Kenalkan Saldo Infak Nol Rupiah, Ini 4 Fakta Unik Masjid Jogokariyan Jogja
Merdeka.com - Masjid Jogokariyan merupakan masjid yang cukup ikonik di Kota Yogyakarta. Sesuai dengan namanya, masjid ini berada di Kampung Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta.
Dilansir dari Liputan.com, pembangunan Masjid Jogokariyan dilakukan tak lama setelah penumpasan G30 S/PKI. Setelah berdiri, masjid itupun menjadi tempat kegiatan organisasi pemuda Islam seperti KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan juga HMI (Himpunan Masyarakat Indonesia). Pada waktu itu, mereka mengadakan berbagai kegiatan di Masjid Jogokariyan untuk mencegah paham komunisme tumbuh lagi di kawasan Kampung Jogokariyan.
Seiring waktu, Masjid Jogokariyan terus berkembang. Tak hanya menyelenggarakan salat berjemaah atau ibadah keagamaan lainnya, masjid itu juga rutin mengadakan kegiatan sosial seperti pelayanan kesehatan, bantuan kepada warga miskin, buka puasa bersama, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Berikut selengkapnya:
-
Kenapa Masjid Agung Jatisobo dibangun? Pada waktu itu, masjid itu dibangun untuk memfasilitasi salah seorang ulama yang ditugaskan menyebarkan Islam di kawasan Bekonang, Sukoharjo.
-
Kenapa Masjid Kuno Kaujon dibangun? Namun niat membangun masjid sebagai tempat tetap terlaksana, karena masyarakat bahu membahu dan melakukan perlawanan terhadap pihak Belanda yang sempat menolak.
-
Bagaimana Masjid Agung Jatisobo dibangun? Menurut Mbah Ngisom, salah seorang pewaris Masjid Agung Jatisobo, mengatakan bahwa saat sudah berada di Jatisobo, Kyai Ketib punya sebatang pohon jati yang memiliki keanehan. Pohon jati itu sangat tinggi, sampai-sampai bayang-bayang dari pohon jati tersebut sampai ke dalam kraton. Bayang-bayang pohon jati yang sampai ke kraton itulah yang membuat desa tersebut dinamakan Jatisobo.
-
Dimana masjid bersejarah itu berada? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Siapa yang membangun Masjid Agung Jatisobo? Masjid Agung Jatisubo merupakan salah satu masjid tertua di Sukoharjo, Jawa Tengah. Mengutip Alif.id, tempat ibadah ini dibangun atas perintah Sunan Pakubuwana IV yang saat itu memerintah Keraton Surakarta.
-
Kapan Masjid Agung Jatisobo dibangun? Masjid Agung Jatisubo merupakan salah satu masjid tertua di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Sejarah Berdirinya Masjid Jogokariyan
©2021 Liputan6.com
Dilansir dari Wikipedia.org, Masjid Jogokariyan awalnya didirikan pada tahun 1966 oleh Pengurus Muhammadiyah Ranting Karangkajen sebagai media dakwah untuk memperkuat nilai-nilai keislaman pada para penduduk yang tinggal di sekitar masjid. Waktu itu, hampir semua warga Jogokariyan berasal dari “kaum abangan” yang lebih mengutamakan kultur kejawen ketimbang dengan kultur keislaman.
Sebelum berdirinya masjid itu, segala aktivitas keagamaan dilakukan di sebuah langgar kecil berukuran 3x4 meter persegi yang berada di pojok kampung. Selain untuk menghidupkan nilai-nilai keislaman, pendirian masjid itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan cap Kampung Jogokariyan yang pada tahun 1965 dikenal sebagai sarang Komunisme.
Gerakan Saldo Infak Nol Rupiah
©2021 Liputan6.com
Selain itu, salah satu keunikan Masjid Jogokariyan terletak pada gerakan saldo infak nol rupiah. Berbeda dengan masjid-masjid yang lain, masjid itu selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman saldo infaknya harus nol rupiah. Hal ini dilakukan karena pengumuman infak jutaan akan sangat menyakitkan saat tetangga masjid ada yang tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya.
Demi menjaga saldo tetap nol rupiah, hasil infak harus benar-benar digunakan, bukan ditimbun sampai jumlahnya sangat banyak. Dengan pengumuman saldo infak sampai nol rupiah, diharapkan para jamaah semakin bersemangat dalam mengamanahkan hartanya.
Punya Hotel Sendiri
©2021 Liputan6.com
Untuk semakin berperan dalam menggerakkan perekonomian, Masjid Jogokariyan menyediakan kamar bagi para musafir yang konsepnya dibuat seperti hotel. Para musafir yang ingin menginap di hotel itu dikenakan tarif Rp150 ribu hingga 250 ribu. Di masjid itu, terdapat 10 kamar reguler dan satu kamar VIP.
“Awalnya kami hanya memberi fasilitas buat musafir, namun seiring waktu ada suami istri yang bawa anak yang menginap sehingga perlu privasi dan disediakan kamar,” kata Syubbani Rizal Noor, Ketua Takmir III Masjid Jogokariyan dikutip dari Liputan6.com.
Punya Menu Buka Puasa yang Khas
©2021 Liputan6.com
Saat Bulan Suci Ramadan tiba, Masjid Jogokariyan menyediakan hingga 2.500 makanan dan minuman buka puasa. Salah satu kuliner khas buka puasa ala Masjid Jogokariyan adalah es setup nanas.
Berbagai menu itu disediakan secara gratis bagi setiap pengunjung yang ingin berbuka di Masjid Jogokariyan. Para warga Kampung Jogokariyan bergotong royong dalam menyiapkan menu buka puasa itu.
“Masyarakat di sini gotong royong menyiapkan menu buka puasa, dibantu relawan juga. Semua yang hadir boleh menikmatinya gratis. Saya senang lihat orang buka puasa di sini,” kata Bu Sugiharto, salah satu warga kampung Jogokariyan dikutip dari Brilio.net. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masjid itu sudah eksis bahkan sebelum Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaMasjid itu punya kemiripan dengan masjid agung Keraton Surakarta.
Baca SelengkapnyaSaat itu keberadaan dua masjid agung di satu kota dianggap tak wajar.
Baca SelengkapnyaSebelum membangun masjid, para tukang harus dalam keadaan suci
Baca SelengkapnyaMasjid ini dulunya merupakan bagian dari kompleks alun-alun Surabaya
Baca SelengkapnyaSejak awal pembangunannya, gereja itu memang dikhususkan untuk masyarakat katolik Jawa.
Baca SelengkapnyaMasjid yang berada di samping mal ini merupakan pusat penyebaran Islam di Kota Lumpur
Baca SelengkapnyaPeresmian Masjid Agung Madaniyah ditandai dengan penandatanganan prasasti
Baca SelengkapnyaMasjid tersebut kabarnya tak pernah menjadi sasaran penghancuran, atau penyerangan dari pasukan militer Belanda maupun pendudukan Jepang.
Baca SelengkapnyaMasjid ini ditemukan oleh pendeta tahun 1648 lokasinya terpencil di dalam gang, ini potretnya.
Baca SelengkapnyaPotret bangunan megah masjid di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaNantinya masjid negara IKN ini bisa menampung sekitar 61 ribu jemaah.
Baca Selengkapnya