8 Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia, Dari Sangiran Hingga Flores
Merdeka.com - Seperti diketahui, dalam ilmu sejarah disebutkan bahwa manusia purba merupakan asal usul dari generasi manusia zaman sekarang. Bahkan dikatakan bahwa manusia purba merupakan nenek moyang bangsa manusia yang ada saat ini.
Dalam hal ini, manusia purba telah melewati berbagai babak kehidupan. Mulai dari kehidupan nomaden atau berpindah-pindah hingga manusia yang mampu bercocok tanam untuk menghasilkan makanannya sendiri.
Meskipun masih menjadi perdebatan tentang sejarah manusia, tetapi dalam perkembangannya sudah ditemukan beberapa jejak pra-sejarah yang menunjukkan keberadaan dari manusia purba. Di Indonesia sendiri, sudah terdapat beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di berbagai wilayah. Mulai dari wilayah Sangiran, Mojokerto, Tulungagung, hingga wilayah Pulau Flores.
-
Dimana manusia purba bermukim di Gunungkidul? Belum lagi adanya petunjuk-petunjuk kehadiran homo sapiens (manusia purba) di gua-gua dan ceruk-ceruk kawasan Ponjong, yang diprediksi jadi tempat tinggal mereka sekitar 700 ribu tahun silam.
-
Di mana jejak kehidupan manusia purba ditemukan? Para arkeolog menemukan jejak kehidupan manusia berusia 86.000 tahun di Gua İnkaya Çanakkale, Turki.
-
Apa saja bukti manusia purba di Gunungkidul? Pembuktian sejarah ini makin kuat, dengan banyaknya sisa fosil tulang belulang hewan purba berusia 3.000 sampai 7.000 tahun lalu, di Gua Breholo, Desa Semugih, Dusun Semugih, Kecamatan Rongkop pada 2017 lalu.
-
Apa wajah manusia purba di Flores? Tim arkeolog merekonstruksi wajah dari salah satu keluarga manusia, Homo floresiensis yang 50.000 tahun lalu hidup di Flores, Indonesia. Spesies manusia bertubuh pendek itu disebut-sebut seperti Hobbit, karakter manusia pendek dari film the Lords of the Rings.
-
Dimana manusia purba bermigrasi? Migrasi manusia purba ke Eropa dan Asia dari Afrika pada masa itu sulit direkonstruksi, namun, bukti menunjukkan berbagai gelombang nenek moyang manusia melakukan perjalanan jauh ke lingkungan baru.
-
Kenapa manusia purba tinggal di Gunungkidul? Laman Wikipedia menyebut jika daratan Kabupaten Gunungkidul dahulu adalah wilayah yang aman untuk ditinggali manusia purba. Jadi Tempat Hidup Manusia Purba 700.000 Tahun Silam Ini karena wilayah tersebut berada di dataran tinggi, kaya akan flora dan fauna, termasuk letaknya berbatasan dengan Samudera Hindia.
Masing-masing fosil manusia purba yang ditemukan pun mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk mengetahuinya, berikut kami telah merangkum beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia:
Meganthropus Palaeojavanicus
©2020 Merdeka.com/Duniapendidikan.co.id
Jenis manusia purba yang pertama adalah Meganthropus Palaeojavanicus yang ditemukan di kawasan Sangiran, Jawa Tengah. Jenis manusia purba ini ditemukan pada tahun 1936 oleh arkeolog Belanda yaitu Van Koenigswald.
Berdasarkan hasil penelitian, diperkirakan manusia purba ini hidup sekitar 1 – 2 juta tahun yang lalu. Fosil dari manusia purba jenis ini dikatakan mempunyai postur tubuh yang cukup tinggi.
Bukan hanya postur tubuh tinggi, manusia purba Meganthropus Palaeojavanicus juga mempunyai beberapa ciri khas lain. Seperti tulang pipi yang tebal, oto rahang kuat, bentuk tubuh yang tegap, tulang kening menonjol, bentuk kepala bagian belakang yang lebih tajam, serta tidak memiliki dagu.
