Melihat Kerajinan Kulit dan Ecoprint di Kabupaten Bantul, Sempat Alami Masa Sulit di Masa Pandemi
Bantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.

Bantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan.

Melihat Kerajinan Kulit dan Ecoprint di Kabupaten Bantul, Sempat Alami Masa Sulit di Masa Pandemi
Bantul merupakan wilayah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya potensi di sektor industri kerajinan tangan. Beberapa kerajinan tangan yang dijumpai di Bantul adalah kerajinan kulit dan ecoprint.

Isrohadi, salah seorang pengrajin kerajinan kulit di Manding, Bantul, sehari-hari memproduksi tas kulit di rumahnya. Ia memasarkan produknya ke berbagai kota seperti Bali, Jakarta, dan kota-kota lain di seluruh Indonesia. Bahan baku kulit untuk membuat kerajinan itu juga mudah diperoleh karena tak perlu memesan dari daerah luar.

Isrohadi mengaku setiap bulan bisa memproduksi tas hingga 100 buah. Selama periode yang sama, ia bisa memperoleh keuntungan rata-rata sebesar Rp2-3 juta.
Pengrajin kulit lainnya, Yanto, menjelaskan tahap-tahap pembuatan kerajinan tersebut. Pertama, pengrajin harus mengetahui dulu model tas yang diinginkan pemesan.
Setelah itu, bahan-bahan baru disiapkan. Setelah bahan siap, pengrajin kemudian membuat pola melalui kertas karton.
Setelah pola jadi, bahan berupa kulit sapi yang telah disiapkan kemudian digambar di tempat kulit. Setelah pola digambar di tempat kulit, kulit kemudian dipotong, lalu barulah kulit disambung-sambung untuk membentuk pola yang diinginkan.
“Sebelum menyambung bahan-bahan itu kita oleskan lem. Jenis ada lem ada bermacam-macam,” kata Yanto dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.
Selain kerajinan kulit, di Bantul juga ada kerajinan batik ecoprint. Erna Herawati, pengusaha kerajinan itu, mengatakan bahwa ia mengalami masa-masa sulit waktu masa pandemi COVID-19.
“Itu penjualan hampir nol. Padahal kita kebutuhan tetap ada,” kata Erna dikutip dari kanal YouTube Bantul TV.

Walau begitu usahanya perlahan-lahan pulih. Kini produknya kembali dilirik pasar. Bahan kain yang paling laku di tempat usahanya adalah katun primisima, yang biasanya digunakan untuk membuat seragam.