10 Cerita Anekdot Lucu dan Menyindir, Penuh Pesan Moral
Cerita anekdot lucu seringkali terinspirasi dari kejadian sehari-hari dan interaksi sosial yang dapat ditemui oleh siapa saja.
Cerita anekdot lucu seringkali terinspirasi dari kejadian sehari-hari dan interaksi sosial yang dapat ditemui oleh siapa saja.
10 Cerita Anekdot Lucu dan Menyindir, Penuh Pesan Moral
Cerita anekdot lucu ini bisa jadi hiburan. Pernahkah Anda mendengar tentang anekdot? Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Dalam interaksi sehari-hari, Anda pasti pernah menjumpai satu atau dua anekdot mengenai suatu hal.
Dalam kesibukan sehari-hari, senyum dan tawa dapat menjadi obat mujarab untuk mengusir kepenatan. Cerita anekdot lucu menjadi jembatan yang menghubungkan kita dengan kebahagiaan, menjadikan momen-momen ringan sebagai pelipur lara dalam rutinitas yang kadang monoton. Anekdot umumnya selalu dikaitkan dengan suatu tanggapan terhadap fenomena sosial. Anekdot merupakan teks yang lucu, berkarakter dan di dalamnya mengandung kritikan yang membangun. Contoh, anekdot perihal orang terkenal atau penting (tokoh masyarakat).
Cerita Aanekdot lucu, dengan keunikan dan kreativitasnya, mampu menghadirkan gelak tawa yang menyegarkan dan meninggalkan kesan positif pada setiap pendengarnya.
Cerita anekdot lucu seringkali mengambil inspirasi dari kejadian sehari-hari, interaksi sosial, atau paradoks keseharian yang dapat ditemui oleh siapa saja.
Dalam setiap barisannya, cerita-cerita ini tidak hanya menyampaikan humor semata, tetapi juga mengajarkan makna mendalam melalui sudut pandang yang unik.
Dengan kata-kata yang cerdas dan penggunaan bahasa yang kreatif, anekdot lucu memanfaatkan kejanggalan kehidupan sehari-hari untuk menciptakan momen kebersamaan yang penuh keceriaan.
Lantas, seperti apa contoh anekdot tersebut? Artikel ini akan membahas secara lengkap mulai dari pengertian anekdot hingga contoh-contohnya untuk memudahkan Anda dalam mempelajari dan memahaminya. Semoga membantu.
Pengertian Anekdot
Anekdot adalah cerita pendek yang mengandung elemen humor atau kejenakaan, seringkali bertujuan untuk menghibur atau membuat orang tertawa. Cerita anekdot biasanya menekankan pada kejadian atau situasi yang unik, lucu, atau menggelitik, yang dapat membuat pendengarnya merasa terhibur.Secara etimologi, anekdot berasal dari bahasa Yunani dari kata an dan ekdote. An artinya tidak dan ekdote artinya penampilan, publikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa anekdot adalah sesuatu yang tidak ditampakkan atau dipublikasikan.
Gorys Keraf dalam bukunya yang berjudul Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat. Pendidikan Menengah (1991) menyatakan bahwa anekdot adalah semacam cerita pendek yang bertujuan menyampaikan karakteristik yang menarik atau aneh mengenai seseorang atau suatu hal lain.
Jadi, anekdot itu bisa diartikan cerita pendek yang berkarakter dan di dalamnya mengandung kritikan yang membangun. Bisa juga diartikan sebagai cerita lucu yang bertujuan untuk mengkritik seseorang atau sesuatu hal. Sementara itu, pengertian anekdot lainnya menyatakan bahwa teks anekdot adalah cerita lelucon atau humor yang di dalamnya terkandung pelajaran ataupun nasihat. Tujuannya untuk menyindir atau mengingatkan seseorang tentang suatu kebenaran
Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Anekdot selalu dikaitkan dengan tanggapan terhadap fenomena sosial. Sebuah anekdot merupakan sarana penyampaian pesan dan kritikan terhadap fenomena sosial melalui kemasan cerita lucu namun sarat makna.
Struktur dan Ciri-Ciri Teks Anekdot
Dalam penulisan teks anekdot, Anda harus menerapkan strukturnya dengan baik sesuai dengan susunan yang sudah ditentukan. Penulisan teks anekdot mempunyai struktur anekdot berupa cerita ataupun narasi singkat.Linda Gerot dan Peter Wignell dalam bukunya yang berjudul Making Sense of Functional Grammar menyatakan bahwa teks anekdot pada umumnya terdiri atas lima bagian atau struktur generik sebagai berikut; 1. Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi untuk memberi gambaran tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukan hal unik yang ada di dalam teks. Unik maksudnya peristiwa yang lucu namun mengandung maksud.
2. Orientasi adalah bagian yang menunjukan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana peristiwa terjadi.
3. Krisis adalah bagian di mana terjadi pada penulis/orang yang diceritakan.
4. Reaksi adalah bagian bagaimana penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis tadi.
5. Koda adalah bagian akhir cerita unik tersebut. Bisa juga dengan memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Dalam penulisan teks anekdot, Anda harus benar-benar memperhatikan struktur yang sudah ditetapkan. Struktur teks anekdot harus berupa cerita atau dialog yang singkat dan memiliki tokoh, latar dan rangkaian peristiwa. Anekdot juga memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dari jenis cerita lainnya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum anekdot:
1. Singkat dan Padat: Anekdot umumnya memiliki narasi yang singkat dan padat. Ceritanya tidak panjang-lebar dan langsung menuju pada inti cerita.
2. Humor atau Kejenakaan: Ciri yang paling khas dari anekdot adalah adanya elemen humor atau kejenakaan. Cerita ini dirancang untuk membuat pembaca atau pendengar tertawa atau setidaknya tersenyum.
3. Fokus pada Kejadian Unik atau Lucu: Anekdot sering kali berpusat pada kejadian atau situasi yang tidak biasa, unik, atau lucu. Ceritanya dapat diambil dari pengalaman pribadi, observasi sehari-hari, atau bahkan merupakan hasil imajinasi yang kreatif.
4. Punchline yang Kuat: Anekdot biasanya memiliki punchline atau twist akhir yang menghasilkan efek komik. Punchline ini merupakan bagian yang paling membingkai cerita dan membuat orang tertawa.
5. Bahasa Sederhana: Penuturan dalam anekdot cenderung menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Tujuannya adalah agar pesan humor atau kejenakaan mudah tersampaikan kepada pembaca atau pendengar.
6. Berisi Pesan atau Makna Tersirat: Meskipun bertujuan untuk menghibur, beberapa anekdot juga dapat menyematkan pesan atau makna tersirat di dalamnya. Pesan ini sering kali disampaikan dengan cara yang tidak terlalu serius, lebih mengedepankan sisi ringan dan santai. 7. Dapat Disampaikan Secara Lisan atau Tertulis: Anekdot dapat disampaikan baik dalam bentuk lisan maupun tertulis. Baik itu dalam bentuk tulisan, pidato, atau percakapan sehari-hari, anekdot tetap mempertahankan unsur humor.
8. Menggunakan Karakter atau Kejadian yang Umum Dikenal: Beberapa anekdot mungkin menggunakan karakter atau kejadian yang umum dikenal oleh audiens, sehingga lebih mudah diterima dan dipahami.
Cerita Anekdot Lucu
1. Terkena SetrikaPada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"
Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."
Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"
Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si bego itu kembali menelepon saya..."
2. Karyawan dan Bos
Di kantor, bos bertanya pada karyawan yang tampak santai, "Kenapa kamu tidak pernah stres?"
Karyawan menjawab, "Saya ikuti filosofi 'tidak perlu stres', hanya ingat satu hal setiap hari."
Bos penasaran, "Apa itu?"
"Dulu, stres bikin rambut rontok. Sekarang, saya hanya kehilangan rambut tanpa stres!"
Bos tertawa. Beberapa bulan kemudian, Bos melihat karyawannya dengan kebotakan yang sama.
Bos bertanya, "Apa yang terjadi? Kamu juga kehilangan rambut sekarang!"
Karyawan menjawab sambil tersenyum, "Oh, itu karena saya sekarang stres melihat Anda kehilangan rambut!"
