Kisah Panji Laras Pemilik Ayam Jago yang Selalu Menang Tarung, Hobi Bagikan Uang dan Kepingan Emas kepada Fakir Miskin
Pemuda dari pedepokan di tengah hutan punya ayam jago yang selalu menang tarung. Ia menerima banyak uang dan emas, tapi memilih memberikan kepada orang miskin.
Sikap Panji Laras ini pun mencuri perhatian raja.
Kisah Panji Laras Pemilik Ayam Jago yang Selalu Menang Tarung, Hobi Bagikan Uang dan Kepingan Emas kepada Fakir Miskin
Sosok Panji Laras termasuk salah satu tokoh di Pulau Madura yang dihormati. Semasa hidupnya, sosoknya mencuri perhatian banyak pihak, termasuk raja yang berkuasa saat itu. Hal ini terjadi karena Panji Laras punya ayam jago yang selalu menang saat bertarung.
-
Siapa pemenang arisan Geng Lesti Kejora? Akhirnya, saat yang dinantikan tiba ketika pemenang arisan untuk hari itu diumumkan. Besar hadiah dari arisan tersebut belum terungkap. Antusiasme saat menunggu pengumuman pemenang selalu diabadikan dengan ramai. Ternyata, pemenang dari arisan pada hari itu adalah Shania.
-
Siapa yang memenangkan arisan? Pada kesempatan ini, MUA Marlene Hariman menjadi pemenang arisan dan disambut dengan sorakan gembira dari anggota yang lain.
-
Bagaimana Si Kantan menjadi kaya? Benar adanya, bambu-bambu tersebut dijual dengan harga selangit, membuat diri Si Kantan jadi kaya raya.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Siapa yang punya ayam cemani? 'Orang dari China, Taiwan, Thailand, kemudian dari Belanda juga pernah datang kesini untuk mengambil telur ayam cemani dari peternakan kita,' ujarnya.
-
Apa yang membuat Kasadi sukses ternak ayam? 'Yang awalnya 25 ekor terus berkembang sampai saat ini ada lima ribu ekor ayam yang tersebar di seluruh kecamatan di Indramayu,' katanya.
Panji Laras tumbuh sebagai anak yang cerdas. Suatu hari saat tengah bermain di halaman pedepokan, ada seekor burung elang terbang rendah menghampiri Panji Laras. Elang tersebut melepaskan seekor anak ayam jantan di halaman pedepokan.
Sebelum terbang tinggi, sang elang berpesan agar Panji Laras memelihara anak ayam jantan itu dengan baik. Sang elang juga mengatakan bahwa kelak ayam jantan itu akan membantu Panji Laras.
Panji Laras sangat sayang dengan anak ayam itu. Ia memeliharanya dengan baik, memberi makan dan minum setiap hari. Anak ayam itu pun akhirnya tumbuh menjadi seekor ayam jago yang sehat dan kuat.
(Foto: Freepik)
Versi Lain
Sementara itu, situs Kemdikbud RI menyebut Panji Laras lahir dari rahim Centil Kuning, cucu seorang nenek tua yang tinggal di pedepokan tengah hutan.
Suatu hari, Panji Laras melihat seekor burung elang memutar di atas rumahnya sambil mencengkeram sebutir telur. Seiring waktu, telur itu menetas menjadi seekor ayam jantan yang diberi nama Cinde Laras.
Berkelana
Saat usianya sekitar 10 tahun, Panji Laras meminta izin kepada ibu dan kakeknya untuk pergi ke kota raja. la mengaku sedang bosan berada di tengah hutan. Berbekal restu dari ibu dan kakeknya, Panji Laras berangkat ke kota raja membawa ayam jagonya.
Sesampainya di alun-alun istana, Panji Laras melihat banyak penyabung ayam tengah mengadu ayam jagonya. Ia pun ikut dalam permainan sabung ayam tersebut. Cinde Laras, ayam jago milik Panji berhasil menumbangkan puluhan jago lain. Panji Laras memperoleh hadiah uang dan kepingan emas dalam jumlah cukup banyak.
(Foto: Liputan6.com)
Panji Laras membagi-bagikan uang dan kepingan emas kepada fakir miskin. Orang-orang yang menyaksikan sikap Panji Laras pun heran. Seorang pengawal raja yang menyaksikan pertunjukan sabung ayam akhirnya melapor kepada sang raja. Mendengar cerita pengawalnya, raja berniat mengadu ayam jago miliknya dengan Cinde Laras.
(Foto: Freepik jcomp)
Pertarungan
Panji Laras menerima tawaran raja untuk mengadu Cinde Laras dengan ayam jantan terbaik istana. Sang raja pun bertitah, jika Cinde Laras menang, seluruh uang raja akan menjadi milik Panji Laras. Sementara itu, Panji Laras menyatakan siap berkorban nyawa jika ayam jago miliknya kalah.
Setelah melalui pertarungan sengit, Cinde Laras akhirnya menang. Ayam jago itu kemudian berkokoh mengungkap sosok Panji Laras. Kokokan itu seolah ditujukan kepada sang raja.
Penasaran dengan kokokan Cinde Laras, sang raja diam-diam mengikuti Panji Laras menuju pedepokan di tengah hutan. Sang raja kemudian melihat sosok ibu dan kakek Panji Laras dan terkejut. Ia pun akhirnya tahu bahwa Panji Laras adalah darah dagingnya.
Sang raja pun meminta maaf kepada ibu Panji Laras karena telah lama meninggalkan keluarga kecilnya di pedepokan tengah hutan. Ia juga meminta maaf kepada Panji Laras.
Usai pertemuan haru tersebut, sang raja memboyong istri, anak, serta mertuanya ke istana.