13 Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir, Sangat Menghibur
Berikut kumpulan contoh dialog anekdot lucu dan menyindir yang sangat menghibur.
Contoh dialog anekdot lucu memang sering kali dicari oleh masyarakat luas. Bagi yang belum tahu, anekdot merupakan cerita yang dibangun dengan dialog antar tokohnya. Anekdot umumnya mengangkat tema-tema ringan yang ceritanya dikemas dengan humor lucu dan menghibur.
Bukan hanya lucu dan menghibur saja, dialog anekdot juga bisa berisikan pesan kritikan dan ungkapan sarkastis yang ditujukan pada sosok tertentu.
-
Bagaimana struktur teks anekdot lucu? Struktur teks anekdot adalah abstraksi, orientasi, event, krisis, reaksi, dan koda. Berikut penjelasannya:
-
Bagaimana cara membuat anekdot yang lucu? Anekdot adalah teks yang lucu, berkarakter dan di dalamnya mengandung kritikan yang membangun.
-
Bagaimana humor di teks anekdot disampaikan? Kelucuan dalam anekdot disampaikan dengan bahasa yang singkat, namun mengena.
-
Apa ciri utama dialog teks anekdot? Dalam bentuk dialog, teks anekdot lucu disajikan dalam percakapan antara beberapa karakter, di mana dialog tersebut mengungkapkan situasi ironis atau paradoks yang menghibur sekaligus menyampaikan pesan atau kritik tertentu.
-
Kenapa cerita anekdot lucu digunakan? Di samping fungsinya sebagai hiburan, cerita anekdot lucu juga bisa menjadi alat refleksi yang ampuh. Melalui kisah-kisah sederhana namun penuh makna, kita diajak untuk melihat sisi lain dari kehidupan dengan lebih ringan.
-
Di mana cerita anekdot lucu ditemukan? Berikut kumpulan cerita anekdot lucu beserta strukturnya yang telah merdeka.com rangkum dari berbagai sumber.
Akan tetapi, dialog anekdot lucu tapi menyindir ini biasanya dikemas dengan halus. Tujuannya adalah agar apa yang diungkapkan menjadi lebih halus. Selain itu juga tidak menyakiti pihak lain secara langsung.
Lantas bagaimana kumpulan contoh dialog anekdot lucu dan menyindir yang sangat menghibur? Melansir dari berbagai sumber, Kamis (19/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir I
1. Kesialan
Budi: (menyeruput kopi) "Anto, kamu nggak bakal percaya apa yang terjadi hari ini. Bener-bener sial!"
Anto: (tertawa kecil) "Hari sial, Bud? Ceritain dong, biar gue ketawa!"
Budi: "Pagi-pagi gue bangun telat. Alarm gue mati, padahal udah di-setel. Rupanya listrik mati semalam."
Anto: "Yah, udah biasa itu mah. Terus?"
Budi: "Gue buru-buru mandi, dan airnya nggak ada! Jadi, gue harus mandi pake air galon. Itu pun sisa sedikit."
Anto: (tertawa terbahak) "Waduh, Budi! Itu baru awal hari, kan?"
Budi: "Iya, belum selesai! Terus, gue berangkat ke kantor, ban motor gue bocor di tengah jalan. Nggak ada tukang tambal ban yang buka."
Anto: (terus tertawa) "Serius, Bud? Kenapa nggak naik ojek online aja?"
Budi: "Gue mau order, eh, HP gue kehabisan baterai. Jadi gue dorong motor sampe nemu bengkel, dan nungguin di sana lama banget."
Anto: (mengusap air mata karena tertawa) "Wah, bener-bener sial. Eh, tunggu dulu, terus gimana di kantor?"
Budi: "Pas sampai kantor, gue udah telat setengah jam. Bos gue ngamuk-ngamuk. Dan yang paling parah, gue baru ingat, hari ini tuh hari libur. Kantor tutup."
Anto: (terkekeh) "Waduh, hari libur malah ke kantor. Hebat kamu, Bud! Pantesan sial."
Budi: "Iya, gue langsung balik ke rumah, dan tahu nggak, kunci rumah gue ketinggalan di kantor!"
Anto: (tertawa lebih keras) "Bud, Bud... kalau sial, jangan setengah-setengah dong!"
Budi: "Iya, Anto. Hari ini bener-bener komplet. Akhirnya, gue di sini, numpang wifi dan numpang ketawa sama kamu."
Anto: "Yah, yang penting sekarang bisa ketawa bareng. Moga besok nggak sial lagi, ya!"
Budi: "Amin, doain aja ya! Kalau nggak, gue bisa pindah ke planet lain."