3. Murid yang Selalu Terlambat
Seorang guru bertanya pada muridnya, "Kenapa kamu selalu terlambat ke sekolah?"
Murid menjawab, "Maaf, Pak. Saya terlambat karena mimpi saya terlalu menarik."
Guru heran, "Mimpi apa yang bisa membuatmu terlambat setiap hari?"
Murid tersenyum, "Mimpi saya selalu tentang saya datang tepat waktu ke sekolah."
4. Bersedekah
Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak muda.
"Nak, minta sedekahnya, Nak," pinta si pengemis tersebut.
Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang tersebut kepada sang pengemis tua sambil berkata,
"Kembali lima ribu ya, Pak!" pinta pemuda tersebut.
Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang kembalian,
"Ini, Nak, kembaliannya silakan diambil."
"Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak," ucap pemuda tersebut keheranan.
"Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah." 5. Bebas Hukuman
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru tanya, Bu!"
Ibu Guru: "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Pul?"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Ibu Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Pul."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Ibu Guru: "Ooohhh…. dasar bocah!"
6. Peduli Lingkungan
Di hari Minggu pagi yang cerah, di Balai Desa sedang ada penyuluhan terkait dengan kebersihan sampah yang ada di lingkungan desa tersebut.
Dalam penyuluhan tersebut, kepala desa memberikan sebuah arahan mengenai sampah plastik yang berdampak sangat buruk terhadap lingkungan.
“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, dalam membuang sampah jenis plastik alangkah baiknya dibuang pada tempat yang tepat.” Ujar Kepala Desa.
“Karena sifat dari sampah plastik ini tidak dapat terurai dengan mudah, maka saya sarankan Bapak dan Ibu sekalian perlu mendaur ulang dan memanfaatkannya secara langsung.” Tambahnya.
Setelah acara usai, semua peserta diberikan hidangan berupa makanan dan minuman dengan wadah berbahan dasar plastik.
Para warga pun kemudian berbondong-bondong mengumpulkan bekas sampah plastik tersebut dan dikemas ke tas milik kepala desa.
Kepala Desa pun kebingungan dengan aksi para warganya, dan bertanya, “Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian memasukkan sampah tersebut ke dalam tas saya?”
Warga pun berujar, “Tadi kan bapak sendiri yang menyampaikan kalau sampah plastik sangat berbahaya dan tidak mudah terurai. Jadi, kami semua mengumpulkan semua sampah tersebut supaya bisa didaur ulang.”
Mendengar hal itu, Kepala Desa langsung pamit dan pulang.
7. Proses Kimia
Suatu hari di sekolah dalam mata pelajaran kimia, seorang guru menguji murid-muridnya dengan memberikan pertanyaan.
Guru: "Susi, sebutkan contoh reaksi kimia yang sudah kamu tahu."
Susi: "Dalam proses pembuatan bioetanol, glukosa diubah menjadi alkohol melalui proses fermentasi dengan salah satu rumusan C6H12O6 — > 2C2H5OH+2CO2+2NADH2+Energi."
Guru: "Bagus sekali Susi, sekarang Juki, sebutkan contoh yang lain!"
Juki waktu itu sedang melamun. Maklum ia belum sarapan gara-gara bangun kesiangan, padahal ibunya membuatkan nasi pecel yang sangat enak untuk sarapan keluarga.
Maka, Juki tidak berkonsentrasi dengan pertanyaan gurunya dan ia pun menjawab sekenanya.
Juki: "Beras dimasak menjadi nasi pak, lalu tempe mentah dicampur garam, bawang, dan ketumbar kemudian digoreng rasanya sangat gurih. Bila nasi dan tempe ini dipadukan dan ditambah dengan sambal pecel serta rebusan sayur dan kecambah, perpaduan beberapa unsur tersebut menjadi sarapan yang istimewa Pak!"
Kontan seluruh kelas riuh karena tertawa.
Guru: "Tenang…tenang…jangan ramai. Juki, kenapa jawabanmu demikian?"
Juki: "Itu reaksi kimiawi pak."
Guru: "Maksudmu?"
