Siswa SMP di Wonosobo Sulap Styrofoam Jadi Bahan Bangunan, Jadi Juara 1 Se-ASEAN
Mereka berharap inovasi ini bisa dipatenkan dan diproduksi secara massal.
Mereka berharap inovasi ini bisa dipatenkan dan diproduksi secara massal.
Siswa SMP di Wonosobo Sulap Styrofoam Jadi Bahan Bangunan, Jadi Juara 1 Se-ASEAN
Navallo Azharya awalnya tak pernah terpikir bahwa ia akan mewakili sekolahnya untuk mengikuti Lomba SEAMEO. SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan se-Asia Tenggara.
-
Apa yang diciptakan siswa SDN 3 Kota Tangerang? Sejumlah pelajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Kota Tangerang, berinovasi menciptakan cairan abate dari daun jeruk.
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Apa yang di inovasikan mahasiswa UGM di KKN Sulawesi Barat? Mahasiswa adalah agen perubahan. Tak sedikit mahasiswa yang melakukan inovasi untuk memberikan perubahan di tengah masyarakat. Bentuk inovasi itu bisa dilakukan melalui berbagai cara, salah satunya saat program Kuliah Kerja Nyata atau KKN. Melalui program KKN, Mahasiswa Universitas Gadjah Mada bakal memasang teknologi pemanen air hujan, tepatnya di Pulau Karampuang, Mamuju, Sulawesi Barat.
-
Apa yang dibudidayakan di SMAN Conggeang? Berbekal kebun lemon di halaman belakang sekolah, sejumlah produk olahan buah tersebut mampu dihasilkan.
-
Bagaimana Festival Balon Udara Wonosobo tercipta? Tradisi penerbangan balon udara di Wonosobo telah dimulai pada pertengahan dekade 1920-an. Berdasarkan penuturan masyarakat, penemunya pertama kali adalah Bapak Atmo Goper.
-
Siapa saja tokoh pendiri Wonosobo? Mereka berpisah dan menempati tiga wilayah berbeda. Kyai Kolodete membuka permukiman di Dataran Tinggi Dieng, Kyai Karim membuka permukiman di sekitar Kalibeber, dan Kyai Walik memilih wilayah yang sekarang menjadi pusat kota Wonosobo.
Pada awalnya ia beserta empat orang lainnya membuat proposal untuk penelitian mengenai bahan polystyrene. Dari 10 sekolah yang mendaftar, SMP Negeri 1 Wonosobo dipilih untuk mewakili Indonesia.
Dalam proses melakukan penelitian itu, Navallo beserta tim sempat kesulitan mendapatkan sampah dan komposisi yang ideal. “Kita melakukan empat eksperimen. Yang pertama dengan mencampurkan lima gram polysterin, lalu 10 gram, 15 gram, dan 20 gram. Dari eksperimen tersebut, kita menemukan komposisi yang ideal yaitu di 15 gram polysterin,” kata Navallo, dikutip dari kanal YouTube Official WEB TV Wonosobo.
Dalam melakukan eksperimen itu, Navallo memilih limbah styrofoam, hal ini mengingat limbah styrofoam membutuhkan waktu sekitar 500-1 juta tahun untuk dapat terurai.
Asna, salah satu anggota tim tersebut mengatakan, dalam membuat eksperimen itu, tim bekerja sama dengan produsen poster di Binangun, Kertek, Wonosobo. Ia tak pernah menyangka bisa meraih juara satu dalam eksperimen tersebut. “Awalnya nggak kebayang. Soalnya kita ini kompetitornya banyak, dan semuanya hebat-hebat. Walaupun kita sudah pede tapi tetap saja ada ragu-ragu,” kata Asna.
Asna berharap ke depan karyanya bisa lebih dikembangkan lagi, diproduksi secara massal, dan dipatenkan di Indonesia.
Bagi Asna, hal yang paling berkesan selama eksperimen itu adalah saat membuat roaster. Saat itu mereka langsung datang sendiri ke tempat produksi roster. “Kita di sana diajarkan cara memproduksi roster, terus kita membuat sendiri juga. Itu paling berkesan kalau menurutku. Awalnya belum kepikiran sih, tapi karena lomba ini ada inovasi yang bisa diajukan,” ungkapnya.
Selama mengerjakan eksperimen tersebut, tim dari SMP Negeri 1 Wonosobo mendapat bimbingan. Dari bimbingan tersebut mereka jadi makin percaya diri. “Harapan saya limbah sampah di Indonesia bisa lebih terkontrol lagi, bisa lebih terorganisir, dan bisa lebih berkurang untuk ke depannya,” ujar Asna.
Cari yang Aneh
Atas keberhasilannya, Asna memotivasi adik-adik kelasnya untuk melakukan eksperimen serta tidak takut dalam menuangkan ide dan gagasan. “Kalau ada ide meskipun itu aneh, nggak apa-apa, lanjutin aja. Karena biasanya peneliti itu mencari penelitian yang aneh dan belum ada. Jadi percaya diri dan tetap semangat,” pungkas Asna.