Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Fakta Tragedi Kanjuruhan yang Sebabkan Ratusan Orang Meninggal, Jadi Sorotan Dunia

7 Fakta Tragedi Kanjuruhan yang Sebabkan Ratusan Orang Meninggal, Jadi Sorotan Dunia Tragedi Kanjuruhan. ©YouTube/Liputan6

Merdeka.com - Kerusuhan demi kerusuhan seolah tak hentinya menghiasi dunia sepak bola Indonesia. Seakan seluruh pihak tak mau berbenah, pada akhirnya segala masalah yang tak pernah terselesaikan itu memuncak dan mencapai klimaksnya.

Sabtu, 1 Oktober 2022 malam terjadi kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang. Kerusuhan itu terjadi setelah pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya.

Para suporter Arema yang memadati tribun tidak menerima kekalahan itu. Mulai dari makian mereka keluarkan, botol mereka lempar, dan di akhir pertandingan tragedi kemanusiaan dalam sejarah sepak bola dunia tak terelakan.

Berikut beberapa fakta terkait Tragedi Kanjuruhan yang hingga tulisan ini dibuat, kabarnya telah menewaskan ratusan orang.

Kekalahan Pertama Setelah 23 Tahun

tragedi kanjuruhan

©YouTube/Liputan6

Kekalahan Arema FC atas Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan merupakan yang pertama dalam 23 tahun terakhir. Kekalahan itupun seolah menjadi noda hitam di mata Aremania. Mereka melampiaskan kekecewaan dengan turun langsung ke lapangan menyerbu tim dan ofisial.

Dilansir dari Bola.com, pertandingan bertajuk Derby Jatim itu berjalan seru. Sejak peluit pertandingan dimulai, kedua tim melancarkan jual beli serangan di mana Arema lebih agresif menyerang.

Namun Persebaya justru mengejutkan tim tuan rumah dengan mencetak gol cepat di menit ke-8. Mereka berhasil menggandakan skor di menit ke-33.

Namun lima menit terakhir sebelum babak pertama selesai, Arema mampu menyamakan kedudukan hingga skor berubah 2-2. Di awal babak kedua, Persebaya kembali unggul. Skor ini bertahan hingga pertandingan berakhir.

Polisi Tembakan Gas Air Mata

tragedi kanjuruhan

©YouTube/Liputan6

Di akhir pertandingan, sejumlah pendukung Arema FC yang kecewa turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial. Petugas keamanan kemudian melakukan pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter itu tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas menembakkan gas air mata.

Menurut Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta, penembakan gas air mata itu dilakukan karena suporter yang turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis yang membahayakan keselamatan pemain dan ofisial.

“Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak napas, kekurangan oksigen,” kata Nico dikutip dari ANTARA.

Seluruh Biaya Pengobatan Ditanggung Pemkab Malang

tragedi kanjuruhan

©YouTube/Liputan6

Hingga berita ini ditulis, tercatat ada 130 orang meninggal. Dari jumlah itu, 34 di antaranya meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan dan sisanya meninggal saat berada di rumah sakit. Dari jumlah itu pula, dua di antaranya yang menjadi korban adalah anggota Polri.

Terkait tragedi ini, Bupati Malang M. Sanusi mengatakan seluruh biaya pengobatan para suporter yang menjalani pengobatan di rumah sakit sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Malang.

“Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang,” kata M. Sanusi.

Salah Satu yang Terburuk di Dunia

tragedi kanjuruhan

©YouTube/Liputan6

Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10) malam menjadi salah satu kerusuhan suporter sepak bola terburuk dalam sejarah dunia. Bahkan dari banyaknya jumlah suporter yang meninggal, tragedi ini lebih buruh dari Tragedi Heysel (1985) dan Tragedi Hillsborough (1989).

Bahkan diperkirakan jumlah 130 orang yang meninggal itu dilaporkan masih bisa bertambah melihat kondisi para korban yang belum semua teridentifikasi. Seperti dilaporkan ANTARA, atas peristiwa ini berbagai pihak mendesak pada pihak lain untuk mengambil tindakan.

Menpora meminta PSSI dan PT LIB untuk melakukan investigasi. Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mendesak Polri untuk mengusut tuntas tragedi di Kanjuruhan. Ada pula dari lembaga Indonesia Police Watch (IPW) yang mendesak polisi untuk usut tuntas Tragedi Kanjuruhan dan meminta agar Kapolres Malang dicopot dari jabatannya.

Deretan Klub Sampaikan Duka Cita

tragedi kanjuruhan

©Instagram/@asean.football

Atas peristiwa ini, deretan klub yang berkompetisi di BRI Liga 1 2022 menyampaikan duka cita.

"Al Fatihah untuk para korban. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Tidak ada satupun pertandingan sepak bola yang sebanding dengan nyawa," unggah akun media sosial Persebaya.

"Segenap keluarga besar Persija Jakarta mengucapkan bela sungkawa terdalam atas apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang," tulis Persija.

"Keluarga PSS Sleman menyampaikan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas tragedi yang terjadi di Malang. Mari sejenak kita berdoa untuk para korban, semoga mereka senantiasa diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan," tulis PSS di akun Instagram resminya.

Harus Ada yang Bertanggung Jawab

tragedi kanjuruhan

©Instagram/@asean.football

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menegaskan harus ada yang bertanggung jawab atas terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 130 orang.

“Ini bukan lagi musibah. Ini tragedi. Harus ada yang bertanggung jawab,” kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu. Ia juga mengatakan, ratusan korban jiwa yang meninggal itu bukan perkara statistik melainkan nyawa manusia.

Jadi Sorotan Dunia

tragedi kanjuruhan

©YouTube/Liputan6

Salah satu tragedi terburuk dalam sejarah sepak bola ini mendapat perhatian dunia internasional. Mirror.co.uk, salah satu media asal Inggris mengulas itu tersebut melalui tulisan “127 football fans killed in mass riot involving tear gas as league suspended”.

New York Times juga menulis ulasan tragedi ini dengan judul “Riots at Indonesian Soccer Match Leave Several Fans Died”. Begitu juga dengan media lain asal Inggris, The Guardian yang menulis “More than 120 people reportedly killed in riot at Indonesian football match”.

Sementara itu akun Instagram @brfootball menulis,”The Indonesian football league has been suspended for one week after more than 120 football fans died on Saturday when fighting erupted between Arema and Persebaya Surabaya supporters. Postingan itupun mendapat banjir komentar dari pecinta sepak bola di seluruh dunia. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP