Doa Membalas Orang yang Menghina Kita, Cegah Emosi Negatif
Menghina atau merendahkan orang lain merupakan perbuatan buruk yang dilarang dalam Islam.
Menghina atau merendahkan orang lain merupakan perbuatan buruk yang dilarang dalam Islam.
Doa Membalas Orang yang Menghina Kita, Cegah Emosi Negatif
Islam memang menganjurkan umatnya untuk menjaga lidah dan berkata yang baik, serta menghormati sesama manusia tanpa terkecuali. Selain itu, dalam Islam juga dianjurkan untuk selalu berbuat baik kepada sesama dan menghindari tindakan yang merugikan orang lain.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan mengategorikan perbuatan tersebut sebagai dosa besar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Mencela seorang muslim adalah kefasikan (dosa besar), dan memerangi mereka adalah kekafiran.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Lalu, bagaimana jika kita yang mendapatkan hinaan?
Mendapatkan hinaan memang tidak menyenangkan. Mendapatkan perlakuan buruk dan direndahkan tentu akan menguji kesabaran dan kontrol diri, sehingga bisa saja kita emosi hingga marah, bahkan menyimpan dendam.
Namun, jika kita mendapatkan hinaan dari seseorang, ada baiknya kita menahan diri dan tidak membalasnya. Akan lebih baik jika Anda membaca doa membalas orang yang menghina kita.
Bacaan doa membalas orang yang menghina kita ini akan membuat diri kita merasa lebih tenang dan dapat meredam emosi akibat direndahkan. Artikel berikut ini akan mengajarkan bagaimana bacaan doa membalas orang yang menghina kita yang dapat diamalkan.
Bacaan Doa Membalas Orang yang Menghina Kita
Mendapatkan hinaan dari seseorang memang menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Tapi, jangan sampai kita terbawa emosi hingga membalas hinaan mereka. Karena sebagai umat Islam, ada amalan lain yang lebih bermanfaat ketika mendapat cemoohan orang lain, yaitu dengan membaca doa membalas orang yang menghina kita.Sebagai manusia biasa yang memiliki banyak kekurangan, tentu sangat lumrah jika kadang kita menerima penghinaan dari orang lain.
Bahkan Rasulullah SAW sebagai sosok manusia yang sempurna pun juga pernah mendapat penghinaan ketika mendakwahkan ajaran Islam di masa-masa awal. Rasulullah SAW tidak hanya menerima penghinaan, ada yang memukulinya hingga ia berdarah. Namun, bukannya membalas atau merespon secara negatif, Nabi malah membaca doa ketika kita dihina orang.
Bahkan dalam doa ketika kita dihina orang, Rasulullah SAW juga memohon kepada Allah SWT, agar dosa-dosa orang yang telah menghina beliau diampuni. Bacaan doa membalas orang yang menghina kita cukup mudal dihapalkan, tapi sedikit yang mengingatnya. Adapun bacaan doa ketika kita dihina orang yang pernah diajarkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,
اللهم اغفر لقومي، فإنهم لا يعلمون
Allahummaghfir li qaumi fa innahum la ya’lamun.
Artinya: “Ya Allah ampunilah kaumku, (mereka berbuat demikian) karena mereka tidak mengetahui.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain membaca doa untuk orang yang menghina kita, Anda juga bisa menenangkan hati dengan melakukan amalan lain dengan cara bertasbih kepada Allah SWT.
Terkait dengan amalan ini, Allah SWT berfirman, yang artinya,
“Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Rabbmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang.” (QS. Thaha: 130). “Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah sambil memuji Rabbmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya). Dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari dan setiap selesai salat.” (QS. Qaaf: 39-40).
Dalil tentang Buruknya Menghina Orang Lain
Menghina dan merendahkan orang lain adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam. Bahkan Allah SWT berfirman dalam salah satu ayatnya yang berarti,“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok). Dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri (maksudnya, janganlah kamu mencela orang lain, pen.). Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar (yang buruk). Seburuk-buruk panggilan ialah (penggilan) yang buruk (fasik) sesudah iman. Dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim.” (QS. Al-Hujuraat: 11).
Kemudian dalam riwayat dari sahabat ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, beliau ditanya tentang ucapan seseorang kepada orang lain yang berbunyi, “Wahai orang fasiq!”; “Wahai orang jelek!”; maka beliau radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Itu perbuatan buruk, terdapat hukuman ta’zir [1], namun tidak ada hukuman hadd [2] untuknya.” (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi, dan dinilai hasan oleh Al-Albani).