Anto: (tertawa) "Kalau pindah, jangan lupa ajak-ajak, Bud!"
2. Cinta
Tono: (menghela napas panjang) "Jono, gue bener-bener capek hati deh."
Jono: (penasaran) "Kenapa, No? Ceritain dong, biar gue bisa bantu."
Tono: "Lo tahu kan, gue udah lama naksir si Rina?"
Jono: (tersenyum) "Iya, gue tau banget. Semua orang juga tau, No. Terus kenapa?"
Tono: "Gue akhirnya memberanikan diri buat ngungkapin perasaan ke dia."
Jono: (bersemangat) "Wah, keren! Terus, gimana hasilnya?"
Tono: "Gue bikin rencana super romantis, Jon. Gue kirim bunga, cokelat, dan surat cinta. Gue tulis sendiri loh suratnya, pakai puisi segala."
Jono: (terkekeh) "Wih, niat banget! Terus, dia bilang apa?"
Tono: "Pas ketemu, gue nyatakan cinta dengan gaya pangeran, sambil berlutut gitu. Gue bener-bener ngasih semuanya."
Jono: (tertawa kecil) "Waduh, pasti keren banget. Lalu?"
Tono: "Rina cuma senyum dan bilang, 'Tono, kamu orang yang baik. Tapi, aku nggak bisa menerima cintamu.'"
Jono: (terperangah) "Hah? Kenapa, No?"
Tono: "Dia bilang, 'Aku udah lama suka sama Jono.'"
Jono: (kaget dan salah tingkah) "Hah? Jono? Gue, No?"
Tono: "Iya, Jon. Gue hampir pingsan dengernya. Gue udah capek-capek, ternyata cintanya buat lo."
Jono: (tertawa terbahak-bahak) "Wah, maaf banget, No. Gue nggak tahu soal ini."
Tono: "Ya, gue tau lo nggak salah. Tapi, rasanya kayak kena tendangan penalti waktu lagi nonton bola."
Jono: (masih tertawa) "Lo harus lebih hati-hati lain kali, No. Mungkin lo butuh radar cinta yang lebih baik."
Tono: "Iya, Jon. Radar cinta gue rusak kayaknya. Tapi, tenang aja, gue nggak dendam kok."
Jono: "Bagus, No. Lo tetep sahabat gue yang paling baik. Lagian, siapa tau ada cewek lain yang lebih pas buat lo."
Tono: "Amin. Semoga aja, Jon. Yang penting sekarang gue harus move on. Dan mungkin, belajar buat nggak terlalu baper."
Jono: "Sip, No. Kalau butuh bantuan buat ngelupain Rina, bilang aja. Gue siap bantu."
Tono: "Siap, Jon. Gue hitung lo ya! Yang penting sekarang kita ketawa aja dulu. Biar sedihnya hilang."
3. Penipuan
Andi: (menghela napas panjang) "Bud, gue bener-bener apes banget hari ini."
Budi: (penasaran) "Kenapa, Ndi? Ceritain dong, biar gue bisa bantu."
Andi: "Lo tahu kan, gue lagi cari hape baru? Nah, gue nemu yang murah banget di situs belanja online."
Budi: (terkekeh) "Wah, lo dapet penawaran bagus nih. Terus?"
Andi: "Iya, gue langsung beli tanpa mikir panjang. Soalnya diskon gede banget, cuma setengah harga dari toko lain."
Budi: (tertawa kecil) "Wah, mantap. Hape apa tuh?"
Andi: "Gue beli iPhone 14 Pro Max! Bayangin, Bud, harganya cuma dua juta!"
Budi: (terkekeh lebih keras) "Dua juta? Serius, Ndi? Itu terlalu murah buat jadi kenyataan."
Andi: "Gue juga mikir gitu, tapi gue tergoda. Apalagi ada tulisan 'flash sale' dan tinggal beberapa detik lagi."
Budi: "Yah, berarti lo langsung bayar ya? Terus barangnya udah sampai?"
Andi: "Nah, ini dia masalahnya. Barangnya sampai tadi pagi, gue semangat banget buka paketnya."
Budi: "Terus, hape-nya gimana? Bagus kan?"
Andi: "Pas gue buka kotaknya, isinya... batu bata!"
Budi: (tertawa terbahak-bahak) "Wah, gila lo, Ndi! Batu bata? Serius?"
Andi: "Iya, Bud. Batu bata! Gue langsung lemes. Itu bukan hape impian gue, tapi alat buat bangun rumah."
Budi: (masih tertawa) "Wah, lo bener-bener kena tipu, Ndi. Itu sih bukan flash sale, tapi flash sial."
