Mengenal Jogja Berkebun, Komunitas Bercocok Tanam di Kalangan Anak Muda
Merdeka.com - Berbagai aktivitas yang bermanfaat dan produktif bisa kita lakukan di tengah pandemi. Salah satunya adalah berkebun.
Selain bisa memberi manfaat pada lingkungan alam sekitar, dengan berkebun kita bisa memproduksi bahan makanan sendiri, yang ini begitu pentingnya di tengah masa pandemi ini.
Salah satu komunitas anak muda di Yogyakarta mengajak masyarakat khususnya anak muda untuk mencintai kegiatan berkebun. Tak jauh dari misinya, komunitas itu dinamakan “Jogja Berkebun”.
-
Dimana komunitas ini berlokasi? Komunitas yang terletak di Jalan Balaputera Dewa, No. 16 Wanurejo Borobudur ini memilih BRI sebagai alat transaksi pembayaran untuk para pengunjung bahkan anggotanya.
-
Apa yang dilakukan Karang Taruna Bakti Jaya Matahari Terbit? Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-77, kami selaku pemuda – pemudi yang tergabung dalam Karang Taruna Bakti Jaya Matahari Terbit, akan mengadakan acara pentas seni yang akan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Rabu/17 Agustus 2022Waktu : 08.00 – SelesaiTempat : Lapangan Serbaguna Kelurahan Matahari Terbit
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Dimana imigran Jawa membangun komunitas? Sejak tingginya aktivitas imigrasi orang-orang Jawa ke Sumatera, mereka menetap dan membentuk sebuah komunitas. Kemudian, para petani Jawa itu mendirikan pemukiman sendiri.
-
Kapan komunitas muda beraktivitas di Monumen Juang 45? Kalau sore hari, biasanya titik patung buto juga dijadikan tempat beraktivitas komunitas anak muda.
-
Bagaimana Karang Taruna Sedyo Bakti membantu para pemuda desa dalam mengembangkan potensi wisata? Misalnya kita mengadakan outbond atau pelatihan agar para pemuda ini bisa menjadi pemandu wisata. Terus ada pelatihan fotografi. Selain itu yang rutin kita lakukan setiap tahun adalah pelatihan kewirausahaan,' ujar Fauzan.
Beranggotakan 130 orang dan berasal dari latar belakang dan usia yang berbeda, komunitas itu mempunyai misi untuk memanfaatkan lahan tidak terpakai di suatu kota untuk menjadi lahan yang produktif.
Awal Terbentuknya Jogja Berkebun
©Instagram/Jogja Berkebun
Komunitas Jogja Berkebun berdiri pada 10 Oktober 2011. Pada awalnya, komunitas ini dibentuk untuk menjadi sarana bagi anak muda untuk mengisi kekosongan waktu.
Waktu itu, komunitas Jogja Berkebun masih termasuk dalam bagian jejaring dari Indonesia berkebun yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan perkotaan di Indonesia.
Semangat berdirinya komunitas ini tak bisa lepas dari inisiatif Gubernur Jabar Ridwan Kamil membuat aksi sosial peduli lingkungan.
Aksi itulah yang kemudian memunculkan gairah berkebun di kalangan anak muda hingga muncul berbagai komunitas seperti Jakarta Berkebun dan tentu saja, Jogja Berkebun.
Kebanyakan Anggotanya Mahasiswa
©Instagram/Jogja Berkebun
Dari 130 orang total anggota Komunitas Jogja Berkebun, hanya 15-20 orang saja yang aktif mengikuti kegiatan. Kebanyakan mereka merupakan mahasiswa dari berbagai universitas di Jogja.
Dilansir dari Brilio.net, mereka bergerak dari keprihatinan akan kondisi negara Indonesia yang walaupun sebagai negara agraris tapi malah mengimpor beberapa bahan baku pangan dari negara tetangga.
Oleh karena itulah kemudian mereka berusaha memanfaatkan lahan yang tidak terpakai untuk menjadi lahan produktif yang bisa menghasilkan bahan baku pangan sendiri.
Sering Berpindah-pindah
©Instagram/Jogja Berkebun
Sejak awal terbentuknya, komunitas ini telah berpindah lokasi berkebun sebanyak 5 kali. Beberapa tempat yang pernah dijadikan tempat bercocok tanam adalah di daerah Pakualaman, di belakang kantor Dinas Kehutanan, dan di daerah Kali Code.
Namun pada akhirnya komunitas ini memiliki basecamp dan tempat bercocok tanamnya sendiri yang berlokasi di Jalan Kaliurang km 7,8 atau tepatnya di Jalan Kopen Raya 2 No. 15.
Alasan tempat berkebunnya sering berpindah dikarenakan lahan yang digunakan merupakan lahan pinjaman milik warga setempat.
Sayuran yang Ditanam
©Instagram/Jogja Berkebun
Mengusung konsep urban framing, tanaman yang ditanam komunitas Jogja Berkebun merupakan tanaman sayur dan buah-buahan yang perawatannya mudah dan masih dapat ditinggal. Beberapa dari tanaman itu di antaranya tomat, cabe rawit, sawi, kangkung, bayam, cabe keriting, pepaya, dan tanaman penangkal hama.
Di samping itu, alasan komunitas itu memilih untuk bertanam pada satu tempat saja karena ingin memberikan dampak dan kontribusi yang baik demi lingkungan di sekitar Jogja. Namun, mereka juga tetap merawat tanaman yang mereka tanam di kebun lain sehingga menjadi kebun yang pantas bagi masyarakat.
Membantu Perekonomian
©Instagram/Jogja Berkebun
Dengan prinsip 3E (Ekologi,Edukasi, Ekonomi), yang dimiliki Jogja Berkebun, komunitas ini berharap tanaman-tanaman yang mereka tanam dapat memanfaatkan lahan kosong di perkotaan mereka menjadi lahan yang lebih produktif dan juga menjadi tempat edukasi lingkungan kepada masyarakat sekitar.
Selain itu, dengan berkebun pula mereka bisa membantu perekonomian dari lingkup terdekat seperti para anggota Jogja berkebun karena mereka dapat membawa pulang hasil dari bercocok tanam.
Oleh karena itulah, kegiatan yang diadakan setiap Minggu ini mendapat tanggapan positif dari warga sekitar, terutama pemilik lahan tempat komunitas ini bercocok tanam.
Menjalin Relasi dengan Komunitas Lain
©Instagram/Jogja Berkebun
Selain bercocok tanam, komunitas ini kegiatan yang bersifat edukatif seperti acara workshop Kelas Hijau dan Halo Kebun.
Selain itu, komunitas ini juga menjalin relasi dengan berbagai komunitas lainnya seperti Indmira, Bumi Langit Institute, dan Pasar Kemisan untuk menambah wawasan dan bertukar ilmu. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebanyak 200 anak muda diajak untuk dapat melestarikan lingkungan dalam peringatan Hari Bumi.
Baca SelengkapnyaKomunitas Konco Dolan merupakan sekumpulan anak muda yang peduli dengan potensi desa.
Baca SelengkapnyaMiris, jumlah petani di Banyuwangi terus berkurang. Pemkab Banyuwangi janji beri modal bisnis pertanian anak muda.
Baca SelengkapnyaHal ini selaras untuk mendukung pemerintah dalam upaya menangani perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaAksi bersih-bersih ini untuk memberdayakan anak-anak muda dari berbagai latar belakang isu.
Baca SelengkapnyaProgram "Jagoan Tani" yang rutin digelar Pemkab Banyuwangi terus mendapatkan animo yang baik dari generasi muda Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKehadiran "Pokoke Blangkon" menjadi magnet baru bagi wisatawan Malioboro
Baca SelengkapnyaAksi Bumantara Team bersih-bersih sampah di Kota Medan menambah catatan kelompok anak muda yang peduli dengan lingkungan, menyusul adanya Pandawara Grup.
Baca SelengkapnyaDinas Ketenagakerjaan Kota Bandung menggulirkan program padat karya pengolahan sampah organik.
Baca SelengkapnyaGerakan pecinta lingkungan memberikan banyak manfaat bagi kehidupan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga mimpi yang dibawa yakni lingkungan, sosial dan ekonomi.
Baca SelengkapnyaSejak 2022, program ini secara bertahap telah dilaksanakan di delapan belas (18) kota di Indonesia dan telah memberikan dampak bagi masyarakat.
Baca Selengkapnya