Juki: "Bukankah bapak bilang bahwa semua proses pembuatan makanan merupakan proses kimiawi? Saya kira jawaban saya tadi merupakan jawaban yang paling mudah dimengerti tanpa harus menggunakan lambang rumus kimia yang bikin lapar pak."
Sekali lagi semua murid tertawa melihat kelakuan Juki yang spektakuler.
8. Sekolah Bertaraf Internasional
Suatu hari di suatu sekolah negeri antah berantah, seorang guru memberi tahu kepada murid-muridnya bahwa sekolah mereka akan menjadi sekolah SBI.
Suatu hari di suatu sekolah negeri antah berantah, seorang guru memberi tahu kepada murid-muridnya bahwa sekolah mereka akan menjadi sekolah SBI.
Guru: "Anak-anak, ada kabar gembira untuk kita semua. Sekolah kita sebentar lagi akan menjadi sekolah SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).
Nah, untuk menyambut hal ini, saya mau tanya apa yang akan kalian siapkan. Joni, apa yang akan kamu untuk menyambut ini?"
Joni: "Belajar bahasa Inggris agar lebih mahir dalam berbicara bahasa Inggris."
Guru: "Bagus sekali. Kalau kamu, Jono?"
Jono: "Harus siap uang, Pak."
Guru: "Lho kok uang?"
Jono: "Ya Pak. Soalnya kalau sekolah kita statusnya sudah SBI, pasti bayarnya lebih mahal. Masa sih bayarnya sama kayak sekolah biasa? Udah gitu, pasti nanti diminta iuran untuk ini itu." Guru: "Jawabanmu kok sinis sekali? Begini lho, kalau sekolah kita bertaraf internasional artinya sekolah kita itu setara dengan sekolah luar negeri. Jadi, kalian seperti sekolah di luar negeri."
Jono: "Tapi, Pak, kalau menurut saya, SBI itu bukan Sekolah Bertaraf Internasional, tapi Sekolah Bertarif Internasional."
Akhirnya guru tersebut kebingungan membalas kata-kata Jono dan langsung membahas materi pelajaran.
Sebagai informasi tambahan, Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sekarang sudah dibubarkan oleh MK. 9. Penjual Roti
Pada suatu hari Senin tepatnya pukul 09.30, ada seorang penjual roti yang lewat di depan rumahku. Tidak lama kemudian ada satu di antara teman sekelasku yang bernama Dani, memanggil si penjual roti itu. Tidak menunggu lama, sang penjual roti datang untuk menghampiri Dani yang sedang duduk-duduk santai di depan rumahku.
Dani: "Jual roti apa aja, Bang? Gimana rasanya, enak semua nggak?" Penjual roti: "Banyak, Dek, ada macam-macam, ya tentunya rasanya enak dong, Dek."
Dani: "Wah mantap deh kalau enak, Bang, yang ini rotinya rasa apa ya, Bang?"
Penjual roti: "Iya, Dek, yang roti yang ini rasanya cokelat, Dek."
Dani: "Oh cokelat ya, kalo roti yang ini dalamnya rasa apa ya, Bang?"
Penjual roti: "Kalau yang ini rotinya di dalamnya ada selai stroberi, Dek, jadi rasanya ya stroberi."
Dani: "Kalau yang roti ini rasanya apa ya, Bang?" Penjual roti: "Kalau yang roti ini rasanya nanas, Dek."
Dani: “Lah terus roti yang beneran mana ya, Bang? Dari tadi Abang kok ngomong buah-buahan terus, sama sekali rotinya gak diomongin? Sebenarnya, abang ini jualan buah apa jualan roti bang? Kok saya jadi bingung ya, Bang, kalau gini caranya aku nggak jadi beli deh, Bang, habisnya Abang ngebingungin sih."
Penjual roti: (Hening seketika)
Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung pingsan. 10. Janji Caleg
Di suatu siang, ada dua bocah yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus: “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Anton: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”
Bagus: (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Anton: “Hmm… kursi apa, ya?”
Bagus: “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Anton: “Lho, kok begitu?”
Bagus: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”
Anton: “Oh, iya, betul juga.”