8 Penyebab Abrasi Gigi dan Gejalanya yang Mudah Dikenali, Hindari Kebiasaan Buruk Ini
Abrasi gigi termasuk kondisi kerusakan enamel yang perlu diwaspadai.
Menjaga kebersihan gigi merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan. Di mana setiap orang wajib menggosok gigi secara rutin agar gigi kuat dan tidak mudah terserang penyakit. Namun sayangnya, beberapa kebiasaan menyikat gigi yang buruk justru dapat menyebabkan gangguan kesehatan gigi.
Salah satunya adalah abrasi gigi. Ini adalah kondisi di mana enamel gigi terkikis sehingga mengurangi fungsi perlindungannya. Selain menyikat gigi yang buruk, terdapat beberapa penyebab abrasi gigi lainnya yang penting diketahui. Berikut penyebab abrasi gigi, gejala, dan cara pencegahannya yang bisa disimak.
-
Apa penyebab kerusakan gigi? Terlalu banyak gula adalah penyebab kerusakan gigi.
-
Apa penyebab kerusakan permukaan gigi? 'Suasana asam ini yang merusak permukaan gigi kita. Bukan kuman yang merusak permukaan gigi,' jelasnya.
-
Apa sebenarnya penyebab kerusakan gigi? Zat makanan, bakteri, dan air liur bergabung membentuk plak yang menempel di gigi Anda. Kerusakan gigi dimulai saat gula dan pati tertinggal di gigi untuk waktu yang lama. Bakteri dalam plak memakan makanan bergula dan bertepung, yang membentuk asam. Asam dalam plak ini mengikis email atau lapisan luar gigi yang keras.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko abrasi gigi? Abrasi gigi biasanya disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama, penggunaan sikat gigi dengan bulu yang terlalu keras. Sikat gigi dengan bulu keras dapat menyebabkan kerusakan pada enamel gigi jika digunakan terlalu sering. 'Biasanya memilih bulu sikat yang hard atau keras,' ujar Suryono. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih sikat gigi yang memiliki bulu lembut agar tidak merusak lapisan luar gigi.
-
Kenapa kerusakan gigi bisa terjadi? 'Kerusakan gigi adalah hasil dari bakteri berbahaya di dalam mulut,' kata Dr. Karishma Jaradi. Asam yang dihasilkan oleh bakteri ini menyerang lapisan enamel dan dentin gigi.
-
Apa penyebab utama gigi keropos? Gigi keropos sendiri merupakan kondisi gigi yang mengalami kerusakan struktural akibat pembusukan atau kerusakan email enamel. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh penggunaan obat-obatan tertentu hingga asam lambung yang naik.
Mengenal Abrasi Gigi
Sebelum dijelaskan penyebab abrasi gigi, perlu dijelaskan pengertiannya. Abrasi gigi adalah kerusakan yang terjadi pada enamel gigi akibat gesekan atau penggunaan sikat gigi yang tidak tepat. Abrasi umumnya terjadi pada bagian gigi yang terlihat, terutama di sisi buccal (sisi pipi) gigi, membuat enamel terkikis dan mengurangi perlindungan terhadap bagian dalam gigi.
Perbedaan antara abrasi dan abfraksi terletak pada penyebabnya; abrasi disebabkan oleh gesekan mekanis, sedangkan abfraksi disebabkan oleh tekanan gigi yang berlebihan, biasanya akibat kebiasaan menggigit atau bruksisme. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada kesehatan gigi, termasuk sensitivitas gigi yang meningkat.
Dengan enamel yang terkikis, dentin gigi yang lebih sensitif menjadi terbuka, membuat gigi lebih rentan terhadap rangsangan panas, dingin, atau manis. Oleh karena itu, menjaga teknik menyikat gigi yang tepat sangat penting untuk mencegah abrasi dan menjaga kesehatan gigi secara keseluruhan.
Penyebab Abrasi Gigi
Setelah mengetahui pengertian, selanjutnya dijelaskan penyebab abrasi gigi. Abrasi gigi bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor, sebagai berikut:
- Cara Menyikat Gigi yang Salah: Menyikat gigi dengan cara yang terlalu keras atau menggunakan gerakan horizontal berulang dapat menyebabkan lapisan email gigi terkikis. Ini memperbesar risiko terjadinya abrasi pada gigi, terutama pada bagian leher gigi.
- Penggunaan Pasta Gigi Abrasif: Beberapa pasta gigi mengandung partikel abrasif untuk membersihkan noda, namun jika digunakan secara berlebihan atau pada gigi yang sensitif, partikel ini dapat mengikis lapisan pelindung gigi, menyebabkan abrasi.
- Penggunaan Kawat Gigi: Kawat gigi atau behel yang tidak terpasang dengan benar atau terlalu kencang bisa menyebabkan tekanan yang berlebihan pada gigi, sehingga menyebabkan abrasi pada bagian tertentu, terutama pada area yang bersentuhan langsung dengan kawat.
- Penggunaan Tusuk Gigi: Kebiasaan menggunakan tusuk gigi dengan cara yang terlalu kasar atau sering dapat menyebabkan kerusakan pada gigi dan gusi. Gesekan terus-menerus dapat mengikis permukaan gigi dan membuat gigi lebih rentan terhadap abrasi.