Andi: "Iya, gue jadi kapok belanja online lagi. Sekarang, gue harus hati-hati dan baca review dulu sebelum beli."
Budi: "Betul, Ndi. Jangan gampang tergoda harga murah. Kalau terlalu bagus buat jadi kenyataan, biasanya memang nggak nyata."
Andi: "Pelajaran mahal buat gue, Bud. Sekarang gue cuma bisa ketawa aja buat ngilangin sakit hati."
Budi: "Yah, yang penting sekarang lo udah sadar. Ayo, kita pesen kopi lagi biar lo nggak terlalu bete."
Andi: "Setuju, Bud. Kopi dulu, batu bata belakangan."
Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir II
4. Penjual Roti
Pada suatu hari Senin tepatnya pukul 09.30, ada seorang penjual roti yang lewat di depan rumahku. Tidak lama kemusian ada satu di antara teman sekelasku yang bernama Dani, memanggil si penjual roti itu.
Tidak menunggu lama, sang penjual roti datang untuk menghampiri Dani yang sedang duduk-duduk santai di depan rumahku.
Dani: "Jual roti apa aja, Bang? Gimana rasanya, enak semua nggak?"
Penjual roti: "Banyak, Dek, ada macam-macam, ya tentunya rasanya enak dong, Dek."
Dani: "Wah mantap deh kalau enak, Bang, yang ini rotinya rasa apa ya, Bang?"
Penjual roti: "Iya, Dek, yang roti yang ini rasanya cokelat, Dek."
Dani: "Oh cokelat ya, kalo roti yang ini dalamnya rasa apa ya, Bang?"
Penjual roti: "Kalau yang ini rotinya di dalamnya ada selai stroberi, Dek, jadi rasanya ya storberi."
Dani: "Kalau yang roti ini rasanya apa ya, Bang?"
Penjual roti: "Kalau yang roti ini rasanya nanas, Dek."
Dani: “Lah terus roti yang beneran mana ya, Bang? Dari tadi Abang kok ngomong buah-buahan terus, sama sekali rotinya gak diomongin? Sebenarnya, abang ini jualan buah apa jualan roti bang? Kok saya jadi bingung ya, Bang, kalau gini caranya aku nggak jadi beli deh, Bang, habisnya Abang ngebingungin sih."
Penjual roti: (Hening seketika)
Tidak lama kemudian, si penjual roti langsung pingsan.
5. Pencuri Pohon Pisang
Danu dan Wira duduk menonton televisi di pos ronda. Tiba-tiba, mereka melihat sebuah berita tentang pencurian sebatang pohon pisang, dan pelakunya dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun.
Rafa, dengan wajah bingung, berkomentar, "Aneh ya, para koruptor di negara ini malah cuma dihukum 1 tahun dan masih bisa bebas berjalan-jalan."
Yuda menanggapi dengan bijak, "Nampaknya pemerintah lebih memprioritaskan perlindungan terhadap satu pohon pisang.
Hukumannya jadi lebih lama dibandingkan dengan pelaku korupsi yang menggunakan dasi." Mendengar itu, Rafa mengangguk setuju, menyadari akan logika di balik pernyataan Yuda.
6. Terkena Setrika
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"
Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."
Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"
Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si bego itu kembali menelepon saya..."
Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir III
7. Bebas Hukuman
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: "Bu, ibu guru tanya, Bu!"
Ibu Guru: "Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Pul?"
Murid: "Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukannya?"
Ibu Guru: "Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Pul."
Murid: "Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR."
Ibu Guru: "Ooohhh…. dasar bocah gendheng!"
8. Murid yang Selalu Terlambat
Seorang guru bertanya pada muridnya, "Kenapa kamu selalu terlambat ke sekolah?"
Murid menjawab, "Maaf, Pak. Saya terlambat karena mimpi saya terlalu menarik."
Guru heran, "Mimpi apa yang bisa membuatmu terlambat setiap hari?"
Murid tersenyum, "Mimpi saya selalu tentang saya datang tepat waktu ke sekolah."
9. Uang Kas
Fani kelilingi kelas untuk menagih uang kas. Fani mendatangi meja Dara untuk menagih uang kas.
Fani: "Dara, ayo bayar uang kasmu!"
Dara: "Aku teringat burung kakak tua jika melihat kamu."
Fani: "Emang kenapa dengan aku dan burung kakak tua?"
Dara: "Sama-sama bawel dan ngomongnya berulang ..hehe."
Fani pun menepok tangan Dara.
Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir IV
10. Kucing Jalanan
Dedi: "Eh, Kamu tahu enggak, Rina lagi demam panggilan dari kucing-kucing jalanan."
