Mencicipi Sate Kerbau, Kuliner Toleransi Peninggalan Peradaban Hindu di Kota Kudus
Merdeka.com - Kudus adalah salah satu kota yang kaya akan kulinernya. Selain Soto Kudus, satu lagi kuliner yang patut dicoba saat mampir di Kota Kudus adalah Sate Kerbau. Di kota tersebut, sate kerbau dapat dijadikan menu di tiap waktu makan baik saat sarapan, makan siang, dan makan malam.
Konon kuliner ini sudah ada sejak zaman Sunan Kudus menyebarkan ajaran Islam di daerah itu. Berikut beberapa hal menarik tentang sate kerbau, kuliner khas kota kretek yang melegenda.
Kuliner Toleransi
-
Mengapa Sunan Kudus menggunakan daging kerbau dalam Soto Kudus? Pemilihan daging kerbau dalam soto Kudus memiliki alasan tersendiri; saat menyebarkan ajaran Islam di Kudus, Sunan Kudus mengetahui bahwa daging sapi dianggap suci oleh penganut agama Hindu dan Buddha. Untuk menghormati kepercayaan tersebut, daging sapi digantikan dengan daging kerbau.
-
Apa ciri khas soto Kudus? Soto kudus memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dengan jenis soto-soto lainnya. Soto kudus biasanya dihidangkan dalam mangkuk kecil, dan isiannya terdiri dari suwiran ayam serta kuah bening.
-
Apa yang menjadi bahan utama dari Soto Kudus? Dari berbagai jenis soto yang ada, soto Kudus menjadi salah satu yang paling populer, yang menggunakan daging kerbau.
-
Soto Bumbung di Klaten ada di mana? Di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Klaten, terdapat kuliner yang unik.
-
Siapa nama asli Sunan Kudus? Sunan Kudus memiliki nama asli Ja’far Shadiq atau dikenal juga Raden Undung.
-
Di mana Sunan Kudus berdakwah? Sunan Kudus memilih Kudus sebagai tempat berdakwah terlamanya hingga bertahun-tahun.
©Kemenkeu.go.id
Kemunculan kuliner sate kerbau konon sudah ada sejak zaman Sunan Kudus. Waktu itu masyarakat Kota Kudus masih banyak yang beragama Hindu. Sehingga sapi merupakan hewan keramat bagi agama tersebut.
Karena itulah saat perayaan Idul Adha, Sunan Kudus melarang umatnya untuk menyembelih sapi sebagai bentuk toleransi kepada umat Hindu. Kemudian, daging sapi itu diganti dengan daging kerbau. Sejak itulah masyarakat di sana membuat kreasi masakan dengan daging kerbau, salah satunya sate kerbau.
Pembuatan yang Unik
©Kemenkeu.go.id
Dilansir dari Liputan6.com, pembuatan sate kerbau terbilang unik. Biasanya, sate terbuat dari daging metah dan langsung dibakar. Akan tetapi, sate kerbau memiliki cara yang berbeda. Sebelum dibakar, daging kerbau dicincang terlebih dahulu. Kemudian, potongan daging kerbau itu dimemarkan dengan cara dipukul-pukul.
Setelah itu, daging dibumbui dan dimasak terlebih dahulu. Barulah kemudian daging itu ditusuk-tusuk dan kemudian dibakar. Waktu pembakarannya pun tidak terlalu lama agar daging tidak menjadi keras.
Bumbu Sate Kerbau
©Kemenkeu.go.id
Bumbu sate kerbau sebenarnya hampir sama dengan bumbu yang digunakan pada sate ayam. Hanya saja bumbunya lebih encer. Bahan untuk bumbu itu terbuat dari campuran kacang tanah, serundeng, bawang merah, bawang putih, dan kentang yang dihaluskan.
Sementara itu untuk satu porsi sate kerbau dihargai antara Rp15 ribu hingga Rp20 ribu. Di Kudus, tempat yang paling terkenal akan sate kerbau-nya berada di daerah Ruko Agus Salim dan daerah Tanjung.
Soto Kerbau
Selain dijadikan sate, ternyata di Kudus daging kerbau juga diracik jadi kuliner soto. Salah satu rumah makan soto kerbau legendaris di Kudus adalah warung Soto Bu Jatmi yang beralamat di Jalan KH Wahid Hasyim No. 43 Panjunan, Kudus.
Tak hanya itu, sajian soto kerbau di sana juga bisa dinikmati dengan berbagai lauk pauk tambahan seperti sate paru, sate telur, bergedel, dan kerupuk rambak. Untuk satu porsinya, soto kerbau di sana dibanderol dengan harga Rp16.000.
Beda dari yang Lain
©jatengprov.go.id
Agung, salah satu pembeli soto kerbau, mengatakan rasa kuahnya dengan aroma rempahnya yang sedap membuat dia ketagihan. Hal ini membuatnya selalu menyempatkan diri untuk singgah saat berkendara melewati Kudus.
“Sotonya beda dengan daerah lain. Kalau daging kambing, sapi, atau ayam itu sudah biasa. Tapi daging kerbau dengan kuah yang khas membuat saya dan keluarga kangen,” kata Agung dikutip dari Jatengprov.go.id. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ajaran toleransi itu pertama kali diajarkan oleh Sunan Kudus sewaktu mengajarkan Islam di Kudus.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Kota Solo kurang lengkap jika tak mencicipi kulinernya.
Baca SelengkapnyaSunan Kudus merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang sangat berpengaruh.
Baca SelengkapnyaSelain Soto Sokaraja di Banyumas ada kuliner soto lainnya yang tak kalah legendaris, yaitu Soto Sangka.
Baca SelengkapnyaSiraman bumbu kacangnya bikin nagih. Kuliner ini wajib dicicipi saat bertandang ke Sumedang.
Baca SelengkapnyaDi Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaDalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Indonesia selalu memiliki banyak tradisi berbeda di setiap kota. Banyak kegiatan dilakukan untuk mendapat berkah.
Baca SelengkapnyaJadi salah satu kuliner khas Indonesia, tahu nggak kalau sate ternyata adaptasi dari kuliner Timur Tengah!
Baca SelengkapnyaBeda dari soto biasanya, Sroto Sokaraja pakai bumbu kacang dan potongan ketupat.
Baca SelengkapnyaSaat itu, sate ini disuguhkan kepada seorang tokoh asal Madura dan cita rasanya membuat yang bersangkutan terkesan
Baca SelengkapnyaSalah satu ragam kuliner Indonesia dari Sumatera Barat ini tergolong unik dan berbeda dari sate lainnya.
Baca SelengkapnyaKatanya, makin lama bumbu disimpan, rasa sotonya akan semakin lezat.
Baca Selengkapnya