Kenalkan Saldo Infak Nol Rupiah, Ini 4 Fakta Unik Masjid Jogokariyan Jogja
Merdeka.com - Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang cukup ikonik di Kota Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, masjid ini berada di Kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta.
Dilansir dari Liputan.com, pembangunan Masjid Jogokariyan dilakukan tak lama setelah penumpasan G30 S/PKI. Setelah berdiri, masjid itupun menjadi tempat kegiatan organisasi pemuda Islam seperti KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan juga HMI (Himpunan Masyarakat Indonesia). Pada waktu itu, mereka mengadakan berbagai kegiatan di Masjid Jogokariyan untuk mencegah paham komunisme tumbuh lagi di kawasan Kampung Jogokariyan.
Seiring waktu, Masjid Jogokariyan terus berkembang. Tak hanya menyelenggarakan salat berjemaah atau ibadah keagamaan lainnya, masjid itu juga rutin mengadakan kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan, bantuan kepada warga miskin, buka puasa bersama, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Berikut selengkapnya:
-
Apa nama asli Masjid Kemayoran? Masjid Kemayoran Surabaya memiliki nama Masjid Raudlatul Musyawwarah.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Dimana Masjid Kemayoran dibangun pertama kali? Konon, masjid ini awalnya dibangun di Jalan Tembaan Kota Surabaya pada tahun 1772.
-
Apa saja keistimewaan Yogyakarta? Pengaturan keistimewaan DIY dan pemerintahannya selanjutnya diatur dengan UU No 1/1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. UU ini diterbitkan untuk melaksanakan ketentuan dalam pasal 131-133 UUDS 1950. Pengaturan Daerah Istimewa terdapat baik dalam diktum maupun penjelasannya.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Siapa yang membangun Keraton Yogyakarta? Kemudian pada bulan April 1755, Sultan HB I membangun Kraton Yogyakarta.
Sejarah Berdirinya Masjid Jogokariyan
©2021 Liputan6.com
Dilansir dari Wikipedia.org, Masjid Jogokariyan awalnya didirikan pada tahun 1966 oleh Pengurus Muhammadiyah Ranting Karangkajen sebagai media dakwah untuk memperkuat nilai-nilai keislaman pada para penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Waktu itu, hampir semua warga Jogokariyan berasal dari “kaum abangan” yang lebih mengutamakan kultur kejawen ketimbang dengan kultur keislaman.
Sebelum berdirinya masjid itu, segala aktivitas keagamaan dilakukan di sebuah langgar kecil berukuran 3x4 meter persegi yang berada di pojok kampung. Selain untuk menghidupkan nilai-nilai keislaman, pendirian masjid itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan cap Kampung Jogokariyan yang pada tahun 1965 dikenal sebagai sarang Komunisme.
Gerakan Saldo Infak Nol Rupiah
©2021 Liputan6.com
Selain itu, salah satu keunikan Masjid Jogokariyan terletak pada gerakan saldo infak nol rupiah. Berbeda dengan masjid-masjid yang lain, masjid itu selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman saldo infaknya harus nol rupiah. Hal ini dilakukan karena pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan saat tetangga masjid ada yang tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya.
Demi menjaga saldo tetap nol rupiah, hasil infak harus benar-benar digunakan, bukan ditimbun sampai jumlahnya sangat banyak. Dengan pengumuman saldo infak sampai nol rupiah, diharapkan para jamaah semakin bersemangat dalam mengamanahkan hartanya.
Punya Hotel Sendiri
©2021 Liputan6.com
Untuk semakin berperan dalam menggerakkan perekonomian, Masjid Jogokariyan menyediakan kamar bagi para musafir yang konsepnya dibuat seperti hotel. Para musafir yang ingin menginap di hotel itu dikenakan tarif Rp150 ribu hingga 250 ribu. Di masjid itu, terdapat 10 kamar reguler dan satu kamar VIP.
“Awalnya kami hanya memberi fasilitas buat musafir, namun seiring waktu ada suami istri yang bawa anak yang menginap sehingga perlu privasi dan disediakan kamar,” kata Syubbani Rizal Noor, Ketua Takmir III Masjid Jogokariyan dikutip dari Liputan6.com.
Punya Menu Buka Puasa yang Khas
©2021 Liputan6.com
Saat Bulan Suci Ramadan tiba, Masjid Jogokariyan menyediakan hingga 2.500 makanan dan minuman buka puasa. Salah satu kuliner khas buka puasa ala Masjid Jogokariyan adalah es setup nanas.
Berbagai menu itu disediakan secara gratis bagi setiap pengunjung yang ingin berbuka di Masjid Jogokariyan. Para warga Kampung Jogokariyan bergotong royong dalam menyiapkan menu buka puasa itu.
“Masyarakat di sini gotong royong menyiapkan menu buka puasa, dibantu relawan juga. Semua yang hadir boleh menikmatinya gratis. Saya senang lihat orang buka puasa di sini,” kata Bu Sugiharto, salah satu warga kampung Jogokariyan dikutip dari Brilio.net. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid unik ini gunakan nama bahasa Sunda bukan Arab. Ini fakta di baliknya.
Baca SelengkapnyaMasjid itu menjadi saksi bisu pembebasan Irian Barat pada tahun 1960.
Baca SelengkapnyaMasjid Jami Assuruur memiliki daya tampung yang besar. Saat penuh, 1.500 sampai 2.000 jemaah bisa melaksanakan salat di sini.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejak awal pembangunannya, gereja itu memang dikhususkan untuk masyarakat katolik Jawa.
Baca SelengkapnyaBeredar informasi Jokowi akan memberikan bantuan sosial tunai senilai Rp50 juta dalam rangka pensiun sebagai Presiden
Baca SelengkapnyaMasjid ini bernuansa modern dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dengan tetap menonjolkan arsitektur budaya Jawa.
Baca SelengkapnyaJokowi juga mengklaim hubung Indonesia dan Persatuan Emirat Arab sangat dekat dalam semua bidang,
Baca SelengkapnyaIni penjelasan Paspampres terkait meninggalnya Marhan Harahap saat datangi Masjid saat kunjungan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSosoknya langsung diberi apresiasi hingga diganjar pelukan erat.
Baca Selengkapnya