Rina: "Apa maksudnya, Dedi?"
Dedi: "Iya, kemarin dia bilang padaku, 'Dedi, aku tidak bisa menolak mata manis kucing-kucing ini. Mereka selalu membuatku membawa pulang makanan untuk mereka'."
Rina: (tersenyum) "Haha, dia benar-benar punya hati yang lembut untuk kucing."
Dedi: "Iya, tapi tadi aku melihat dia membawa makanan yang sangat mahal untuk kucing jalanan itu."
Rina: "Mahal? Sepertinya dia sangat peduli dengan mereka."
Dedi: "Ya, tapi aku bilang padanya, 'Rina, mungkin sekarang saatnya kamu memikirkan mengapa kucing-kucing itu tidak pernah membawa makanan untukmu!"
Rina: (tertawa) "Dedi, kamu memang punya cara unik untuk nyindir teman!"
11. Kontrol Pengeluaran Uang
Amanda: "Kamu tahu, David, saya benar-benar harus mulai mengontrol pengeluaran saya. Uang saya selalu habis sebelum akhir bulan."
David: "Saya mengerti, Amanda. Bagaimana kamu bisa mengontrolnya?"
Amanda: "Saya berpikir untuk membuat anggaran bulanan yang ketat. Namun, ada teman saya yang memberi saran, 'Kenapa kamu tidak mencoba berhenti membeli barang-barang yang tidak perlu?"
David: "Itu saran yang baik, mengurangi pengeluaran tidak perlu bisa sangat membantu."
Amanda: "Iya, tapi dia memberi saran itu sambil memamerkan tas baru yang dia beli, tas mewah seharga ribuan dolar!"
David: "Oh, jadi dia memberi saran itu sambil mengenakan sepatu merk terkenal dan membawa tas mahal?"
Amanda: "Tepat sekali, David! Saya pikir dia memahami 'pengurangan pengeluaran' dengan cara yang berbeda."
David: "Saya rasa dia lupa bahwa kata-kata bijak sering kali lebih mudah diucapkan daripada dilakukan."
Contoh Dialog Anekdot Lucu & Menyindir V
12. Suka Utang
Ketika jam istirahat sekolah tiba, Andini bersama Kiah sedang berada di kantin. Mereka sibuk mengunyah makanan yang dibeli dari tadi.
Karena sebentar lagi waktu masuk kelas, mereka jadi buru buru dan tidak punya waktu buat nge-gosip dan benar saja, lima menit kemudian bel masuk berbunyi.
Mereka pun masuk kelas dan kini sudah bersiap mengikuti pelajaran Sosiologi dari Pak Zaenudin.
Beliau ini terkenal dengan gaya mengajarnya yang eksentrik dan lucu. Sering bertanya ke murid-murid mengenai mata pelajarannya.
"Kalian tahu hewan, hewan apa yang paling kaya? tanya pak Zaenudin memulai kelasnya.
"Saya tahu pak!" jawab Badariah, teman sebangku Andini yang dari tadi antusias.
"Apa, Ba?" tanya pak Zaenudin.
"Beruang!!" jawab Badariah.
"Salah! Itu hanya hewan yang punya duit secara materialistis. Hewan yang paling kaya adalah ratunya semut. Punya pasukan banyak yang setia kepadanya." jawab pak Zaenudin.
"Lho Pak, saya juga ada pertanyaan," Andini balik bertanya. Tiba tiba dia ingat sesuatu terhadap Badariah.
"Apa itu?" tanya pak Zaenudin.
"Hewan, hewan apa yang banyak utang nya?" tanya Andini.
"Hmm, hewan apa ya?" Pak Zaenudiin mengerinyitkan dahinya yang mulai plontos.
"Ba-Boon, Pak! Ada singkatannya juga. Badariah banyak Boon!" jawab Andini datar.
Sekelas pada bengong. Padahal emang teman sekelasnya itu punya kebiasaan ngutang, tapi telat bayar.
13. Ekonomi Sulit, Gaya Elite
Jojo dikenal sebagai sosok orang yang mengalami kesulitan ekonomi. Hal itu dikarenakan gaya keseharian sosial dia yang mahal dan elite. Setiap bulan dirinya selalu meminjam duit ke Dodo.
Jojo: Do, pinjam duit Rp400.000 dong, tanggal tua nih.
Dodo: Loh, ini kan baru tanggal 3 November masa duitmu sudah habis saja.
Jojo: Yah, kamu tahu lah aku ini orang susah beda sama kamu terlahir dari orang yang serba ada.
Dodo: Bukan sulit, itu kamu yang terlalu boros menggunakan duit. Dasar gaya elite ekonomi sulit.