemprov DKI

Ulah Sopir Jaklingko Cibir Lansia hingga jadi PR Besar Pemprov DKI Angkot ber-AC Jak Lingko. ©Liputan6.com/Immanuel Antonius

Merdeka.com - Angkutan JakLingko Mikrotrans (Angkot) semakin diminati warga Jakarta. Alasannya beragam, mulai dari penumpang tidak perlu membayar uang ongkos, tidak ngetem hingga penumpang tidak duduk berhimpitan karena jumlah penumpang dibatasi.

Penumpang JakLingko Mikrotrans hanya perlu tap kartu uang elektronik (e-money) ke mesin khusus setelah naik JakLingko.

Sayangnya, salah satu penumpang JakLingko JAK43 jurusan PGC Dalam-Tongtek yang enggan disebut namanya mengalami peristiwa tak mengenakkan pada Senin (3/4) lalu.

Peristiwa itu bermula saat penumpang lansia naik JakLingko Mikrotrans dari depan Stasiun Cawang. Seperti biasanya, seluruh penumpang diminta mengumpulkan kartu e-money untuk di-tap pada mesin dipasang dekat sopir angkot.

Saat sopir melakukan tap satu persatu. Kartu milik penumpang lansia tidak bisa terbaca oleh mesin. Bukannya memberi tahu dengan baik, sopir dengan suara agak meninggi kemudian mencari pemilik kartu.

"Ini kartu siapa? Enggak bisa, sudah mati," kata M, salah satu penumpang menirukan ucapan sopir Jaklingko saat itu.

Lansia itu mengaku kartu yang dimaksud sang sopir adalah miliknya. Dia mengatakan hanya punya kartu tersebut.

"Eh sama si sopir dijawab lagi. Seingat saya kata-katanya gini, 'kalau kartu sudah mati dikubur aja, jangan dibawa-bawa. Kalau kartu sudah mati dikubur saja, sama kayak orangnya juga sebentar lagi,' Gila masa gitu ngomongnya," ujar M.

Lansia itu lantas terdiam mendengar ucapan sang sopir. Penumpang lain coba menenangkan lansia itu.

"Terus penumpang lain pada bilang enggak apa-apa, bu, sudah enggak apa-apa," ujar M.

Seolah tak merasa bersalah, sopir itu tidak meminta maaf. Bahkan setelah kejadian itu, sang sopir justru mendumel dan mengemudi secara ugal-ugalan.

Kejadian tersebut seharusnya menjadi perhatian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam memfasilitasi kendaraan umum bagi masyarakatnya.

Pengamat dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Revy Petragradia mengatakan, proses rekrutmen sopir JakLingko Mikrotrans sangat penting.

"Proses rekrutmen di awal juga berperan dalam menentukan karakter pengemudi atau sopir yang akan dipilih. Perlu proses seleksi yang bagus dengan standar penilaian yang baik, agar mendapatkan kualitas pengemudi yg baik," sambungnya.

Revy juga mengatakan, pelatihan dan pendidikan para sopir juga tak kalah penting untuk agar memberikan layanan.

Selain itu, menurut Revy, sikap pengemudi yang tidak sopan dan mengendarai secara ugal-ugalan disebabkan oleh lemahnya pengawasan Dishub DKI di lapangan.

"Ada andil dari lemahnya pengawasan di lapangan juga. Terlepas mereka harus memenuhi Rupiah per KM, ini yang menjadi PR pengawasan Dishub untuk mengawasi kinerja layanannya. Harusnya dengan pengawasan yang maksimal, para pengemudi itu juga tidak berani (ugal-ugalan)," tutupnya.

Hingga berita ini dinaikkan belum ada konfirmasi dari Pemprov DKI Jakarta terkait kejadian tak mengenakkan penumpang JakLingko Mikrotrans.

Reporter Magang: Alya Fathinah

(mdk/rhm)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP