6 Jenis Ruam pada Kulit Bayi, Wajib Tahu Penyebabnya
Kulit bayi yang sensitif sangat rentan terhadap ruam.
Kulit bayi yang sensitif sangat rentan terhadap ruam.
6 Jenis Ruam pada Kulit Bayi, Wajib Tahu Penyebabnya
Kulit bayi yang halus dan sensitif rentan terhadap berbagai jenis ruam yang dapat muncul dalam berbagai bentuk dan penyebabnya. Memahami jenis-jenis ruam yang umum pada bayi adalah langkah penting bagi para orang tua untuk memberikan perawatan yang tepat dan nyaman bagi sang buah hati. Dari ruam popok hingga eksim, setiap jenis ruam memerlukan pendekatan perawatan yang berbeda. Ruam popok sendiri adalah salah satu jenis ruam yang paling umum pada bayi. Biasanya terjadi karena kulit bayi terpapar dengan urine dan tinja yang terperangkap di dalam popok. Faktor lain seperti gesekan, kelembapan, dan iritasi oleh bahan popok atau tisu basah juga dapat memperburuk kondisi ini. Selain ruam popok, bayi juga rentan terhadap ruam panas atau ruam intertrigo. Ruam ini disebabkan oleh gesekan dan kelembapan yang berlebihan di area lipatan kulit, seperti di leher, lipatan bawah lengan, dan lipatan paha.
Dalam artikel ini, merdeka.com akan menjelaskan beberapa jenis ruam pada kulit bayi yang paling umum terjadi beserta penyebabnya yang penting diketahui oleh orang tua. Semoga bermanfaat.
Jenis Ruam pada Kulit Bayi dan Penyebabnya
1. Ruam popokJenis ruam pada kulit bayi yang pertama adalah ruam popok. Ruam popok adalah bercak merah yang muncul pada bagian kulit bayi yang tertutupi oleh popok yang bayi pakai. Kulit bayi yang terkena kontak langsung pada popok akan mengalami gesekan dan tekanan sehingga rentan iritasi.
Ruam popok paling sering disebabkan oleh popok yang terlalu ketat, kondisi popok yang lembap akibat terkena urine atau feses, atau kulit bayi yang tidak cocok dengan material popok atau tisu basah bayi yang digunakan.
Untuk menghindarkan bayi mengalami ruam popok, rajinlah untuk mengganti popoknya. Normalnya popok harus diganti sekitar dua sampai tiga jam sekali. Namun sering-sering mengecek apakah popok sudah kotor dan penuh apa belum agar lekas diganti. Selain itu, jangan terlalu ketat memakaikan popok pada bayi karena ruam dipicu oleh kulit yang lembap. Pasangkan popok agak longgar agar mencegah lembap dan iritasi. 2. Eksim
Jenis ruam pada kulit bayi yang kedua adalah eksim. Ruam jenis ini merupakan kondisi yang klasik dan mudah dikenali. Eksim biasanya didiagnosis berdasarkan penampilan merah gatal di daerah-daerah tertentu, termasuk dahi, pipi, lengan dan kaki pada bayi, dan lipatan atau bagian dalam siku, lutut, dan pergelangan kaki pada anak yang lebih besar.
Eksim tampak sebagai ruam yang sangat gatal, yang sering berwarna merah, kasar atau iritasi, bersisik, dan dapat mengeluarkan darah. Meskipun eksim terkadang sulit dikendalikan, pencegahan eksim dapat membantu. Termasuk menghindari pemicu yang diketahui, seperti sabun keras, mandi busa, terlalu kepanasan dan berkeringat, pakaian wol dan polyester, dan penggunaan pelembap yang berlebihan.
Saat eksim terjadi pada anak dan kondisinya memburuk, perawatan yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan steroid topikal dan obat-obatan non-steroid. 3. Hives
Jenis ruam pada kulit bayi yang ketiga adalah hives. Apabila pada kulit bayi muncul tonjolan pada permukaan tubuh dan terasa gatal bisa jadi itu adalah ruam hives. Ruam ini memiliki tonjolan berbentuk lingkaran dengan bagian tengah berwarna pucat dan bagian luarnya kemerahan.
Ruam hives muncul karena adanya reaksi alergi (makanan, obat, dan benda-benda), tanaman infeksi virus, atau bahkan gigitan serangga. Ruam ini tidak berbahaya karena biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah 3 hari.
Namun, jika ruam merah pada bayi terjadi lebih dari 3 hari dan disertai pembengkakan, maka Ibu sebaiknya segera membawa si Kecil ke dokter untuk mendapatkan obat alergi secepatnya. 4. Impetigo
Impetigo adalah jenis ruam pada kulit bayi yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ruam ini biasanya ditandai dengan lepuhan kecil dan berisi nanah, terutama di area wajah, tangan, dan kaki.
Impetigo adalah jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri S. aureus atau Streptococcus. Impetigo menular dan menyebar di antara anggota rumah tangga. Antibiotik topikal dan oral dapat digunakan untuk mengobati impetigo. Jika impetigo disebabkan oleh MRSA, bakteri yang resistan terhadap obat, maka diperlukan antibiotik oral. 5. Biduran
Jenis ruam pada kulit bayi yang selanjutnya adalah biduran. Biduran atau dalam bahasa medisnya disebut urtikaria adalah kondisi ruam yang menonjol seperti bentol berwarna merah pucat dan muncul secara tiba-tiba. Rasanya pun sangat gatal.
Meski bisa keluar di mana saja pada tubuh, biduran biasa muncul pada wajah, tangan, kaki, dan kelamin. Biduran mungkin menghilang dari satu tempat lalu muncul di bagian lain dari tubuh dalam beberapa saat.
Penyebab biduran bermacam-macam, meliputi infeksi virus, infeksi bakteri, alergi makanan bayi, faktor lingkungan, gigitan serangga atau sengatan lebah, maupun kondisi autoimun yang melemah.
Biduran akut dapat berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Tak cuma memunculkan gatal pada kulit, biduran juga bisa mengakibatkan gejala di luar kulit seperti mual, muntah, sakit perut. Jika bayi terkena biduran, jangan memandikannya dengan air hangat. Gunakanlah air yang dingin tetapi jangan terlalu dingin untuk meredakan rasa gatal dan iritasi. Anda juga dapat memberi lotion atau krim yang mengandung calamine pada area biduran . 6. Jerawat Bayi
Jerawat bayi adalah jenis ruam pada kulit bayi yang juga umum terjadi. Jerawat bayi juga dikenal sebagai jerawat neonatal yang terjadi pada sekitar 20 persen bayi baru lahir. Jerawat bayi lazim terjadi pada beberapa bulan pertama kehidupan si bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa jerawat bayi kemungkinan besar disebabkan oleh jamur, bukan kelenjar minyak atau sebum yang tersumbat. Jerawat bayi adalah kondisi kulit umum yang biasanya bersifat sementara yang timbul pada wajah atau tubuh bayi.
Jerawat ini ditandai dengan permukaan kulit kemerahan dengan beberapa benjolan kecil merah atau putih seperti komedo dan pustula. Pada hampir semua kasus, jerawat sembuh sendiri tanpa perawatan dalam beberapa minggu. Jadi, Anda tidak perlu memberikan obat apa pun atau menggunakan lotion.
Sementara hingga kini masih belum jelas pencetus munculnya jerawat bayi. Namun beberapa ahli percaya itu disebabkan oleh hormon ibu atau bayi. Gesekan akibat kain yang kasar, bekas muntah atau air liur yang menempel di wajah juga bisa memperparah kondisi jerawat.