Pithecanthropus Erectus
Jenis manusia purba berikutnya adalah Pithecanthropus Erectus. Fosil manusia purba jenis ini ditemukan oleh penelitiyang bernama Eugene Dubois pada tahun 1980, di daerah Lembah Bengawan Solo. Dalam penemuan pertamanya ditemukan fosil yang diperkirakan sebagai gigi geraham dari Pithecanthropus Erectus. Pithecanthropus Erectus ini dikatakan telah hidup pada 1 – 2 juta tahun yang lalu.
Berbeda dengan Meganthropus Palaeojavanicus, manusia purba jenis ini mempunyai ciri-ciri tersendiri. Seperti gigi geraham yang kuat, hidung tebalm dahi yang lebih menonjol dan lebar, serta postur badan yang belum tegap sempurna. Rara-rata tinggi badannya berkisar antara 165 – 180cm. Selain itu, Pithecanthropus Erectus dikatakan mempunyai otak sekitar 750 cc hingga 1350 cc.
Pithecanthropus Soloensis
©2020 Merdeka.com
Jenis manusia purba berikutnya ditemukan di daerah Nagndong, Solo, Jawa Tengah, yaitu Pithecanthropus Soloensis. Jenis manusia purba yang satu ini ditemukan oleh Openorth dan Van Koenigswald pada tahun 1931 – 1933. Manusia purba jenis Pithecanthropus ini diberikan nama belakang Soloensis sesuai dengan daerah ditemukannya, yaitu Solo.
Manusia purba Pithecanthropus Soloensis ini mempunyai beberapa ciri khas yang membedakan dari jenis manusia purba lain. Seperti tulang belakang yang menonjol, rahang bawah yang kuat, hidung lebar, serta tulang pipi yang kuat dan menonjol. Tinggi dari Pithecanthropus Soloensis sendiri diperkitakan sekitar 165 -180 cm. Berdasarkan hasil penelitian, dikatakan bahwa jenis manusia purba ini dulunya adalah pemakan tumbuhan dan hewan dari hasil buruannya.
Pithecanthropus Mojokertensis
Jenis manusia purba Pithecanthropus selanjutnya adalah Pithecanthropus Mojokertensis. Sesuai namanya, jenis manusia purba yang satu ini ditemukan di daerah Mojokerto, Jawa Timur oleh Van Koenigswald pada tahun 1939.
Dalam penemuannya, Van Koenigswald memperkirakan fosil manusia purba yang didapatnya masih berusia 6 tahun. Lalu beberapa tahun kemudian, peneliti lain yang bernama Widenreich menemukan fosil lagi di kota yang sama.
Di sini, manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis memiliki ciri-ciri seperti tulang tengkorak yang tebal, tidak memiliki dagu, berbadan tegap, dan tinggi badan diperkirakan sekitar 165 -180 cm. Diketahui, fosil Pithecanthropus Mojokertensis justru hancur saat sedang dilakukan proses penggalian.
Homo Floresiensis
©2020 Merdeka.com
Jenis manusia purba selanjutnya adalah Homo Floresiensis. Sesuai dengan nama belakangnya, jenis manusia purba ini ditemukan di daerah Pulau Flores Nusa Tenggara yang diperkirakan hidup 12 ribu tahun yang lalu. Dikatakan, konon manusia purba ini dapat hidup berdampingan dengan jenis manusia purba lainnya.
Selain itu, disebutkan penggunaan kata ‘homo’ sendiri karena jenis manusia purba yang satu ini sudah memiliki kemiripan dengan manusia modern saat ini. Dilihat dari ciri-ciri penampilan fisiknya, manusia purba jenis Homo Floresiensis mempunyai postur badan yang cukup tinggi, bentuk dahi yang lebih sempit dan tidak menonjol, tulang rahang menonjol, volume otak 380 cc, serta tulang tengkorak yang lebih kecil.