- Tindik dalam Mulut: Tindik pada lidah atau bibir sering kali bersentuhan dengan gigi, yang dapat mengakibatkan gesekan konstan pada lapisan email gigi. Akibatnya, gigi bisa terkikis dan mengalami abrasi dalam jangka panjang.
- Kebiasaan Menggigit Benda Keras: Menggigit benda-benda keras seperti pensil, tutup botol, atau kuku dapat menyebabkan tekanan berlebihan pada gigi. Kebiasaan ini dapat merusak lapisan email, meningkatkan risiko abrasi.
- Bruxism: Bruxism adalah kebiasaan menggemeretakkan atau menggesek-gesekkan gigi, terutama saat tidur. Kebiasaan ini menyebabkan gesekan berlebihan pada permukaan gigi, mengikis email, dan menyebabkan abrasi gigi.
- Gigi Terkikis Asam: Konsumsi makanan atau minuman yang bersifat asam seperti soda, jus jeruk, atau makanan berfermentasi secara berlebihan dapat mengikis lapisan email gigi. Hal ini membuat gigi lebih rentan mengalami abrasi karena permukaannya menjadi lebih tipis.
Gejala Abrasi Gigi
Setelah mengetahui penyebab abrasi gigi, berikutnya penting dijelaskan beragam gejala yang perlu diperhatikan, sebagai berikut:
- Sensitivitas Gigi: Gejala umum abrasi gigi adalah munculnya sensitivitas, terutama saat mengonsumsi makanan atau minuman panas, dingin, manis, atau asam. Hal ini terjadi karena lapisan email yang terkikis sehingga lapisan dentin menjadi terbuka.
- Perubahan Bentuk Gigi: Abrasi sering kali menyebabkan perubahan pada bentuk permukaan gigi. Permukaan gigi mungkin tampak lebih rata, melengkung, atau terkikis, terutama di area leher gigi yang dekat dengan gusi.
- Rasa Tidak Nyaman atau Nyeri pada Gigi: Gejala ini muncul saat abrasi gigi sudah cukup parah sehingga lapisan dentin atau saraf gigi terpapar. Nyeri dapat terjadi terutama saat mengunyah atau ketika gigi terkena tekanan.
- Perubahan Warna Gigi: Abrasi dapat menyebabkan warna gigi tampak lebih kuning atau gelap. Ini disebabkan oleh lapisan email yang semakin menipis, memperlihatkan lapisan dentin yang berwarna lebih kuning.
- Lekukan atau Alur pada Permukaan Gigi: Pada kasus abrasi yang lebih parah, gigi dapat memiliki lekukan atau alur pada permukaannya, terutama di dekat area leher gigi. Lekukan ini dapat dirasakan dengan lidah dan sering kali menjadi tanda abrasi yang jelas.
- Pengikisan Gusi: Abrasi gigi juga dapat disertai dengan pengikisan pada gusi, terutama jika abrasi disebabkan oleh kebiasaan menyikat gigi yang terlalu keras. Gusi bisa tampak lebih turun dan terlepas dari gigi.
Cara Mencegah Abrasi Gigi
Selain penyebab abrasi gigi dan gejalanya, penting juga diketahui bagaimana cara mencegah abrasi gigi, sebagai berikut:
- Menyikat Gigi dengan Teknik yang Benar: Pastikan menyikat gigi dengan gerakan memutar atau vertikal, bukan horizontal. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan jangan memberikan tekanan yang terlalu kuat saat menyikat. Ini membantu mengurangi risiko abrasi pada permukaan gigi.
- Menggunakan Pasta Gigi yang Tidak Abrasif: Pilih pasta gigi yang diformulasikan khusus untuk gigi sensitif atau yang memiliki kandungan abrasif rendah. Ini penting untuk melindungi lapisan email gigi agar tidak terkikis secara berlebihan.
- Hindari Menggunakan Tusuk Gigi Berlebihan: Sebaiknya hindari kebiasaan menggunakan tusuk gigi untuk membersihkan sisa makanan. Gunakan benang gigi (dental floss) yang lebih aman dan efektif untuk membersihkan sela-sela gigi tanpa merusak permukaan gigi.
- Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Asam: Batasi konsumsi makanan dan minuman asam seperti soda, jus jeruk, dan makanan fermentasi. Jika harus mengonsumsinya, segera berkumur atau minum air putih setelahnya untuk menetralisir asam yang menempel pada gigi.
- Menghindari Kebiasaan Menggigit Benda Keras: Jangan jadikan kebiasaan menggigit benda-benda keras seperti pensil, tutup botol, atau kuku. Kebiasaan ini dapat merusak lapisan gigi dan memperbesar risiko abrasi.
- Gunakan Pelindung Gigi untuk Bruxism: Jika memiliki kebiasaan bruxism atau menggemeretakkan gigi saat tidur, disarankan untuk menggunakan pelindung gigi (mouth guard). Pelindung ini membantu mengurangi gesekan berlebih dan melindungi gigi dari abrasi.
- Mengunjungi Dokter Gigi Secara Rutin: Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setidaknya setiap enam bulan sekali. Dokter gigi dapat mengidentifikasi tanda-tanda awal abrasi dan memberikan saran perawatan yang tepat agar kondisi tidak semakin parah.