Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak Hanya dengan Hukum, Ini Cara Polda DIY Selesaikan Kasus Klitih

Tak Hanya dengan Hukum, Ini Cara Polda DIY Selesaikan Kasus Klitih Aksi Klitih. ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Maraknya kasus klitih membuat warga Jogja resah. Banyak dari mereka yang mempertanyakan peran polisi terhadap penegakan hukum kasus itu.

Mengenai hal ini, Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Brigjen Pol. R Slamet Santoso mengatakan bahwa penegakan kasus klitih tidak bisa diselesaikan hanya dengan upaya penegakan hukum. Apalagi kebanyakan kasus tersebut dilakukan oleh pelajar.

Berdasarkan penyelidikan terhadap kasus-kasus klitih yang sudah terungkap, Slamet mengatakan kalau pihaknya sudah melakukan analisis dan evaluasi yang kesimpulannya perlu dilakukan upaya pencegahan selain tindakan hukum.

Lantas seperti apa cara yang akan dilakukan Polda DIY dalam menyelesaikan kasus klitih? Berikut selengkapnya:

Kasus Klitih Sepanjang 2021

klitih jogja

©2020 Merdeka.com

Slamet mengatakan, sepanjang tahun 2021 ada 58 kasus klitih dengan jumlah pelaku mencapai 102 orang. Jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya yang mencapai 52 kasus tersebut.

Dari 102 pelaku, sebagian besar dari mereka sebanyak 80 orang masih berstatus pelajar. Sementara sisanya adalah pengangguran.

Terkait dengan data itu, jajaran kepolisian akan menggencarkan pembinaan dan penyuluhan, terutama ke desa-desa yang teridentifikasi sebagai tempat tinggal para pelaku klitih.

“Kami sudah memiliki data di mana sekolahnya, di mana rumahnya. Penyuluhan akan kami berikan kepada orang tua,” kata Slamet dikutip dari ANTARA.

Never Ending Process

aksi klitih

©2020 Merdeka.com

Slamet mengatakan, peran orang tua menjadi salah satu kunci untuk menekan kasus kejahatan jalanan itu. Hal ini dikarenakan saat ini banyak orang tua yang memfasilitasi anak mereka dengan sepeda motor walau umurnya belum cukup.

Berkaitan dengan hal ini pula, Slamet mengatakan pihaknya akan menjalin kerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial di kabupaten/kota untuk memberikan penyuluhan pada para siswa. Menurutnya, penyuluhan penting dan harus dilakukan secara berkelanjutan karena para pelajar di DIY berasal dari Sabang sampai Merauke dengan masing-masing budayanya yang masih melekat.

“Untuk di DIY, ini ‘never ending process’ karena setiap tahun siswa dan mahasiswanya terus berganti sehingga kita terus menyosialisasikan hal-hal tentang kebaikan,” terang Slamet. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP