Jogja Darurat Sampah, DLHK Tunjuk 10 Desa Percontohan Kelola Sampah Secara Mandiri
Dalam program ini, DLHK bekerja sama dengan SPEAK Indonesia
Dalam program ini, DLHK bekerja sama dengan SPEAK Indonesia
Jogja Darurat Sampah, DLHK Tunjuk 10 Desa Percontohan Kelola Sampah Secara Mandiri
Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan masih ditutup dan akan terus berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Demi mengatasi persoalan ini, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta bergerak cepat. Mereka menunjuk 10 desa percontohan terkait pengurangan dan pengelolaan sampah secara mandiri.
-
Bagaimana sampah di Kota Jogja dibersihkan? Pada Senin pagi (9/10), seperti terlihat pada akun Instagram @merapi_uncover, tampak beberapa petugas kebersihan sedang membersihkan sampah-sampah yang menumpuk. Mereka juga membawa satu unit truk untuk memindahkan sampah-sampah tersebut ke dalam truk.
-
Dimana sampah di Kota Jogja menumpuk? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta.
-
Sampah apa yang menumpuk di Kota Jogja? Tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Kenapa sampah di Kota Jogja dibiarkan menumpuk? Viral Tumpukan Sampah Sepanjang 50 Meter di Kota Baru Jogja, Begini Kondisinya Sekarang Penanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet.
-
Bagaimana Pemkab Sleman atasi masalah sampah? Pemkab Sleman menetapkan beberapa kebijakan dalam pengelolaan sampah rumah tangga agar semakin dapat terkelola dengan baik.
-
Kenapa sampah di Jogja susah diberesin? 'Sampah di Yogyakarta ini rasane ora kelar-kelar, ora uwis-uwis (rasanya enggak pernah selesai, enggak ada habisnya). Pertanyaannya, kepiye kok ngene? Gitu kan? Terus muncul timbunan sampah di 14 depo yang ada di kota,' kata Takim, kepada Merdeka.com, Minggu (8/9).
Dilansir dari ANTARA pada Kamis (3/8), sepuluh desa percontohan itu adalah Desa Sinduharjo, Sardonoharjo, Puriharjo, Purwomartani, Minomartani, dan Pandowoharjo di Kabupaten Sleman. Ada pula Desa Wirokerten, Tamanan, Srigading, dan Srihardono di Kabupaten Bantul. Nantinya, pengelolaan sampah di tempat itu akan bekerja sama dengan SPEAK (Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi) Indonesia melalui Program Hijau dan Voices For Just Climate Action (VCA).
“Masyarakat mau tidak mau harus mempunyai tingkat partisipasi untuk memilah dari dapur pindah ke depan pintu masing-masing rumah,”
kata Kepala DLHK DIY Kuncoro Cahyo Adi dikutip dari ANTARA pada Rabu (2/8).
Menurut Kuncoro, warga yang tinggal di 10 desa percontohan itu akan dibantu penyaluran sampahnya menuju Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R) aktif. Melalui program ini pula nantinya di sepuluh desa itu ada TPS3R aktif yang dikembangkan. Harapannya program ini bisa mengurai sampah yang masuk di TPST Piyungan. “Jadi nanti bisa dikerjakan di TPS3R itu. Biar efektif TPS3R akan dilengkapi beberapa bantuan seperti alat transportasi dan juga pengolah sampah,” ujar Kuncoro dikutip dari ANTARA.
Kuncoro menjelaskan bahwa Program Jogja Hijau merupakan konsep pengelolaan lingkungan berdasarkan empat aspek yaitu konservasi energi, konservasi air, pengelolaan sampah dari limbah domestik secara mandiri serta pemanfaatan lahan. “Melalui pemberdayaan ini masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari lingkungan yang dikelola tersebut,” ujar Kuncoro.
Sementara itu, Direktur SPEAK Indonesia Wiwit Heris Mandari menjelaskan Voices For Just Climate Action (VCA) merupakan program aksi untuk mengatasi perubahan iklim yang berkeadilan. Bersama Slum Dwellers International (SDI), pihaknya bergerak untuk memulai menyuarakan perubahan iklim dari masyarakat. Melalui program VCA, SPEAK Indonesia berkolaborasi sekaligus belajar dari Pemda DIY terkait perubahan iklim, salah satunya dengan membangun aksi bersama masyarakat untuk mengatasi permasalahan sampah.
"Kami paham saat ini kita semua memang harus menghadapi persampahan dengan cara yang berbeda. Tadi kita sudah bertemu dengan Pak Wagub DIY, banyak arahan yang sudah diberikan untuk bagaimana nanti kita bisa bekerja sama,"
Kata Direktur SPEAK Indonesia Wiwit Heris Mandari dikutip dari ANTARA.