Homo Wajakensis
Jenis manusia purba yang ditemukan di Indoensia berikutnya adalah Homo Wajakensis. Manusia purba jenis ini ditemukan di daerah Tulungagung, Jawa Timur oleh Eugene Dubois. Dikatakan bahwa manusia purba ini hidup di zaman yang lebih modern. Hal ini didasari oleh peralatan yang ditemukan secara bersamaan dengan fosil manusia purba ini.
Dari ciri-ciri fisiknya, Homo Floresiensis mempunyai bentuk wajah dan hidung yang datar dan lebar. tulang pipi yang menonjol ke samping, serta letak hidung dan mulut yang sedikit jauh. Bukan hanya itu, Homo Floresiensis diperkirakan mempunyai tinggi bandan sekitar 130 – 210 cm serta sudah mampu berjalan tegap.
Homo Soloensis
©2020 Merdeka.com/Wikipedia
Jenis manusia purba yang ditemukan di daerah Solo berikutnya adalah Homo Soloensis. Manusia purba jenis ini ditemukan oleh Weidenrich dan Koenigswald pada tahun 1931. Diperkirakan manusia purba ini sudah ada sejak 300 – 900 ribu tahun yang lalu.
Berdasarkan hasil penelitian, Homo Soloensis mempunyai ciri-ciri fisik seperti tinggi badan yang berkisar antara 130 - 210 cm, dapat berjalan dengan tegap, serta struktur tulang wajah yang sudah tidak menyerupai manusia kera seperti yang lain. Selain itu, manusia purba ini juga tergolong sebagai manusia cerdas.
Homo Sapiens
Jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia terakhir adalah Homo Sapiens. Dikatakan, bahwa manusia purba jenis ini merupakan manusia purba paling muda yang ditemukan dengan ciri-ciri yang mendekati manusia modern saat ini. Di mana manusia purba jenis ini telah mengenal kehidupan sosial serta dapat berpikir dengan cerdas.
Bukan hanya itu, bentuk fisiknya pun sudah menyerupai manusia modern saat ini. Seperti tengkuk yang berbentuk lebih kecil, tulang wajah tidak menonjol, memiliki dagu, tulang rahang yang tidak terlalu kuat, serta volume otak yang berkisar antara 1000 – 1200 cc. Homo sapiens ini juga tergolong sebagai manusia cerdas yang dapat berpikir. (mdk/ayi)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Singkapan lapisan purba dapat dilihat secara kasat mata pada sejumlah tempat di Sangiran.
Baca SelengkapnyaSitus manusia purba Sangiran telah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu dari empat situs warisan budaya dunia di Indonesia pada tahun 1996.
Baca SelengkapnyaAda banyak hewan purba yang konon masih hidup di zaman prasejarah, dan beberapa di antaranya bahkan tinggal di wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut lima ras di Indonesia beserta ciri-ciri dan persebarannya.
Baca SelengkapnyaHewan purba itu punah diduga karena tidak bisa beradaptasi pada perubahan iklim yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaSelain menjadi kawasan objek wisata sejarah, situs ini juga menjadi bukti adanya sebuah peradaban manusia yang hidup sejak ribuan tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaMenteri Negara dan Riset Teknologi (Menristek) B.J Habibie meresmikan Munasain sebagai akses pengetahuan yang menenyangkan.
Baca SelengkapnyaFosil gajah purba ditemukan lengkap di Situs Sangiran. Diperkirakan mereka menghuni dataran Sangiran hingga ratusan ribu tahun lamanya
Baca SelengkapnyaKerang yang menumpuk di situs ini sudah mulai berkurang, karena masyarakat sekitar banyak yang mengambilnya untuk keperluan bahan baku kapur.
Baca SelengkapnyaIndonesia dengan keanekaragaman budaya, alam, dan sejarahnya, menawarkan keindahan wisata yang memukau bagi para pengunjung.
Baca SelengkapnyaKabupaten Kutai Timur memiliki bentang alam dan peninggalan sejarah yang mendunia.
Baca Selengkapnya