Jangankan mencela sesama manusia, bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga melarang kita untuk mencela binatang hingga angin.
Hal ini tergambar dalam riwayat dari sahabat Zaid bin Khalid radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah Engkau mencela ayam jantan, karena sesungguhnya ayam jantan itu yang membangunkan kalian shalat.” (HR. Abu Dawud, dinilai shahih oleh Al-Albani).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
”Janganlah kamu mencaci maki angin.” (HR. Tirmidzi, Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Cara Menyikapi Hinaan dari Orang Lain
Selain membaca doa ketika kita dihina orang, tentu hal itu perlu tidak lanjut yang bisa kita tunjukkan dengan sikap nyata. Adapun cara bersikap yang benar dalam menghadapi hinaan adalah sebagai berikut:1. Tidak Membalas Hinaan
Selain membaca doa ketika kita dihina orang, penting untuk membalasnya dengan kebaikan, minimal dengan tidak membalas hinaan mereka dengan hinaan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:
وَإِنِ امْرُؤٌ شَتَمَكَ وَعَيَّرَكَ بِمَا يَعْلَمُ فِيكَ فَلاَ تُعَيِّرْهُ بِمَا تَعْلَمُ فِيهِ فَإِنَّمَا وَبَالُ ذَلِكَ عَلَيْهِ
Artinya: “Bila ada seseorang yang mencaci dan mencelamu dengan aib yang ada padamu, janganlah engkau membalas mencelanya dengan aib yang ada padanya, karena dosanya akan dia tanggung.” (H.R. Abu Dawud)
Dari penjelasan di atas, sangat jelas bahwa ketika seseorang menghina kita, sebaiknya kita tidak membalasnya dengan hinaan. Sebab, tindakan tersebut akan mengakibatkan dosa-dosa kita bertambah. Justru jika kita membalasnya dengan hinaan, kita akan terjerumus dalam dosa yang sama dengan orang yang menghina kita. 2. Kelola Amarah
Sebagian besar orang pasti akan marah ketika mendapatkan penghinaan. Hanya saja itu bukan reaksi yang tepat untuk menghadapi hinaan. Sebab, amarah hanya akan menunjukkan lebih banyak hal buruk tentang diri kita.
Amarah hanya akan menunjukkan bahwa kita adalah pribadi yang tidak memiliki kesabaran. Tersinggung dan marah hanya menunjukkan kalau diri kita adalah manusia yang lemah karena kita tidak punya kendali pada diri kita, termasuk emosi kita.
Tersinggung dan marah juga menunjukkan bahwa kita telah dikendalikan oleh faktor luar, dalam hal ini adalah hinaan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melatih diri agar dapat mengontrol emosi, sehingga kita dapat memiliki kendali terhadap diri kita sendiri sehingga dapat menahan atau mengendalikan amarah.
Selain menunjukkan menunjukkan kelemahan kita, tersinggung dan marah jugg berisiko untuk menyebabkan lebih banyak konflik. Saat bertindak karena amarah, kita tidak benar-benar berpikir jernih. Akibatnya, kita sering mengambil keputusan yang salah, sehingga lebih banyak masalah yang muncul di kemudian hari. 3. Mencoba Memahami Orang Lain
Seperti dalam doa ketika dihina orang, Nabi Muhammad SAW memohon kepada Allah SWT memberikan ampunan pada kaumnya yang menghina beliau. Alasan Rasulullah SAW memohonkan ampun karena beliau mengerti karena orang-orang menghinanya tidak mengerti tentang ajaran yang didakwahkan.
Terkadang, orang tidak benar-benar menyadari perilakunya, sehingga mereka mungkin membuat komentar negatif yang dapat mengubah sikap positif orang lain tanpa mereka sadari.
Faktanya, mereka mungkin hanya memproyeksikan ketakutan dan prasangka mereka sendiri kepada kita. Cara menyikapi penghinaan semacam itu bisa dilakukan dengan hanya menerima bahwa apa yang dikatakan orang itu berbicara tentang situasi yang dia hadapi, tetapi tidak harus tentang situasi kita. Dengan demikian, Anda akan memiliki empati yang lebih besar untuk orang lain dan tidak akan membiarkan komentarnya menyakiti kita.